Ketiga.

179 4 0
                                    

Satu hari lagi pernikahan itu akan segera terlaksana, ilyas maupun asya sama-sama bimbang tentang kejadian ini.

Ilyas yang masih memiliki rasa pada sang mantan pun, mencoba untuk meminta maaf dan berteman baik dengan mantannya itu.

Sebetulnya ilyas masih ingin masa remajanya dijalani bersama teman dan bermain kemanapun ia inginkan, bersama dengan para sahabatnya itu. Tapi, apalah daya, ia tak bisa menolak permintaan sang mama padahal dirinya pun berhak berpendapat dan menolak pendapat.

Sekarang ilyas masih berbaring ditempat tidurnya yang satu hari lagi akan ia tinggalkan, karena mama serta papanya telah menyiapkan rumah minimalis yang tak jauh dari sekolahnya.

Aneh bukan, menikah dengan orang yang tak dikenal, dan harus tinggal berdua. Itu adalah hal paling konyol yang pernah ia alami.

Dan ilyas masih memikirkan sesuatu, mengapa Fandu -Abangnya- tidak dijodohkan seperti dirinya?

Sungguh pilih kasih.

Ilyas menggeser ponselnya, ke menu masuk whatsapp ke menu lagi dan whatsapp lagi. Terus seperti itu Sampai-sampai ia membuka room chat dengan seseorang.

Seseorang yang berada dalam masa lalunya itu, siapa lagi jika bukan asya.

Aleesya Syafika

Nama itu terpampang jelas diatas, ilyas sudah berniat hari ini ia harus memperbaiki hubungannya dengan asya, tapi bukan sebagai sepasang kekasih, melainkan teman biasa.

To : Aleesya Syafika

Assalamualaikum sya, aku minta maaf sama apa yang telah aku perbuat ya. Sekarang kita benar-benar teman.

Send.

Pesan terkirim kepada asya, hatinya sungguh berdetak dua kali lebih cepat. Entah mengapa,  ilyas merasa tak tega mengatakan itu semua pada asya.

Ia tak munafik, ia masih mencintai asya. Bagaimanapun juga, cinta pertama tak akan bisa hilang begitu saja. Akan selalu membekas, walau keduanya tak memiliki kenangan yang cukup lama.


***

Disini asya berada, didalam kamar dengan layar laptop yang masih menyala, dan derai tangisan yang tak kunjung henti.

Asya tak memperdulikan gawainya yang dari tadi bergetar entah pesan dari siapa saja yang masuk, yang jelas kali ini moodnya sedang hancur karena sebuah film yang baru saja ia download dari sambungan wifi dirumahnya.

Krekk..

Pintu terbuka, menampilkan ibrahim dengan balutan jas kerja yang masih melekat ditubuhnya.

Asya masih tak bergeming dengan kedatangan abangnya itu, malah asya sibuk berguling-guling.

"Sya, ngapain?" Tanya ibrahim yang merasa aneh dengan tingkah konyol adiknya itu.

"Ini a, masa ya si fahri ga ngenalin sama sekali kalau si sabina itu sebenernya istri dia si aisha itu loh, asya heran deh. Buta banget hati si fahri, pengen asya sleding."

Ibrahim merasa sangat bingung dengan ucapan adiknya itu, saat dia melirik kearah layar laptop ternyata sedang menampilkan sebuah film yang berjudul 'ayat-ayat cinta 2'

Ibrahim sempat geleng-geleng kepala, adiknya itu, besok sudah mau menikah tapi kelakuan masih aja kaya gini.

"Dek, hape geter tuh."

"Bodo ah, buka aja sama aa."

"Serius?"

Asya hanya mengangguk dan melanjutkan acara menontonnya, ibrahim mulai membuka Handphone milik adiknya itu, terpampang jelas bahwa ada pesan dari seorang lelaki yang sama sekali ibrahim tak kenal.

Married With FormerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang