JATUH [Book 1] ✅

Bab 8

.

.

.

Rumah itu sekali lagi berantakan ketika Taehyung bangun keesokan harinya. Kali ini dia memilih untuk meninggalkan semua kekacauan itu dan bergegas pergi bekerja. Tentu saja lasannya sebab dia tidak ingin terlambat. Taehyung membutuhkan pekerjaan ini sekarang lebih dari apa pun. Ayahnya belum menelepon untuk memeriksanya dan Taehyung cukup yakin jika Jungkook tidak berbicara dengan ibunya atau ayah karena ia tidak mengatakan nya. Taehyung sendiri tidak ingin bertanya padanya karena dia tidak ingin kemarahan Jungkook pada ayahnya malah akan berimbas pada dirinya sendiri.

.

Karena bagaimanapun juga, Di suatu saat Jungkook akan meminta Taehyung pergi saat dia kembali ke rumahnya hari ini. Well, Jungkook tampaknya benar-benar tidak senang pada Taehyung ketika ia bergegas keluar dari kamar tadi malam. Dan Taehyung membalas ciumannya ditambah mengisap bibirnya. Oh Tuhan apa yang Taehyung pikirkan? Ha, dia tidak bisa berpikir. Itulah masalahnya. Bau Jungkook sangat menyenangkan dan terasa sangat enak dan hal itu cukup untuk dijadikan alasan kenapa Taehyung tak mampu untuk mengendalikan diri. Sekarang,bisa saja dia akan menemukan tasnya di teras ketika pulang bekerja. Setidaknya, Taehyung punya uang untuk tinggal di sebuah motel.

.

Maka, dengan mengenakan celana pendek dan kaus polo Taehyung berjalan ke depan dari kantor menuju pintu depan. Dia perlu absen dan mendapatkan kunci cart minuman. Heenim sudah berada di dalam memarahi seorang gadis.

.

"Kau tidak bisa bergaul dengan para anggota. Itulah aturan pertama. Kau menandatangani surat perjanjian Bee, Kau tahu aturannya. Tuan Namjoon datang ke sini pagi ini memberi tahu aku bahwa ayahnya tidak senang dengan kejadian ini. Aku hanya memiliki tiga cart. Jika aku tidak bisa mempercayai Kau berhenti tidur dengan para anggota maka aku harus membiarkan Kau pergi. Ini adalah peringatan terakhirmu. Apakah Kau mengerti?"

.

Gadis itu mengangguk. "Ya, Bibi Heenim. Maafkan aku," gumamnya. Rambutnya yang panjang diikat ekor kuda ke belakang dan kaus polo biru mudanya memamerkan dada yang sangat besar. Lalu ada kaki kecokelatan panjang dan pantat bulat. Dan dia adalah keponakan Heenim. Menarik.

Tatapan marah Heenim bergeser kepada Taehyung dan mendesah lega.

.

"Oh, bagus, Taehyung kau di sini. Mungkin Kau dapat melakukan sesuatu dengan keponakanku ini. Dia dalam masa percobaan karena dia tidak bisa berhenti bermain mata dengan para anggota saat dia bekerja. Kita bukan tempat pelacuran. Kita adalah country club. Aku akan memasangkan dia dengan Kau untuk minggu depan dan Kau bisa mengawasinya dengan cermat. Dia akan belajar dari Kau. Tuan Namjoon memuji mu. Dia sangat senang dengan pekerjaan yang Kau lakukan dan memintaku untuk mengijinkanmu bekerja di ruang makan setidaknya dua kali seminggu. Aku sekarang mencari pegawai yang lain, jadi aku tidak bisa untuk memecat Bee." Dia mengatakan nama keponakannya dengan geraman dan melotot ke arahnya.

.

Gadis itu menundukkan kepala karena malu. Taehyung sendiri merasa kasihan padanya. Namun, karena takut mengganggu kemarahan Heenim dia diam saja. Dia tidak bisa membayangkan sedang diteriaki seperti itu. "Ya, Bu," jawab Taehyung saat Heenim mengulurkan kunci cart. Segera mengambil kunci-kunci itu dan menunggu Bee mendekat.

.

"Pergilah dengan dia sekarang, nona. Jangan berdiri di sini dan cemberut. Aku seharus menelepon ayahmu dan mengatakan padanya apa yang Kau lakukan tapi aku tidak melakukannya karena akan membuat kakakku sakit hati. Jadi pergi lah dan pelajarilah beberapa pelajaran moral." Heenim menunjuk ke pintu dan Taehyung tidak menunggu lebih lama lagi, dengan langkah pasti Taehyung bergegas keluar pintu dan menuruni tangga.