Chapter 5

35 7 1
                                    

2014 - BlackBerry Messenger
D: "pengen keliling Indonesia"
T: "ikooot dooong"
D: "haha. Cita-cita gua itu kalo punya banyak duit"
T: "keliling Indonesia mah murah, keliling dunia baru mahal"
D: "haha iya dah yang kayaa"
(btw, De gua ga bermaksud sombong loh ini)
T: "Alhamdulilah didoain kaya. Gua Aminin! Aamiiin. Weekend kemana nih?"
D: "rumah"
T: "tumben ga jalan?"
D: "haha banyak tugas bro"
T: "lagi banyak tugas apa engga ada yang bisa diajakin jalan?"
D: "haha tugas bener tugas"
(Alhamdulilah, pertanda nih ternyata Dean masih single ~hoho)

***

"Kak, ibu tadi ketemu Mamanya Dean" ujar Mamaku sesaat aku baru saja pulang dari les Brevet.
"uhh palingan bohong lagi" tanggapku yang tak mau lagi terjebak dalam candaan Mama seperti yang pernah dilakukannya beberapa waktu yang lalu.
(beberapa bulan sebelumnya Mama pernah cerita hal yang sama dengan kalimat "Kak, ibu tadi ketemu Mamanya Dean" sebagai jurus andalannya yang khas)
"beneran!" kali ini Mama menjawab dengan nada tegas
Sementara kualihkan pertanyaan pada Adikku yang kupercaya takkan berbohong mengenai Dean.
"iya Kak beneran, tadi gue juga ketemu sama Adiknya. Ibu tuh ngomongnya ceplos"

"Pertanda apa mereka dipertemukan ketika sedang berbelanja di Supermarket?" Tanyaku dalam hati

Beranjak dari situ aku mulai percaya bahwa Mamaku memang jujur, tanpa lama lagi aku pun segera menghampiri Mamaku dan meminta untuk diceritakan mengenai kejadian dari awal hingga selesai.

Selama mendengarkan cerita Mama, aku hanya bisa menanggapi dengan satu kata "hah" dan pasang wajah terkejut. Bagaimana tidak, semua rahasia tentang perasaan yang selama ini kupendam diceritakan semua oleh Mama, tak kurang tak lebih. Pas!

Mama Tania: "iya tuh, Tania pernah bilang Dean sombong sms engga pernah dibalas"
Mama Dean: "ih. Dean mah engga sombong, dia memang begitu anaknya pemalu"
Papa Dean: "iya Dean mah beda sama adiknya. Dean sih pernah bilang dia mau kaya Om nya sekolah dulu sampai selesai terus sukses. Tapi gapapa sih kadang saya juga suka godain. Hehe"
Mama Tania: "iya tuh. Waktu itu juga pernah Tania minta dianterin Dean ke kantor, kan sama-sama di Depok."
Mama Dean: "ya gapapa jadi dekat juga, kita mana tau kalau mereka berjodoh"

YaAllah, kubersyukur komentar mereka tidak ada yang bikin down dan nyesek, juga engga ada komentar pedas. Perasaanku setelah mendengar obrolan mereka tuh mau senang tapi malu, mau sedih tapi tertawa diaduk menjadi satu membentuk adonan bahagia.
"Semoga ucapan mereka memang dari hati, bukan sekedar basa-basi demi menjaga perasaan lawan bicaranya" harapku

Jadi, sekarang kedua Orangtua Dean sudah mengetahui perasaanku. Akankah mereka memberitahu kepada Anak sulungnya?
Entahlah. Kalaupun itu harus terjadi, ya Bismillah

Prince DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang