MHBA 13

109 10 0
                                    

Dimas pov

"Maaf kalian ada melihat asila?" tanyaku kepada orang yang berlalu lalang di dekat kelas yang baru saja asila masuki.

"Asila?" tanya orang iti bingung.

"Maaf, maksudku aumnes!" ujarku membetulkan.

"Oouuhh, dia baru saja pergi!" jawabnya sambil menunjuk kearah depan membuatku mengikuti arah tangannya.

"Oohh, terimakasih!" jawabku dan meninggalkan tempat tersebut.

"Kalian ada yang melihat aumnes?" tanyaku lagi kepada orang yang berada disekirat arah yabg ditunjuk pria tadi.

"Dia bilang mau mengikuti acara apa tadi?" tanyanya kepada temannya.

"Taklim.." jawab temannya.

"Oohh terimakasih." jawabku.

"Mengapa aku merasa asila menjauhiku?" ujarku bingung.

"Pasti ibu mengatakan sesuatu tidak hanya menyuruh membujukku untuk pulang!".

"Apa aku harus mencarinya sekarang atau nanti saja?" batinku.

MHBA

Adiba Asila pov

"Assalamualaikum dimas, aku dengar kamu mencariku?" tanyaku bingung.

"Waalaikumsalam, iya..." jawabnya seperti orang bingung.

"Asila mungkin aku besok bakal balik ke Aceh!" sambungnya lagi dengan cepat.

"Oohhh, itu sangat bagus!" jawabku dengan raut yang kubuat sebahagia mungkin.

"Mungkin kali ini bakal sedikit lama!" ucapnya lagi.

"Iya kamu harus mendekatkan dirimu kepada keluaega besarmu, kan jarang-jarang kamu balik ke Aceh!" jawabku memberikannya saran.

"Kamu benar tidak mau ikut ke Aceh bersamaku?" tanyanya lagi sepertinya masih membujukku untuk ikut dengannya ke Aceh.

"Tidak untuk kali ini!" jawabku sambil memamerkan senyumku.

"Tapi kalau kamu ikut ke Aceh kamu bisa memperdalam agama kamu disana, disana ada pengajian kitab disetiap malamnya!" ujarnya lagi.

"Ya Allah kamu maksa banget y!" jawabku sambil tertawa pelan, tidak lupa munutup mulutku dengan keduabelah tangan.

"Yasudahlah jika kamu tetap tidak mau!" ujarnya lagi.

"Oh ya, maaf aku harus pergi, aku ada kerja kelompok!" pamitku kepada dimas.

"Oh baiklah!" jawabnya, aku pun langsung meninggalkannya.

MHBA

Dimas pov

"Mengapa dia semakin menjauh?" batinku tidak tenang.

"Apa aku melakukan kesalahan?" tanyaku pada diriku sendiri.

"Astaghfirullah...".

"Lebih baik aku pulang ke kostan, untuk berkemas pulang ke Aceh besok!" kataku akhirnya dan meninggalkan tempat tersebut.

"Tapi sepertinya aku shalat ashar di masjid terlebih dahulu!".

MHBA

"Baik, hari ini kita akan membahas sedikit tentang pilihan dalam hidup!" kata sang penceramah setelah menunaikan shalat ashar berjamaah.

"Sebagai seorang manusia, makhluk yang diciptakan Allah dengan akal dan pikiran, tentu sudah menjadi sebuah hal yang wajar jika saat kita dihadapkan pada pilihan di kehidupan ini, ada rasa ragu atau sedikit bingung. Hal tersebut wajar, karena sebagai manusia, hamba yang tak ada apa-apanya di hadapan Allah Yang Maha Kuasa, kita tak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Apakah pilihan yang akan kita ambil ini benar atau salah. Karena masa depan, memang hanyalah Allah yang tahu.

Namun, bukan berarti saat kita ragu dan bingung kita harus menyerah dan diam begitu saja. Atau juga jangan sampai kita asal memilih langkah tanpa ada pertimbangan matang. Karena semua penyesalan letaknya adalah di belakang. Untuk itu, saat kita sedang dalam keadaan bingung atau ragu dalam mengambil sebuah keputusan, terutama pilihan besar dalam kehidupan kita di masa depan, lakukanlah beberapa hal berikut ini:

1. Shalat Istikharah
Yang pertama jelas adalah menanyakan kepada Allah SWT, Pencipta kita. Dialah yang harus menjadi tempat tujuan pertama dalam setiap apa yang akan kita lakukan. Niatkan dengan tulus bahwa pilihan yang akan kita ambil adalah demi kebaikan di atas jalanNya. Dan menanyakan kepada Allah, adalah dengan cara berdo’a kepadaNya. Memohon petunjuk dan kemantapan hati lewat shalat istikharah.
Shalat istikharah ini berjumlah dua rakaat, di luar shalat wajib dan waktunya tak terbatas siang atau malam. Namun biasanya lebih banyak orang melakukannya di malam hari, terutama di waktu sepertiga malam sebelum atau sesudah shalat tahajud, karena waktu tersebut adalah waktu yang mustajab untuk berdo’a. Yaitu waktu di mana Allah akan memberikan banyak kesempatan untuk mengabulkan permintaan kita.
Shalat istikharah biasanya dilakukan untuk meminta petunjuk dan kemantapan hati dari Allah, atas pilihan yang akan kita ambil dalam kehidupan kita. Biasanya shalat istikharah dilakukan seseorang saat akan melangsungkan pernikahan demi memantapkan pilihannya, atau saat memilih pekerjaan yang akan diambil. Allah akan memberikan petunjukNya kepada kita dengan kemantapan hati kita pada satu pilihan terbaik, dan akan memudahkan jalannya.

2. Meminta Do’a dan Pertimbangan Orangtua
Bagaimanapun juga, Ayah dan Ibu adalah dua orang yang harus kita nomor satukan sebelum siapapun. Terutama dalam meminta restu. Karena restu dan ridho orangtua adalah ridho Allah. Tentunya, jika memang ridho orangtua tersebut adalah demi kebaikan sang anak di jalan Allah.
Tentunya pun dalam urusan pilihan hidup sang anak. Orangtua, terutama bagi anak laki-laki, atau anak-anak yang masih lajang dan belum memiliki pasangan, memiliki pertimbangan yang sangat penting.
Maka ketika kita merasa bingung dan ragu akan memilih pilihan yang mana dalam kehidupan kita untuk masa depan yang terbaik, setelah bertanya pada Allah lewat shalat istikharah, jangan lupa kita temui orangtua untuk meminta restu dan pertimbangan dari mereka. Kalau perlu minta kedua orangtua kita untuk juga ikut shalat istikharah dan bertanya kepada Allah. Maka ketika Allah telah ridho dan kedua orangtua juga ridho, maka jalan menuju pilihan yang diambil akan semakin mudah. In shaa Allah.

3. Meminta Nasehat dari Ulama atau Orang yang Paham
Selain orangtua, kita memang perlu mendatangi orang ketiga. Maksudnya adalah orang yang paham, atau bisa juga seorang ulama yang memiliki ilmu agama serta akhlaq yang baik. Dengan meminta pertimbangan atau nasehat dari mereka, maka kita bisa mempertimbangkan langkah, dengan mengambil pengalaman yang baik sebagai contoh dan membuang pengalaman yang buruk.
Sebagai seorang manusia, makhluk yang diciptakan Allah dengan akal dan pikiran, tentu sudah menjadi sebuah hal yang wajar jika saat kita dihadapkan pada pilihan di kehidupan ini, ada rasa ragu atau sedikit bingung. Hal tersebut wajar, karena sebagai manusia, hamba yang tak ada apa-apanya di hadapan Allah Yang Maha Kuasa, kita tak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Apakah pilihan yang akan kita ambil ini benar atau salah. Karena masa depan, memang hanyalah Allah yang tahu.

4. Menanyakan Pada Hati
Yang terakhir adalah setelah semua ikhtiar atau usaha mencari kemantapan dilakukan, kita tinggal bertanya pada hati kita. Jika memang shalat istikharah kita dilakukan dengan niat yang tulus, orangtua ridho, dan do’a-do’a dari sahabat atau ulama yang kita temui juga sampai pada Allah, maka hati kita akan merasakan kemantapan.".

"Hari ini cukup segini dulu, saya akhiri wabillahi taufiq walhidayah, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.".

****
TBC

My Hijrah Because Allah (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang