love In Dubai

1.7K 67 3
                                    

Alhamdulillah minggu lalu cuma masuk 42 di rank. Tapi barusan ku tengok masuk 19. Bukan rank yang kuutamakan namun ternyata itu bisa bantu membakar semangat aku buat terus lanjut.

Basant tengah bersiap di depan cermin. Pakaian casual dengan kaus pendek putih dipadukan celana jeans pendek sepaha membuat penampilannya lebih seksi karena rambut panjangnya yang diikat kuda mempertontonkan leher jenjang mulusnya yang menggiurkan.

"Nah, selesai." ucapnya merasa puas setelah memoleskan lips tin pada bibir merah mudanya.

Farlan menatap istrinya dengan memberenggut, ia tak suka jika ada orang lain melihat keseksian Basant.

"Kamu tuh suka banget ya, liatin tubuh kamu sama orang lain?" mendapat pertanyaan yang aneh membuat Basant langsung menatap Farlan dengan bingung.

"Loh emangnya aku salah apa? Cuma pake kaus doangkan? Gak pake gaun belahan dada." Farlan kembali mendengkus dengan menghampiri Basant.

"Kamu gak liat? Bra kamu keliatan. Udah gitu dada kamu juga menyembur keliatan transparan banget kaos itu. Aku gak suka ada yang liat milik aku jadi tontonan banyak orang. Kamu itu hanya milik aku." Basant langsung tersenyum mendengar nada bicara Farlan yang bernada cemburu.

"Lan, kan aku tutupi pake syal juga jaket tebal panjang kayak begini. Apa perlu aku pake cadar sekalian, biar kamu gak cemburu?" Basant cekikikan saat tangannya menyampirkan syal yang memang belum ia kenakan.

"Siapa juga yang cemburu?" Farlan mengelak, "lagian kenapa kamu gak bilang kalo bakal pake luaran lagi?" ia masih saja mencari alasan.

"Ya kali aku siap keluar gak pake jaket di cuaca ekstrim kayak di negara ini? Di Indonesia ataupun Dubai kan gak ada salju, ada juga cuma di dalam mall. Malah ku aja belum pernah datang langsung berselancar di atas salju buatan di mall itu." Basant justru jadi curhat.

"Ya sudah setelah kembali nanti, kamu bisa bermain salju sepuasnya. Karena mall itu milikku." Basant hanya bengong tak percaya mendapat jawaban Farlan. Ia sih dia tau jika Farlan terlahir dari keluarga kaya, tapi masih saja ia tak percaya dia Farlan adalah suaminya.

"Kenapa? Masih kurang? Kalo kamu mau aku bisa buatkan hujan salju buatan di rumah kita nanti. Supaya kamu bisa lebih puas lagi main salju." tak akan habis jika mendengar ucapan Farlan, yang Basant akui bukan hanya asal bicara. Farlan bisa mewujudkan semuanya.

"Iya, iya aku percaya kok. Tapi gak usah sampe bikin salju private di rumah. Ku gak mau mati kedinginan." Basant bergidik ngeri membayangkannya.

"Ya udah, mobil jemputan sudah menunggu di lobi. Kita berangkat sekarang." Basant mengangguk dan berjalan berdampingan dengan Farlan tangan mereka saling bertautan seakan tak ingin terpisahkan.

Saat berada di lobi untuk cek out, tanpa mereka sadari ada dua pasang mata yang tengah mengawasi keduanya.

"Liat saja senyum kalian tak akan lama lagi akan ku buat tangis tanpa henti. Sampai kalian berharap mati adalah jalan keluar terbaik."

Sebagai tanda terima kasih buat kalian yang setia vote jangan lupa comment buat kritik saran jika cerita ini kurang greget.

By next mulai kita masuk ke acara yang cukup menegangkan ya.

Love In DubaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang