Bab 5

5.6K 761 68
                                    





Matahari sangat panas. Heenim tidak ingin Taehyung menguncir rambutnya karena itu akan terlihat lucu. Itu sama sekali tidak akan menjual, pikirnya. Karena para pria menyukai rambut yang tergerai berantakan. Terlihat sedikit nakal. Sayangnya bagi Taehyung hari ini sangat panas. Begitu panas sampai dia bisa melihat fatamorgana diujung lapangan golf.

Merogoh pendingin dan mengambil es batu, Taehyung menggosok bongkahan dingn itu pada leher. Membiarkannya menyelinap ke dalam baju. Hingga tak menyadari jika dia hampir berada di lubang lima belas untuk ketiga kalinya hari ini.

Tidak ada yang bangun pagi ini ketika Taehyung memutuskan keluar dari kamar. Piring-piring yang kosong masih ada di meja. Tanpa intruksi Taehyung membersihkannya dan melempar keluar makanan dipanci yang Jungkook tinggalkan sepanjang malam. Tch, sejujurnya itu membuat Taehyung sedih melihat makanan-makanan terbuang percuma. padahal baunya sangat enak semalam saat dia baru pulang bekerja.  Lantas setelah merenungkan betapa kasihan makanan-makanan itu Taehyung membuang botol anggur kosong dan menemukan gelas gelas diluar disamping meja tempat dia menyaksikan Jungkook melakukan hal itu dengan wanita yang tidak diketahui.

Setelah meletakkan piring kotor di mesin cuci piring Taehyung menyalakannya sejurus mengelap meja konter dan kompor, Taehyung meragukan Jungkook memperhatikan tapi itu membuat Taehyung merasa lebih baik tentang tidur gratis di rumah itu.

Berhenti disamping kelompok pegolf di lubang kelima belas. Mereka masih muda. Taehyung pernah melihat mereka ketika mereka berada dilubang ketiga. Mereka membeli banyak dan mereka benar benar pemberi tips yang begitu baik. Jadi, demi alasan yang sepertinya tak akan pernah berubah─Uang- Taehyung melakukan tindakan yang menggoda. Oke, lakukan asaja apapun untuk mendapat lebih. Hanya itu.

"Itu dia," salah satu orang berteriak saat Taehyung berhenti di samping mereka dan tersenyum.

"Ah, kitten favoritku kembali. Disini sangat panas dari pada neraka. Aku butuh yang dingin satu, mungkin dua."

Taehyung memarkir kereta dan keluar untuk pergi memutar kebelakang lantas mengambil pesanan mereka. "Kau ingin yang lain Minjae?" Taehyung bertanya kepadanya bangga pada dirinya sendiri untuk mengingat pesanan Minjae yang terakhir.

"Ya, sayang aku mau." Minjae mengedipkan mata dan menutup jarak antara keduanya, membuat Taehyung sedikit tidak nyaman.

"Hei aku juga ingin sesuatu. Mundur lebih baik," kata pria lain dan Taehyung terus tersenyum saat dia menyerahkan bir, mengerjab lantas tersenyum kembali saat pria muda itu menyodorkan uang dua puluh dollar. "Simpan saja kembaliannya."

"Terima kasih," Taehyung menyelipkan uang ke dalam saku. Lalu melihat pada pria lain nya. "Siapa lagi?"

"Aku," seorang pria dengan rambut pirang pendek dan mata biru yang cantik berkata melambaikan tagihan.

"Kau ingin corona kan?" tanya Taehyung meraih ke pendingin dan menarik keluar minuman yang dipesannya saat terakhir kali.

"Kurasa aku jatuh cinta. Dia cantik dan dia ingat bir apa yang kuminum. Lalu ia membuka nya untukku." Taehyung tau dia hanya menggoda sambil menyodorkan tagihan ditangannya, mengambil bir dari Taehyung. "kembaliannya untukmu cantik."

Taehyung melihat uang lima puluh dollar saat dia memasukkan ke dalam saku milik Taehyung. Pria-pria ini benar benar tidak keberatan membuang buang uang. Itu tip yg konyol. Taehyung merasa seperti mengatakan kepadanya untuk tidak memberinya begitu banyak tapi dia memutuskan untuk tidak melakukannya. Karena toh mereka mungkin suka memberi tip setiap saat. Dan dia memang benar-benar membutuhkan uang-uang itu untuk hidupnya.

JATUH [Book 1] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang