Love In Dubai

1.7K 56 1
                                    

Jika kita ke Bandara dan akan melakukan penerbangan, pastilah banyak aturan yang harus kita urusin. Dari mulai cek paspor plus tiket, lalu cek imigran, dan terakhir harus membuka barang-barang logam yang terpasang di tubuh termasuk buka sepatu yang bikin kita berpikir mau naik pesawat apa mau masuk jamban ya?

Tapi tidak dengan yang di lakukan Basant juga Farlan saat ini. Ketika mobil membawanya ke Bandara dan sampai lalu turun keduanya langsung di sambut tiga orang berdasi dengan tubuh atletis yang membuat Basant mau tak mau terpukau menikmati pemandangan gratis 'Dan nikmat Tuhan mana yang engkau dustakan' namun hal itu tak berjalan lama sebab dalam hitungan detik jemari Farlan sudah bertengger dengan jahatnya menghalangi mata Basant untuk terus memandang. Malah Farlan dengan sengaja menggendong Basant seperti kuli memikul kantung beras, Bangke.

Basant terpaku kembali saat mereka melewati deretan cewek cantik yang menanti di meja pemeriksaan paspor, dan kembali diam saat mereka juga tak melakukan pemeriksaan timbangan bawaan koper yang berjumlah 25 koper besar milik Basant. Setelahnya tak ada drama membuka ono ini juga harus membuka sepatu. Mereka berlima langsung jalan lurus cantik melewati semuanya hingga berada di depan pintu kaca besar yang mempertontonkan sebuah Jet besar dan mewah.

"Lan, kita naik itu?" Basant menunjuk dengan dagunya pada sumber pertanyaan yang hanya segelintir yang bisa ia tanyakan.

"Iya, masa kita naek dokar?" mendengar jawaban ketus Basant hanya memberenggut.

"Ya Allah mimpi apa aku semalam? Bisa naik pesawat mewah begini." Basant terperangah takjub menatap isi pesawat yang lebih menyerupai ruangan mewah yang terdapat bar di dalamnya juga sebuah kamar luas dengan kamar mandi tanpa penghalang du dalamnya.

"Kita bisa kembali bercinta di sini," ucapan Farlan yang tak bisa dikatakan berbisik itu membuat Basant malu dan langsung menunduk.

Tak hanya Basant yang tertunduk, juga dua pramugari yang berada di belakang mereka juga tertunduk dan kaget mendengar ucapan Farlan sang bos yang sebelumnya mereka tak pernah tau kelakuan bos gilanya.

"Ngapain kalian masih di sini?" Farlan mengangkat sebelah alisnya kepada kedua pramugari itu,

"Maaf, Tuan, Nyonya." kedua pramugari itu membungkukkan tubuhnya lalu pergi dari kamar mereka.

"Ya ampun, Lan. Galak banget kamu sama mereka." Farlan hanya mengendikkan bahunya.

"Aku gak peduli, yang penting sekarang kita buat anak lagi," Basant langsung bergidik, "perjalan yang panjang, jadi kita bisa melakukannya sampai lemas." Farlan tersenyum menggoda sedangkan Basant hanya termangu dengan kata-kata suaminya.


                  ****

Keduanya sampai kurang lebih pukul 7 malam waktu UAE. Mereka langsung menuju mobil yang sudah menunggu.

Deerrrt ... drrrttt ....

Suara getaran hp Farlan membuat langkah keduanya terhenti.

"Hallo," terlihat air muka Farlan menegang.

"Ok. Aku kesana sekarang," Farlan menatap Basant dengan tatapan yang tak bisa ia baca.

"Ada apa?" Basant mencoba mencari informasi.

"Ada sedikit masalah, kamu pulang saja lebih dulu dengan supir. Nanti aku pulang agak malam." belum Basant memberi jawaban apapun, Farlan sudah lebih dulu melesat menuju mobil sport yang menantinya di depan airport.

Basant termenung melihat sikap Farlan yang berbeda. Terlebih ia merasa the javu atas apa yang sekarang ia alami. Belum juga ia mengerti apa yang terjadi, sebuah tepukan mengagetkannya dan membuat ia pingsan tak mengingat apapun.

Cuma dikit tapi next part mulai konflik sesungguhnya.

Love In DubaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang