A

109 7 2
                                    

"Nak,apa kau mau ikut ayah ke London lusa ?" tanya ayahku,Jemmie.

"Buat apa ? Nggak !"

"Ayah tanya baik-baik,tak perlu meninggikan suaramu !"

"Yang punya mulut tuh siapa ?"

"Jaga omonganmu.Kau itu anakku ?"

"Bodo !"

"Huuh,ayah harus ekstra sabar menghadapimu !"

"Apa peduliku ?"

"Huuh....jika kau berubah pikiran temui ayah di kamar !"

"Lagian kalau aku pergi siapa yang akan menjaga Kim !" gumamku pelan.

"Astaga !"ucap ayah sebelum ia menutup pembicaraan payah ini.Ia pergi ke kamarnya dan meninggalkanku di ruang keluarga bersama Kim dan tv.

Kalian pasti belum tahu namaku.Sabar.Kalian juga akan tahu.Tunggu saja,ayah,ibu atau siapapun memanggilku.

"Kim,aku rela tidak ikut dengan ayah karena ingin menjagamu di sini.Jadi kau tidak boleh nakal selama paman Louis di sini,oke !"ucapku pada kucing betina kesayanganku,Kimberly.

"Meooung !"

"Kucing pintar !"

Paman Louis adalah paman yang paling dekat denganku,melebihi ayah dan ibuku.Aku sering sekali menceritakan masalah atau apapun kepadanya.Dia amat pengertian,baik,lembut,dan cepat mengerti dari ekspresi.

Di samping paman Louis,ada Greg,sahabat karibku.Dia tak kalah pengertian dengan paman Louis,tapi sayangnya dia playboy tingkat tinggi.Hanya dengan satu kedipan mata,semua gadis di SMA nya langsung menjerit histeris.Kami memang satu sekolah,tapi tidak satu kelas.Greg sering datang ke rumahku jika ada waktu,aku juga sering datang ke rumahnya jika pekerjaanku tak banyak.Ayah dan ibuku serta pelayan di rumah ini sangat menerima kehadiran Greg.

Greg terkenal ramah,sopan,baik dan humoris di mata keluargaku.Memang kenyataannya begitu.Dibanding dengan sifatku yang dingin ini.

Tak pernah sekali aku merasakan jatuh cinta.Paling hanya sekedar suka,tak ada rasa lain.Banyak gadis yang menginginkanku menjadi kekasihnya.Tapi kutolak mereka dengan sifat dinginku sehingga mereka tak pernah lagi menggangguku.Aman juga hidupku,tapi masih saja ada gadis baru.Huuh,biarlah.

Mereka hanya ingin hartaku,tak tulus mencintaiku.Dasar cewek matrealistis,alay+lebay.

"Calvin,apa kau mau makan sekarang ? Tuan dan nyonya sudah menunggumu di meja makan untuk makan malam!"tanya pelayan perempuan rumah ini.Avril Lavigne,atau kupanggil bibi Avril.Dia sudah biasa menanggapi sifat dinginku ini.

"Ayah dan ibu,tumben sekali.Biasanya mereka makan berdua di kamar.Katakan pada mereka aku kenyang !"

"Tapi Cal----"

"Pergilah,jangan ganggu mood ku malam ini !"

"Hem,oke!"

Sekarang kalian tahukan namaku.Biar kujelaskan secara detail.Namaku Calvin Harris,aku seorang pelajar kelas 3 SMA.Aku akan melanjutkan kuliah setelah lulus SMA di Universitasnya kak Selena.Aku lahir di Amerika,16 September,jangan tanya tahun berapa aku lahir.Umurku sekarang 17 tahun.Nama ayahku Jemmie Harris,ibuku Harvala Harris,dan aku Calvin Harris.

Kami ini seperti keluarga Harris bukan,hahaha kalian salah.Kami keluarga yang tak harmonis.Kami keluarga yang tak saling memperhatikan.Kami bebas melakukan apa saja yang kami mau.Termasuk bebas untuk tak saling bercakap satu sama lain.Aku jarang sekali berbicara sama ayah ataupun ibu.Aku hanya dekat dengan paman,kakak tapi bukan kandung,dan teman saja.

"Ke mana Calvin ?" suara ayahku yang masih bisa kudengar dari ruang keluarga.

"Katanya dia sudah kenyang tuan !"

"Ooh,ini pasti rencananya lagi.Sampai kapan sih dia bersikap dingin seperti itu ?"

"Sudahlah.Kalau dia sudah jatuh cinta,sikapnya juga akan berubah !" ucap ibuku menenangkan ayahku.

"Kau benar.Huuh,...aku bingung dengannya !"

"Sabar.Tunggu saja waktu yang tepat !"

Merekapun makan malam berdua di meja makan.Aku tak menggubrasnya dan menambah volume tv ku.Kim sedang tidur di sofa di sampingku.Kuselimuti badannya dengan selimut khusus untuknya.Itu dari kak Justin Bieber,kekasih kak Selena.

Ini story ketigaku.Kuharap kalian senang membacanya.Thanks........

I Found You [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang