X

18 1 1
                                    


"A-ayah.M-maaf...kan...aku !"

"Sayang,kau tidak salah sayang.Maaf kan ayah juga yang sudah membuatmu masuk ke perangkap kakek tua itu.Maaf kan ayah,sayang,maaf !" ucap ayahku yang sudah bercucuran air mata.

"Ayah,...se...kali lagi... aku....minta....ma....af !"

"DASAR,KAKEK TUA NGGAK BERGUNAAAAAA!"

Teriak ayahku yang bangkit.Penglihatanku sedikit buram.Aku tak bisa melihat dengan jelas.

Tapi,hebat juga ayahku.Ikatan di tubuh dan tangannya bisa lepas akibat amarahnya.Wow....

"Wow wow wow !" ucap Albert sambil membelalakkan matanya.

Ayahku bangkit dan mendorong kakek tepat menabrak tembok.Ayah mencengkeram leher kakek sampai kakek kesulitan untuk bernafas.Albert hanya diam,melihat bossnya diterkam.

"Asal kau tahu saja pak tua.Aku sudah menepati janjimu untuk tidak membawa anak buahku.Tapi kenapa kau MENYAKITI PUTRIKU,HA ?" ayahku semakin mengeraskan rahangnya.Dia sangat marah pada kakek.Tak kusangka ayah begitu menyayangiku.Perasaan salah kembali menghampiriku.

Kakek Galva tak bisa menjawab.Dia berusaha melepas cengkeraman ayahku.Pistol yang dia genggam jatuh karena dorongan ayahku yang kuat.

"Kau bodoh kakek tua,kau sangat bodoh.Kau pembohong besar.Kau tak bisa menepati janjimu.Kau sangat rendah Galvatron.Kau sangat----awwh,awhhh ssh !"

Albert menyayat lengan ayahku sampai mengeluarkan darah.Ayahku langsung melepaskan cengkeramannya dan memegangi luka sayatannya.

Ayah duduk lemas menahan rasa sakitnya.

***Author***

Aku akan melanjutkan Ariana POV.

Levine terdiam.Menahan sakit yang dia rasakan.

"Hay kau,kenapa kau tak langsung menusuknya saja,ha ? Apa kau kasihan padanya ?" ucap kakek pada Albert setelah lolos dari cengkeraman Levine.

"Maaf .Aku hanya menyisakannya untukmu.Kau saja yang membunuhnya,bagianku kan Ariana.Ini,cobalah kau pakai pisau.Jangan pistol terus !"

"Thanks Albert.Kau benar,tak sempurna rasanya jika kau yang membunuhnya.Dan sekarang,aku akan membunuhmu !"

Kakek mengarahkan pisau yang dia pegang ke arah Levine.

"AYAH.....!" teriak Ariana.

Dan yap,dengan mudah Levine menangkis tangan kakek yang memegang pisau.Padahal sedikit lagi pisau itu tepat mengenai wajahnya.Tinggal beberapa centi saja.Dan wajah kakek tepat di hadapan Levine,sangat dekat.

"Kau tak bisa membunuhku pak tua !"

"Aku tetap akan membunuhmu Levine !"

"Umm apa perlu kubantu ?" ucap Albert di tengah persaingan mereka.

"Tak usah.....aku....akan...menghabisi dia...sendiri !" ucap kakek yang mulai ngotot.

"Kau tak akan bisa membunuhku !"

"Ayah.....!" ucap Ariana lemah melihat ayahnya yang sedikit lagi kalah.

"Om.....!" ucap Calvin.

Sontak,semua orang menatap Calvin termasuk kakek Galva,Levine dan Albert.Hening,sesaat setelah Calvin memanggil Levine 'om' keadaan menjadi hening.

Levine yang sadar,membalikkan pandangannya ke arah kakek dan menendangnya.Kakek terpental ke arah tembok.Levine bangkit lalu menyerang Albert.

Albert yang masih fokus pada Calvin kaget dan nyaris terbunuh.Sayatan pisau mengenai pipi dan dahinya.Dia meringis kesakitan.Levine terus saja menendangi Albert sampai dia tidak berdaya.

I Found You [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang