Mhba 8

157 16 0
                                    

Adiba asila

"Dim, dosa orang bergosip tu gimana sih?" tanyaku penasaran.

"Setau aku sih seperti memakan bangkai saudaranya!" jawab Dimas tetapi masih fokus dengan buku bacaannya.

"Memangnya ada hadistnya dim?" tanyaku kurang yakin dan bergidik jijik mendengarnya.

" Ada kok, kamu mau mendengarnya?" tanya Dimas sekarang sambil melihatku.

"Boleh, biar aku tambah yakin!" jawabku sambil tersenyum senang.

"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang QS. Al-Hujurat ayat 12." Jelasnya membuatku mengangguk-anggukkan kepalaku.

" Terus ad yang lain tidak?" tanyaku lagi bertambah penasaran.

" Ngomong dalam bahasa Arab gosip itu ghibah kan?" tanyaku lagi. "Terus pengertian ghibah tu gimana sih??", "Terus kalau yang kita gosipin itu tidak benar adanya gimana?".

" Nanya satu-satu dulu bisa kali!" Ucapnya, "jangan seperti orang kesurupan!" Sambungnya lagi sambil tersenyum tipis.

" Ini ya dulu para sahabat ada yang bertanya dan Rasulullah bersabda," jawabnya.

"Ghibah ialah engkau menceritakan saudaramu tentang sesuatu yang ia benci.” Si penanya kembali bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimanakah pendapatmu bila apa yang diceritakan itu benar ada padanya ?” Rasulullah menjawab, “kalau memang benar ada padanya, itu ghibah namanya. Jika tidak benar, berarti engkau telah berbuat buhtan." Jelasnya, "Berdasarkan hadits di atas telah jelas bahwa definisi ghibah yaitu menceritakan tentang diri saudara kita sesuatu yang ia benci meskipun hal itu benar. Ini berarti kita menceritakan dan menyebarluaskan keburukan dan aib saudara kita kepada orang lain. Allah sangat membenci perbuatan ini dan mengibaratkan pelaku ghibah seperti seseorang yang memakan bangkai saudaranya sendiri. Seperti ayat yang aku baca artinya tadi!".

"Ngomong- ngomong buhtan itu apa?" Tanyaku tidak mengetahui arti dari kata tersebut.

" Buhtan itu artinya mengada-ada." jawab Dimas sambil tersenyum.

" Dim, sepertinya  aku mau ke kantin duluan ya, karna aku sudah merasakan kelaparan!" Kataku meminta izin sambil cengengesan.

" Oh yasudah aku juga ikut," jawabnya dan mengikutiku dari belakang.

" Kamu jalan di depanku saja, jangan dibelakangku," kataku sambil berhenti menunggunya melewatiku.

" Oh baiklah.." jawabnya dan berjalan di depanku.

"Aku ajak teman ya!" Kataku lagi sebelum sampai ke kantin.

" Oh iya, ajak saja." jawab Dimas dan tersenyum.

" Yasudah kamu duluan saja!" Ucapku lagi sambil tersenyum.

"Ya Allah restuilah debaran ini, jika ini tak berhak untuknya maka hilangkan lah dan jadikanlah debaran ini salah satu untuk aku terus dekat denganmu" batinku sambil melihat kepergian Dimas yang lama-lama menghilang di sebalik dinding.






My Hijrah Because Allah (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang