W

18 3 0
                                    

Sementara itu,kakek yang lagi-lagi sedang menelpon partnernya merasa sedikit cemas.Karena apa ? Karena dia takut Levine membawa anak buahnya.

"Hei Albert,kenapa perasaanku nggak enak.Aku merasa rencanaku malam ini akan gagal !"

"......"

"Entahlah,tapi aku merasa sangat yakin.Tapi kau tahu tidak,aku takut karena Levine mengingkari janjinya.Di satu sisi,aku juga merasakan sesuatu yang lebih parah dari itu.Aku merasa aneh dengan rencanaku !"

"......"

"Kau benar,ini hanya perasaanku saja.Aku tak boleh terpengaruh sampai aku membatalkan rencanaku.Terimakasih saranmu,kutunggu kau jam 2 pagi di rumahku "

"....."

Tut.....tut......

Kakek Galva pun tersenyum,seperti senyum kemenangan.Dia merasa rencananya akan berhasil walaupun ada rasa lain yang menghalanginya.

•01.45 malam•

Kakek sedang bersiap-siap menunggu partnernya datang.Sementara itu Ariana sedang berada di kamarnya.

Kakek menunggu partnernya itu di teras rumahnya.Tak lama kemudian sebuah mobil hitam berhenti di depan rumahnya.Benar saja,dia partner yang kakek tunggu.

Langsung saja kakek mengambil tas yang dibawa partnernya itu.Tas itu berisi senapan dan pisau.

"Kau sudah memeriksa semua senjata ini kan?" tanya kakek Galva.

"Siip,beres! Kita tinggal dorr,dorr,lalu eek.Dan kau bisa membayarku setelah itu.Aku tak sabar ingin menikahi pacarku !"

"Sudahlah.Kita masuk sebelum ada orang yang tahu !"

"Oh ya kek,apa Ariana sudah tidur ?"

"Sudah kayaknya.Ini kan sudah jam dua lebih sedikit.Mungkin dia sudah tidur.Tapi Calvin,dia dari tadi belum tidur.Merepotkan sekali bocah itu !"

"Kau tenang saja.Asalkan Ariana tidak mendengar suara Calvin,semua itu akan aman-aman saja !"

"Kau benar !"

Mereka pun mengobrol di ruang keluarga sambil menunggu Levine datang.Mereka tak sabar ingin menghabisi Levine.

Sementara itu,Ariana yang berada di kamarnya sedang menangis.Dia menangisi ayahnya,nasibnya dan....Calvin.

Ariana duduk di ranjang sembari menenggelamkan kepalanya di pelukannya.Ia sangat mengkhawatirkan semuanya.

"Tidak,aku tidak boleh cengeng.Aku tak boleh menyerah.Sebisa mungkin aku kan menyelamatkan ayahku.Aku salah tak mempercayai perk----"gumam Ariana.

"Tolong! Ariana,di mana kau,uhuk...uhuk.Ariana,bantu aku.Ariana Grande.....!"

Ariana terdiam mendengar suara yang sepertinya dia kenal.Suara itu lagi-lagi berasal dari kamar kakek Galva.Dia sedikit ragu untuk menguping di balik tembok kamar kakek.

Akhirnya,dia pun bangkit dan mendekati tembok yang menjadi pembatas kamarnya dan kakek.

"H-hallo ! Kau mendengarku ?"

Sementara itu,Calvin yang berbaring lemah terkejut mendengar suara Ariana dari balik tembok.Walaupun tangan Calvin sudah tidak diikat,tapi dia kesulitan membuka ikatan kaki dan tubuhnya.

"Ar-Ariana,ini aku Calvin Harris.Kau mendengarku,Ar ?"

"K-kau,si-siapa ?"

"Ar,aku Calvin.Aku Calvin Harris temanmu !"

"CALVIN HARRIS,KAU DI DALAM ?"ucap Ariana yang berteriak karena terkejut.

"Iya,ini aku.Tolong aku Ar !"

I Found You [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang