Bab 27

7.5K 596 137
                                    

.

.

.

.

.

"Jungkook."

.

Ia mengangkat kepalanya. Wajahnya basah oleh air mata. Taehyung tidak akan menghapus mereka. Mereka mewakili sebuah tujuan. Taehyung berdiri dan melepaskan kancing kemejanya kemudian meloloskan agar terletakkan bebas diatas ranjang. Mata Jungkook tak pernah meninggalkan tubuh Taehyung. Kebingungan di wajahnya dapat diduga. Taehyung tidak bisa menjelaskan hal ini. Dia hanya membutuhkannya.

.

Mendorong turun celana panjang yang dia kenakan dan melangkah keluar dari celana tersebut. Kemudian melepaskan sepatu dan perlahan melepas celana dalam. Setelah Taehyung benar-benar

telanjang. Taehyung melangkah keatas mengangkangi kaki Jungkook. Tangannya segera membungkus di sekeliling Taehyung dan ia membenamkan wajahnya di perut polos Taehyung tanpa komando. Daerah yang basah oleh air matanya terasa dingin pada kulit menyebabkan Taehyung menggigil.

.

"Apa yang kau lakukan, Tae?" Jungkook bertanya sambil sambil sedikit menarik diri hanya agar dapat menengadah menatap Taehyung. Taehyung tidak bisa menjawab itu. Dia lebih memilih mencengkeram kemeja Jungkook dan menariknya hingga ia mengangkat tangannya, membiarkan Taehyung menariknya hingga terlepas melalui kepala dan melemparkannya ke samping.

.

Merosot hingga Taehyung terduduk diatas pangkuannya, Taehyung menyelinapkan tangan ke belakang kepalanya dan menciumnya. Perlahan. Ini adalah terakhir kalinya. Tangan Jungkook berada di rambut Taehyung dan ia segera mengambil alih. Setiap belaian lidahnya lembut dan santai. Ia tidak lapar dan menuntut. Mungkin ia sudah tahu ini adalah selamat tinggal. Itu tidak berarti harus keras dan cepat. Ini merupakan kenangan terakhir yang Taehyung akan miliki bersamanya. Tentang mereka. Satu-satunya kenangan yang tidak berisi kebohongan. Sekarang hanya kebenaran yang ada diantara keduanya.

.

"Apakah kau yakin?" Jungkook berbisik di bibir Taehyung saat dia bergoyang melawan ereksi yang mereka rasakan di bawah celana jinsnya. Taehyung hanya sanggup mengangguk. Jungkook mengangkat dan membaringkan Taehyung di atas tempat tidur sebelum melepaskan sepatu dan celana jinsnya. Ia merangkak di atas Taehyung saat wajahnya yang berbayang mengamati Taehyung dengan begitu dalam. "Kau adalah pemuda paling menawan yang pernah aku lihat. Tae."

Bisiknya saat Jungkook menghujani ciuman di wajah Taehyung sebelum menarik bibir bawah Taehyung ke dalam mulutnya dan kemudian dihisap.

.

Taehyung mengangkat pinggulnya. Dia membutuhkan Jungkook di dalam. Taehyung akan selalu membutuhkannya di dalam tapi ini akan menjadi terakhir kalinya Jungkook berada di dalam mengisi penuh dirinya. Ini dekat. Tidak akan ada yang pernah sedekat ini lagi. Tidak seorangpun.

.

Jungkook menjalarkan tangannya menyusuri tubuh Taehyung meluangkan waktu untuk menyentuh setiap bagian. Seolah-olah ia sedang menghafalkan setiap bagian yang Taehyung miliki. Taehyung melengkung ke dalam tangannya dan memejamkan mata membiarkan rasa dari tangannya menandai dirinya. "Aku sangat mencintaimu," Jungkook menyumpah saat kepalanya menunduk untuk mencium pusar.

.

Taehyung membiarkan kakinya jatuh terbuka sehingga Jungkook dapat bergerak diantaranya. "Apakah aku perlu memakai kondom?" tanyanya, bergerak kembali keatas tubuh Taehyung.

.

Ya, dia harus menggunakannya. Tidak boleh mengambil resiko. Lagi-lagi, Taehyung hanya mengangguk. Jungkook berdiri untuk mengambil celana jinsnya dan menarik keluar sebuah kondom dari dompetnya. Taehyung melihatnya merobek pembungkusnya hingga terbuka kemudian diselipkannya dari ujung kepala kejantanan hingga menutupi keseluruhan sampai pangkalnya. Taehyung tidak pernah mencium Jungkook disana, di kejantanannya. Taehyung pernah memikirkannya tetapi dia tidak memiliki keberanian.

JATUH [Book 1] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang