Love In Dubai

1.3K 55 0
                                    

Kicau burung terdengar seperti irama yang menemani langkah kaki ketiga ibu hamil, ditengah peluh ketiganya bersenda gurau bersama.

"Neng, apa orangtua kamu gak nyariin?" Bi Isah menyelang pertanyaan yang jadi biang gosip di kampung Pancalikan.

"Saya gak tau Bi, ini aja udah gak ada kabar. Lagipula ke kota aja kita jauh, bagaimana saya bisa ngabari orang rumah?" pertanyaan yang justru Basant tujukan pada dirinya sendiri.

Rasa sakit hati yang justru mendominasi dirinya sejak penculikan itu terjadi. Basant selalu mempertanyakan kenapa? Siapa? Betapa tak memiliki hati orang yang telah menyandranya. Dan bagaimana mungkin Farlan lelaki yang telah menikahinya, dan menyatakan cinta padanya sama sekali tak mencarinya. Apa dia dalang dari semuanya? Sebab selama ia disandera nama Farlan begitu sering ia dengar menjadi topik pembicaraan mereka.

"Ya sudah, sekarang kita cepet ke posyandu. Kata Bu Bidan, ada penyuluhan di sana semoga saja ada program baru yang menguntungkan ibu dan anak." Basant hanya mengangguk dan mengikuti kedua ibu hamil yang beruntung karena memiliki suami yang mencintai dan menafkahi mereka.

Jarak kampung Pancalikan ke kampung Panineungan membutuhkan tenaga ekstra bagi Basant yang terbiasa naik turun kendaraan. Sedangkan di sana kendaraan umum masih sulit dan lama jika harus menunggu.

"Kamu gak mau istirahat dulu Neng?" Basant menggelengkan kepala, ia ingin cepat sampai dan istirahat sepuasnya di sana. Jarak 4 km dan ditempuh dengan berjalan kaki begitu menyiksa. Namun tidak bagi masyarakat setempat yang terbiasa ke ladang dengan berjalan bahkan ke pasar pun mereka berjalan setengah jalan untuk mengurangi mahalnya harga angkutan umum.

"Teh, apa saat lahiran kita membutuhkan biaya besar?" Basant menatap Imas yang sama seperti dirinya penuh dengan peluh.

"Ada Neng, program pemerintah. Tapi kan harus sama surat-surat lengkap juga bikinnya." Basant langsung terdiam. Ia merasa serba salah, di sisi lain ia tak ingin menyusahkan Pak Aji ayah angkatnya, tapi ia pun tak mampu menanggung biaya persalinannya kelak. Walau masih menunggu 4 bulanan lagi tetap saja ia harus mempersiapkan segalanya dari awal.

***

Bandara Soekarno Hatta selalu terasa padat dan ramai oleh wisata lokal ataupun mancanegara. Farlan terlihat digamit Alisa yang mengenakan dress merah muda.

Di belakangnya sekitar 10 lelaki berbadan kekar mengawal mereka. Banyak pasang mata dengan tatapan masing-masing melihat pada mereka. Sedangkan Farlan terlihat acuh tak acuh saja. Buatnya itu adalah pandangan biasa ia dapat setiap berada di muka umum. Ia tak bisa menanggung apa yang akan terjadi, andai para pengawal tak mengikutinya. Terlebih sekarang Alisa satu-satunya wanita setia yang tulus disisinya tengah mengandung putra mahkotanya.

Tak akan ia ulang kejadian 4 bulan yang lalu, dengan memberikan hatinya pada wanita manapun lagi. Baginya, Alisa hanya akan menjadi ibu dari Putranya. Sedang hatinya, hanya milik wanita yang telah tega minggat bersama mantan kekasihnya entah kemana bahkan tak ingin ia mencari tahu keberadaan wanita yang memporakporandakan perasaannya.

Doble up yups😅. Bonus buat kalian yang setia baca walau aku sulit buat up sesuai janji. And makasih buat kalian yang mau baca saja tanpa meninggalkan jejak. It's ok wae, yang penting kalian suka. Dan karena ini doble jadi cuma dikit😂

Love In DubaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang