Tujuh Belas

134 4 0
                                    

Cemburu memanglah wajar, namun kalau berlebihan apakah baik untuk dikatakan wajar? Ok, sepertinya tidak.

Ilyas Maurer berubah menjadi sosok pencemburu yang agresif, ia sangatlah sensitif apapun yang menyangkut dengan asya.

Satu minggu setelah pertengkaran hebat itu, ilyas membuat aturan sendiri, bahwa asya tidak diperbolehkan dekat ataupun chat dengan lawan jenis yang bukan mahramnya.

Ilyas juga menyita Handphone milik asya selama satu minggu, guna memasti agar asya mengikuti aturannya.

Walau sedikit tertekan, tapi asya senang ilyas tidak mendiaminya lagi, tidak berbicara dengan datar lagi, tidak melakukan hal yang diluar pemikiran manusia pada umumnya.

"Aku kerja dulu, kalau mau keluar minta bibi temenin kamu."

"Iya Abi, gak usah khawatir." Asya menjabat punggung tangan ilyas mengecupnya dan ilyas melakukan hal yang sama tapi kecupan itu ia berikan didahi asya.

"Maaf jadi possesive gini, aku cuma gak mau titipan Allah ini banyak disukai oleh lelaki yang bukan mahromnya. Abi permisi ya."

Ilyas sudah berjalan menuju kearah mobilnya yang sudah dipanaskan oleh supir yang dikirim langsung oleh lukman.

***

"Non asya makan dulu non, nanti badannya drop lagi." Teguran bik sumi mengalihkan asya dari menonton televisi.

Asya menyengir kuda, "Eh iya bik, lupa. Bi, tapi asya mau dibuatkan sup ayam. Boleh gak?"

Bik sumi mengangguk, dia lantas menuju dapur untuk menyiapkan pesanan asya.

Asya kembali mengalihkan pandangannya ke acara televisi itu.

Drtt...

Drtt....

Satu pesan masuk dan membuat asya langsung mengambil Handphone nya.

Abi❤ : Sudah makan belum bu?

Asya tersenyum senang, satu perhatian yang ilyas berikan padanya adalah bentuk kasih sayang yang selalu ingin ilyas berikan pada asya.

Ia mengetikkan sesuatu, dan bilang bahwa dirinya akan makan, setelah sup pesanannya selesai dihidangkan.

Abi❤ : Oh, jangan makan yang terlalu pedas ya, oh iya nanti aku pulang sore, kamu mau dibeliin apa?

Satu senyuman kembali terukir, ingin rasanya ia terbang tinggi.

Saat ilyas bertanya seperti itu, itu tandanya ia boleh meminta apapun, termasuk bertambahnya perhatian ilyas.

Bubu : Minta Abi pulangnya lebih cepet aja, kalau bisa jam 3 sorw sudah sampai dirumah.

Send.

Ia kembali menonton tv saat beberapa menit tak ada balasan chat dari ilyas.

"Non, sayur supnya sudah matang. Ayo makan, nanti keburu dingin." Bik sumi kembali memperingati asya untuk tidak lupa kembali makan, demi memulihkan daya tahan tubuhnya.

Asya berjalan mengekor dibelakang bik sumi, ia duduk dimeja makan, dan ia juga meminta bik sumi untuk ikut makan bersamanya.

Namun baru beberapa suapan, perut asya bergejolak sesuatu didalam perutnya minta dikeluarkan, buru-buru asya menuju wastafel dekat dengan kamar mandi.

Bik sumi kelabakan mencarikan minyak kayu putih, guna untuk menghilangkan sedikit rasa mual diperut asya.

"Udah bik, pusing banget ya."

Married With FormerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang