Karena hari ini Puri sedang dinas ke luar, jadi aku yang biasanya menuju Mushola bareng Puri. Kali ini aku seorang diri
"Eh, Martha udah sholat belum ya? Mudah-mudahan aja belum. Takut juga kalau di mushola yang gede gitu sendirian" Fikirku sembari menekan Line telepon nomor 1 Lantai Lobby
"Tha udah sholat belum?"
"Gua udah sholat Nii"
"Yah temenin gua sholat yuk di mushola"
"Hmmm ada Fahri tuh di mushola" Ujar Martha setelah melihat suasana Mushola Lantai 2 dari rekaman CCTV
"Yaudah iya iya"***
"Baru sholat Nii?" Sesampainya aku di Mushola, Fahri sedang rebahan sambil menatap layar handphone miliknya kemudian menyapaku setelah menyadari suara langkah kakiku, kubalas dengan anggukan kepala sambil tersenyum.
***
"Nii engga pulang lu?" Ujar Fahri yang tiba-tiba sudah berdiri dibelakang meja kerjaku
"Astaghfirullah Fa. Bikin gue kaget aja sih. Btw gue kira lu udah pulang, soalnya udah jam 5 lewat kan"
"Gimana mau pulang, kan gue nungguin lu karena mesti tanggung jawab sama listrik, lampu segala macam di Lantai ini" Jelas Fahri yang menjabat Posisi jabatan Intern Technical di Perusahaan ini
"Hmm Puri belum balik juga ya?" Ujarku sambil melirik tas Puri yang sejak tadi siang masih anteng ditinggal Puri dinas ke luar.
"Belum. Lu bawain aja tasnya. Kan kalian tinggal satu atap" Ujar Fahri sembari membantuku mematikan AC dan Komputer beserta Lampu, sementara aku mulai berjalan menuju pintu lift
"Eh tunggu, bareng dong turunnya" Pinta Fahri yang masih mengunci pintu ruangan
"Iya gue tungguin" Balasku sambil menahan tombol agar pintu lift dibiarkan terbuka hingga kami masuk ke dalam ruangan lift kemudian turun menuju Lantai Lobby
"Baru keliatan yang bener-bener keliatan ya, dari tadi engga keliatan lu nya sibuk hehe" Ujar Fahri seolah membuka obrolan kembali
"Lu juga sama sibuk pula wooo" Balasku sambil mengerucutkan bibir yang kemudian disambut senyum lebar oleh Fahri sehingga membuatku terkesan.Iya sebersyukur itu jika di akhir kerjaanku ditutup dengan sikap Fahri yang membuat aku senang.
Ya bisa dibilang Fahri itu penyemangatku dikala Katya tak lagi disisiku, meskipun aku engga yakin sepulangnya Katya nanti apakah Fahri masih tetap menjadi penyemangatku?***
"Kamu mulai suka sama Fahri ya Ni?" Tanya Martha kemudian
"Sedikit Tha, sedikit banget. Jadi setengah hati dibagi masing-masing 25% untuk Fahri dan Katya, 50% nya untuk seseorang disana. Hahaha" Balasku tanpa menyebutkan nama Dean yang kumaksud, toh kufikir Martha dan Puri belum mengenal Dean. Jadi hanya tentang Fahri dan Katya saja yang bisa kuceritakan pada mereka"Berarti condong ke someone yang disana ya, yang gue engga tau itu siapa, lagi pula bukan urusan gue. But semoga pangerannya Tania cepet dateng" Ujar Martha yang berdarah Scorpio yang terkadang sensitif
"Oh Pangeran dimana Kamuuu, Aku Ingin Kau Temui ... 🎼" Aku balas menanggapi dengan lirik lagunya [ex]Princess yang judulnya 'Jangan Pergi' sambil perlahan melangkahkan kakiku ke kamar mandi
"Yee bocah malah curi start mandi, yaudah kalau gitu gua masak aja dulu deh" Ujar Martha beralih ke dapur
"Eh tapi gue ilfeel nih liat status Fahri ngumpul sama temen-temennya gini, tapi kalo inget senyum Fahri engga jadi ilfeel. YaAllah gua kenapa sih?!" Teriakku dari dalam kamar mandi yang niatnya mau memasukkan handphone ke saku celana tiba-tiba iseng buka status Whatsapp dan status Fahri yang muncul di barisan paling atas
"Emang kenapa Ni sama statusnya Fahri? gue engga nyambung tau" Ternyata Martha menanggapi dan ikut membaca status Fahri yang dimaksud Tania barusan
"Yaiya lu kan sekarang emang lagi fokus masak" Balasku sembari memasukkan handphone ke saku celana
"Et dah serius Ni!" Martha penasaran kemudian ingat sesuatu "Eh iya Nia lu mandi yang bener, jangan mainan handphone mulu. Engga kelar-kelar yang ada mandinya"
"Udah gua taro lagi handphonenya. Lu juga jangan mainan handphone Tha, gosong yang ada ntar masakannya"
"Iya. Jadi kenapa soal status Fahri?" Martha masih penasaran
"Itu dia ngumpul sama temennya. Merokok"
"Laki mah cuma 5% Ni yang engga ngerokok"
"Nah iya gua sih ngarep dapat Suami yang dulunya perokok, tapi pas sama gua jadi berhenti ngerokok dengan sendirinya. Ya dari usaha nasehatin sama doain juga sih ya" Harapku
"Gue engga suka cowok ngerokok, taunya dapat pacar perokok juga. Capek Ni ngasihtau dia. Memang agak susah kalo berhenti ngerokok harus ada niat yang bener-bener dari dia sendiri" Curhat Martha yang punya pacar dengan usia 2 tahun lebih muda darinya "Nanti ada waktunya dia berhenti ngerokok" Tambahnya
"Aamiiin. Semoga Fahri juga ya. Hehe" Tanggapku setelah keluar dari kamar mandi masih dengan kepala dibungkus handuk
"Sudah selesai mandinya? Makan nih gue udah bikinin nasi goreng plus telur ceplok, jangan lupa sisain buat Puri juga" Ujar Martha setelah selesai makan lalu bergegas ke kamar mandi, kuacungkan ibu jariku menanggapi perintah Martha
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Dream
De Todo"Aku akan terus bertahan pada satu cinta ini untuk Dean" (Tania - 21 tahun) Dulu kufikir tidak ada lagi rasa cinta untuk seorang lelaki kecuali untuk Dean, ternyata aku salah. Ketika bertemu dengan Katya aku berpikir mencoba membuka hati kembali, ap...