Love In Dubai

1.3K 56 0
                                    

"Nak, dimakan dulu sarapannya. Ini bapa beliin nasi uduk kesukaan kamu." Pak Aji menyiapkan tiga bungkusan kertas nasi di atas meja.

"Wah bapa kenapa repot-repot? Basant kan bisa bikin nasi goreng buat sarapan kita." Basant duduk dengan hati-hati. Perutnya sudah mulai membuncit membuat tubuhnya terlihat lebih berisi.

"Gak apa-apa San, lagi pula adik kamu yang tadi merengek minta dibeliin nasi uduk. Katanya buat rayain dede utun yang udah empat bulan." Basant tersenyum dan mengelus Amel dengan sayang.

"Makasih pa, tanpa bapa sama Amel aku gak tau harus berbuat apa sekarang. Bahkan mungkin nyawaku sudah tidak tertolong saat ini," air mata Basant menetes tanpa ia mau.

"Jangan bicara begitu, kamu itu putri bapa juga Basant dan ini," Pak Aji mengelus perut buncit Basant dengan sayang, "dia adalah cucu pertama bapa, anak yang akan membahagiakan hidup kamu selamanya,"

Basant langsung memeluk pak Aji dengan terus menangis haru, "Amel juga mau dipeluk," gadis remaja seusia Sunset ikut merangkul ditengah-tengah rasa haru mereka.

             ***

"Bagaimana Bos, ni cewek mau kita apakah?" terdengar suara salah satu penculik bertubuh tambun berbicara pada temannya.

"Misi selesai, jadi kita buang saja ke hutan. Untuk membuang bukti dan jejak." Deg, tubuh Basant terasa lemas saat mendengar percakan mereka.

"Ok lah, kita buang saja di daerah Sukabumi sana. Jadi jauh dari jangkauan pihak berwajib."

Hay gues maaf baru up lagi dan sedikit banget. Karena kondisi hamil masih dalam masa emosi tak terkendali.

Btw jangan lupa mampir ke cerita baruku juga ya. Ocean, ada drama yang tak akan terbaca sama kalian perjalanan kisahnya.

Love In DubaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang