Rizky mengerjapkan matanya dan meraba tempat tidur di sampingnya. "Zil!" panggil Rizky serak
Rizky menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang untuk mengumpulkan nyawanya sehabis bangun tidur. Matanya menangkap makanan dan minuman yang sudah tersedia di atas nakas.
Pagi sayang,
Maaf yaaa kalo kamu bangun gak ada aku di samping kamu. Aku mau ke makam Axel dulu, habisin sarapannya yaa💕Rizky tersenyum kecil membacanya. Dia ingat hari Minggu ini memang jadwal istrinya itu untuk mengunjungi makam Axel. Bukannya dia tidak mau mengantar atau menemani istrinya itu, tapi Nisya selalu menolak ketika dirinya ingin mengantar wanita itu dan Rizky memahami bahwa Nisya perlu waktu sendiri untuk melepas rindunya pada Axel.
Dia sudah tidak lagi cemas akan perasaan wanita itu, sebelum dia memutuskan untuk kembali dengan Nisya dan menikahinya, dia mengerti bahwa Axel mempunyai tempat tersendiri di hati istrinya itu. Lagipula saat ini Nisya mencintainya juga bukan? Jadi dia rasa, tidak perlu lagi ada yang dipermasalahkan saat ini.
***
Minggu pagi, dipertengahan bulan adalah jadwal rutin Nisya untuk mengunjungi makam Axel. Dia tau, dia harus menghargai perasaan suaminya, oleh sebab itu dia mengurangi kunjungannya ke makam Axel menjadi sebulan sekali.
"Hai," lirih Nisya
"Kak Axel apa kabar? Gimana surga? Pasti disana enak ya? Kak Axel bahagia kan disana? Harus dong ya! Aku udah bahagia disini, jadi Kak Axel juga harus bahagia yaa," ucap Nisya dan menghapus air matanya yang terjatuh
"Disana pasti banyak bidadari cantik yang temenin Kak Axel ya? Kak Axel gak kesepian kan disana? Aku udah gak ngerasa kesepian lagi sekarang karena Rizky selalu temenin aku. Kak Axel harus tenang disana yaa, aku udah ikhlas dan relain Kak Axel. Entah kapan aku gak tau, yang pasti aku selalu berharap Tuhan mempertemukan kita kembali,"
"Aku pulang yaa. Rizky suka ngambek soalnya kalo aku tinggal lama-lama," ucap Nisya tertawa pelan. "Bulan depan kita ngobrol lagi yaa"
Nisya menghapus air matanya dan beranjak pergi meninggalkan makam Axel.
***
Nisya tersenyum ketika membuka pintu rumahnya dia melihat Rizky sehabis mandi sedang menuruni tangga. Dia mempercepat langkahnya, mengecup punggung tangan suaminya dan berakhir dengan memeluk suaminya.
Rizky hanya tersenyum dan mengusap punggung wanita itu. Seperti biasa setiap sehabis dari makam Axel, dia akan melihat wajah istrinya itu seperti habis menangis dengan sisa-sisa air mata yang sudah mengering di wajahnya dan akan langsung masuk ke dalam pelukannya.
Dia tidak perlu bertanya-tanya apa yang terjadi dengan wanitanya. Karena dia tau, yang diperlukan Nisya adalah pelukannya sebagai tempat wanita itu untuk pulang dan menumpahkan segala kesedihan dan keluh kesahnya.
Cup.
Rizky melepaskan pelukannya dan mencium kening Nisya. "Bersih-bersih abis itu ganti baju baru peluk lagi. Gak baik abis dari pemakaman" titahnya
***
Nisya yang sudah membersihkan dirinya dan mengganti bajunya ikut bergabung dengan Rizky yang asyik menonton tv.
"Zil, jalan yuk"
"Kemana?"
"Ke hotel"
Nisya mendongak menatap Rizky heran yang mengajaknya ke hotel. "Ngapain ihh? Buang-buang duit aja!"
