Bab 2

7.2K 838 82
                                    





Taehyung menghapus air mata dan memaksakan diri untuk mengambil nafas dalam. Taehyung tidak boleh menyerah sekarang. Dia bahkan tidak menyerah ketika duduk memegang tangan ibunya saat menghembuskan nafas terakhir. Taehyung tidak menyerah saat mereka membaringkannya di tanah yang dingin. Dan Taehyung tidak menyerah ketika dia memutuskan untuk menjual satu-satunya rumah yang dia miliki. Taehyung tidak akan menyerah sekarang. Dia pasti bisa, ya dia pasti bisa melaluinya.

Taehyung tidak punya cukup uang untuk menyewa kamar hotel tapi dia punya truk. Dia bisa tinggal di truk. Mencari tempat aman untuk memarkirnya di malam hari mungkin akan menjadi satu-satunya masalah. Kota ini kelihatannya cukup aman tapi Taehyung sangat yakin jika truk tua ini di parkir disembarang tempat akan menarik perhatian. Dia bahkan sudah mengira akan melihat polisi mengetuk jendelanya bahkan sebelum Taehyung tertidur. Oke, jadi alangkah bijaknya jika dia menggunakan dua puluh dolar terakhir untuk mengisi bensin. Kemudian dia bisa mengemudikan truk ke pusat kota dimana truknya tidak akan ketahuan di tempat parkir.

Mungkin Taehyung bisa memarkirnya di belakang restoran dan mendapat kerja juga di sana. Dia tidak perlu bensin untuk pulang pergi ke tempat kerja. Perut keroncongan mengingatkan Taehyung kalau sama sekali belum makan sejak pagi tadi. Taehyung akan menghabiskan beberapa dolar untuk makan. Dan berdoa semoga dia akan mendapatkan kerja esok hari.

Taehyung, dia akan baik baik saja.

Memutar kepala untuk memeriksa di belakang sebelum dia menghidupkan mesin truk dan mundur. Sepasang mata perak itu menatap erat dirinya. Sebuah teriakan kecil lolos dari bibir Taehyung sebelum dia tahu kalau itu adalah Jungkook.

Apa yang dia lakukan berdiri di luar truk? Apakah dia meyakinkan dirinya kalau aku telah meninggalkan rumahnya?

Taehyung benar-benar tidak mau berbicara lagi dengannya. Memilih mengalihkan tatapan untuk keluar dari tempat ini sebelum dia mengangkat alis matanya pada Taehyung. Apa maksudnya? Kau tahu apa? Taehyung benar-benar tidak peduli. Meskipun dia terlihat sangat seksi saat melakukannya. Taehyung mulai menghidupkan truk tapi tiba-tiba mesin meraung, dia mendengar bunyi klik dan senyap. Oh tidak. Jangan sekarang. Tolong jangan sekarang.

Taehyung menggoncangkan kunci dan berdoa kalau dia salah. Taehyung tahu alat pengukur bensinnya rusak tapi Taehyung melihat alat pengukur jarak. Dia seharusnya tidak kehabisan bensin. Taehyung masih punya beberapa mil lagi.

Taehyung menghantamkan telapak tangan pada setir dan memanggil truk dengan beberapa pilihan nama tapi tidak terjadi apa-apa. Dia terjebak. Apakah Jungkook akan menelpon polisi? Dia ingin Taehyung keluar dari rumahnya jadi dia keluar untuk memastikan bahwa Taehyung sudah pergi. Sekarang Taehyung tidak bisa pergi apakah dia akan membuatnya ditangkap? Atau yang lebih buruk, memanggil mobil derek. Taehyung tidak punya uang untuk mendapatkan kembali truknya jika Jungkook melakukannya. Atau, paling tidak jika di penjara Taehyung dapat makan dan tempat tidur.

Menelan gumpalan yang tersangkut ditenggorokan, Taehyung membuka pintu truk dan berharap yang terbaik.

"Ada masalah?" tanya Jungkook.

Taehyung ingin berteriak histeris dalam frustasi. Namun, dia memutuskan untuk mengangguk. "Aku kehabisan bensin." Jungkook mendesah. Taehyung tidak berbicara. Dia memutuskan untuk menunggu keputusan yang menjadi pilihan terbaik di sini. Taehyung bisa saja memohon dan membela diri setelahnya. tapi─

"Berapa usiamu?"

Apa? Apakah dia benar-benar bertanya usianya?

Taehyung terjebak di jalan masuk rumah Jungkook, dia ingin Taehyung pergi dan sekarang dia lebih suka membicarakan usia Taehyung daripada pilihannya. Orang yang aneh.

JATUH [Book 1] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang