kedelapan

156 4 0
                                    

Sesuai perintah ilyas, kedua sahabatnya itu telah tiba diperumahan yang ilyas sebutkan saat berada disekolah tadi.

Reno dan juga devan telah sampai dihalaman rumah minimalis yang mereka yakini itu adalah milik ilyas.

"Ini rumah si ilyas? Gede juga ya, eh lumayan gitu kalo tinggal sendiri." Ujar reno,

"Iya bener, yaudah masuk yuk, gua yakin si ilyas udah ada di dalem." Ucap devan diangguki oleh reno.

Tok...

Tokk..

Tokkk..

"Pada kemana sih? Ren, telpon si ilyas coba!"
"Iya iya, bentaran, gua lagi main game."
"Woy, gila lo, cepetan!"

Reno menganggukan dan langsung mendial no ilyas.

"Kagak dianggat van, mendingan langsung masuk aja dah!" Ujar reno yang kembali fokus pada smartphone nya itu.

Devan semakin geram, akhirnya dia mengetuk pintu rumah itu dengan cara brutal.

Krekkk...

"Nah dibuka juga, yas lo itu,-- eh maaf pak, mengganggu." Ujar devan yang langsung membungkukkan badannya.

Terlihat seorang bapak usia renta dengan kumis baplangnya, "Ada apa?" Tanya bapak itu.

"Ada siapa pak? Dari tadi gedor-gedor terus?" Diikuti pertanyaan lain dari seorang ibu berdaster.

"Mohon maaf mengganggu, saya kira ini rumahnya ilyas teman kami. Syutt, ren, kuy, ren!"

"Paan dah van?" Ujar reno yang langsung melirik kearah devan yang sedang ketakutan itu.

"Ada apa ya? Ini bukan rumah teman kalian, disini tidak ada anak seusia kalian!" Ujar si bapak itu dan langsung masuk ke dalam rumah, dan yang tersisa hanya tinggal ibu-ibu itu.

"Bu, maaf kami mengganggu, kita mau tanya kalau rumahnya ilyas sebelah mana ya?" Tanya reno dengan cara dewasa.

Devan sudah pergi dari tadi, dia menunggu diluar pagar rumah itu, sambil sesekali melirik kearah sahabatnya.

"Oh, ilyas? Ilyas yang menikah muda itu kan? Rumahnya disebalah sana, rumah kedua dari rumah saya!" Ujar ibu itu.

"Menikah muda? Oh, iya iya. Makasih ya bu, sekali lagi kita minta maaf, mari bu." Ucap reno dan pergi dari halaman rumah itu.

"Iya, lain kali pastiin dulu dek!" Teriak ibu itu dan langsung masuk kedalam rumahnya.

Reno serta devan lalu berjalan menuju rumah yang ibu tadi tunjukkan, namun pikiran reno masih terngiang oleh ucapan ibu itu.

***

"Haha... Kok bisa sampe nyasar gitu sih? Lagian bukannya hubungi gua." Ucap ilyas yang tengah menghidangkan secangkir es teh manis dan juga cemilan yang telah asya siapkan.

"Si reno udah nelpon lu, cuma kagak lu angkat!" Ucap devan, sambil sesekali memasukkan cemilan kedalam mulutnya.

"Masa iya, kagak ada tuh? Yakin lo percaya sama si curut?"

Devan berhenti mengunyah dan menatap kearah reno yang tengah nyengir kuda, "Oh, jadi lu gak nelpon ilyas? Gila lu!" Devan melemparkan beberapa cemilan sukro kearah reno.

"Wes! Jangan berantakan, kasian istri gua!"

Kedua bocah itu menatap kearah ilyas dengan tatapan yang tak bisa diartikan, "ISTRI?" teriak keduanya.

"Iya, tunggu tadi juga tuh ibu bilang, kalau lu nikah muda? Itu serius?" Tanya reno to the point.

Ilyas mengukir senyum, ia segera berdiri dan menyuruh temannya itu untuk menunggu jawaban darinya.

Married With FormerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang