Chapter 14

34 5 0
                                    

18 Maret 2018 - 4days chat Katya
"Ni, disana ada yang jual nasi uduk engga? Kalau ada aku titip ya" Pesan Whatsapp Katya membangunkan tidurku, namun tak langsung kugubris karena aku harus memastikannya terlebih dulu dengan caraku bertanya pada Puri atau Martha yang sudah lama tinggal disini sebelum aku. Yaa sejauh ini sih kami biasa sarapan bubur ayam.

"Taa, ibu yang jualan didepan itu nasi uduk bukan ya? Gue lagi pengin nasi uduk nih. Hehe" Tanyaku pada Martha
"Nasi kuning itu mah, tapi kalo emang mau nasi uduk ada kok di perempatan sana" Jawab Martha yang sedang senam di teras depan rumah

"Kalau nasi kuning gimana Kat? Biasanya kalau engga ada nasi uduk ya nasi kuning" Balas Whatsapp ku pada Katya, setelah menemukan referensi jawaban dari Martha
"Yaudah boleh. Kunitip ya sayang"

Dua kali saja Katya memanggilku dengan sebutan sayang. What the...?
.
20 Maret 2018 - 4days chat Katya
"Muah. Sayang ntar Katya nitip nasi uduk ya"
"Ok ay"
.
21 Maret 2018 - 4days chat Katya
"Muah. Bangun sayang"
"Muah"
"Sudah sarapan belum sayang?"
"Belum yang. Nanti sarapannya jam 8 di kantor"
"Ni, kalau beli nasi uduk sambalnya yang banyak ya sayang, gausah pakai telur, pakai gorengan sajo"
"Siap Boskuu"
"Aamiiin yaa Allah. Kalo udah dikantor kabarin ya. Katya laper banget Nii"
"Iya Katyaaa"
"Nia dimana? Udah sampe kantor belum?" Whatsapp Katya lagi setelah aku selesai absen pada mesin Fingerprint di lobby
"Baru sampe"
"Oh aku belum mandi, hehe. Nia di Lobby apa di 18?"
"Nia di pantry sama Puri dan Martha"
.
Dasar Katya! Dia yang minta cepat dianterin sarapan, dia juga yang belum nyampe kantor. -_-

***

Tiap pagi disetiap harinya, Katya selalu membuka obrolan seolah membangunkanku, meskipun dia sendiri tau tanpa di Whatsapp pun aku pasti bangun jika Allah masih memberikanku kehidupan. Dan meskipun aku juga tau Whatsapp Katya yang seperti itu hanya sekedar basa-basi.

Karena yang kutau Katya bukan tipe orang yang suka basa-basi, lantas mengapa sekarang dia bagaikan alarm pagiku.

Lalu panggilan kami yang biasanya saling menyebut nama masing-masing, aku, kamu hingga sekarang menambah kosa kata baru seperti sayang, yang, ay, ayang. Berasa pacaran gak seeeh~

Mungkinkah ini pertanda Katya sudah tidak menjalani hubungan dengan pacarnya? Aku tidak akan menanyakan hal ini langsung pada Katya hingga Katya sendiri yang cerita padaku atau aku yang suatu saat jika memang waktuku berhasil menemukan kode terselubung.
.
22 Maret 2018 - 4days chat Katya
"Muuuuaaah. Bangun sayang"
"Muah. Udah bangun yang. Udah makan?"
"Belum ay"
"Laper ga?" Tanyaku sengaja, karena aku tau Katya sudah berada di kantor namun Katya belum tau bahwa aku juga sudah dikantor sepagi ini dengan Puri yang langsung sibuk dengan dokumen dan komputernya
"Ya iya"
"Nih ada nasi uduk"
"Mau dong ay"
"Di 18 ya"
"Loh ay udah di 18? Yaudah aku kesana sekarang ya"
"Ok ay"

Seketemunya aku dan Katya di lantai 18, langsung saja aku menyodorkan sebungkus plastik berisi nasi uduk yang sudah kubeli sehabis sholat subuh tanpa diketahui oleh Puri dan Martha.

***

"Taa, si Nia keong dah. Gue kan kepengin nasi, eh malah dikasih Katya" Selepas Katya keluar dari ruanganku, Puri membuka obrolan di grup Keongmates yang isinya hanya kami bertiga
"Puri jangan iri. Haha. Eh ngomong-ngomong Tania kapan beli nasi uduknya ya? Padahal kita berangkat bertiga udah lebih pagi kan" Tanya Martha heran
"Haha lebih pagi lagi Taa" Balasku menanggapi Martha
"Dia nitip Rii hehe" Balasku menanggapi Puri

***

Ketika matahari mulai menampakkan dirinya, aku yang masih asyik dengan mimpi indahku mulai terusik, bukan karena cahaya yang menyelinap masuk melalui celah gorden yang sedikit terbuka, melainkan ku terusik dengan handphone yang terus berbunyi.
Aku mengerutkan keningku, sedikit demi sedikit mataku mulai terbuka, mengerjap-ngerjapkannya beberapa kali hingga mataku menangkap layar di handphone "Katya memanggil"
"Halo" Sapaku masih dengan suara serak
"Emuah. Bangun sayang" Ujar Katya yang sepertinya naik tingkat membangunkanku lewat telepon, karena sebelumnya lewat chat Whatsapp.
"Emuah. Hehe masih ngantuk"
"Yee udah jam berapa ini. Ayo bangun"
Aku memutarbalikan bola mataku malas, melihat kearah jarum jam yang menunjukan pukul 6 pagi.
"Hehe. Mau dibawain apa? Nasi atau bubur?"
"Terserah ayang aja"
"Yaudah nasi aja ya, kan kamu mau ada uji laboratorium di lantai 20. Jadi perlu tenaga"
"Ok sayang"

Setelah menutup telepon, aku beralih ke foto profil Katya yang ternyata masih memasang foto bersama adik perempuannya.

Memang sejak menjadi alarm pagiku, Katya sudah tidak lagi memasang foto bersama pacarnya, sekali saja Katya mengubah foto profil yang bukan bersama pacarnya, pacarnya langsung protes kemudian meminta Katya memasang foto bersamanya kembali. Iya seposesif itu doi. Aku bisa tau hal ini, karena Katya pernah cerita padaku dan aku bisa merasakan yang ia ceritakan memang jujur adanya.

***

"Aku besok pagi berangkat dinas ke Bangka Belitung lagi Ay" Malamnya Katya menelepon hanya untuk memberi kabar mengenai hasil uji laboratorium yang mengharuskan dirinya dinas keluar kota
"Ya Allah baru juga melepas rindu udah ditinggal lagi aja" Keluhku namun aku mengerti Katya memegang peranan penting di lokasi proyek khususnya Bangka Belitung
"Sabar ya ay. Aku lagi banyak kerjaan"
"Iya semoga lancar dan sukses proyeknya ya Katyaaa"
"Aamiiin. Doain aku ya ay"
"Iya Katya doaku menyertaimu, Nia mohon Katya jangan tinggal sholat ya"

Prince DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang