MHBA 4

272 29 0
                                    


aumnes

"Dek kakak kagum dengan pemuda ini!" kataku.

"Aku juga kagum dengannya kak!" jawab fatimah.

"Diaa hadi anak yatim piatu ketika umurnya yang masih sangat kecil, tapi dia tetap semangat untuk melanjutkan hidupnya, bahkan dia menjadi pemimpin islam ya dek!" kataku kagum.

"Iya kak!" jawab fatimah sambil menganguk-anggukan kepalanya pertanda dia sangat setuju dengan perkataanku.

"Maaf dek, kakak kesana dulu boleh?" tanyaku.

"Mau kemana kak?" tanya fatimah bingung.

"Ke dapur, mau bantu ibu, sekalian ada yag mau kakak ngomongin!" jawabku.

"Oh silahkan kak!" jawab fatimah, aku pun langsung berdiri dari tempat dudukku dan pergi ke tempat ibu fatimah dan dimas.

MBHA

"Maaf bu, apa yang bisa saya bantu?" tanta ku.

"Hah, nggak usah nak kamu istirahat aja, besok kamu kan mau balik ke negeri kamu." jawab ibu dimas.

"Tidak apa apa bu, saya merasa tidak enak kalau tidak kerja apa apa kalau sayang tinggal disini!" jawabku sungkan.

"Tidak usah nak!" jawabnya.

"Jangan bu, saya merasa merepotkan orang lain kalau begini!" kataku masih sedikit memaksa.

"Yasudah, bantuin ibu, aduk kuah itu aja ya!" jawabnnya mengalah pada akhirnya.

"Baiklah bu, makasih!" jawabku.

"Kamu kalau di rumah sering bantu ibu mu juga ya nak?" tanya ibu dimas.

"Hehe, iya bu" jawabku terkekeh.

"Bu saya ingin bertanya ?" kataku dengan suara kecil.

"Iya tanya saja, nggak usah malu!" jawab ibu dimas.

"Maaf bu, jadi begini, kita beda agama, tapi kenapa ibu tetap mau nerima saya untuk numpang disini?" tanyaku ragu.

"Bukan kah, sudah kewajiban kita saling menolong sesama manusia?" kata ibunya dimas.

"Apa ibu tisak takut, misalnya saya ini suruhan pendeta untuk merekrut orang untuk masuk agama kami?" tanyaku lagi.

"Tapi, nampaknya kamu yg akan masuk agama kami sebentar lagi nak!" jawab ibu dimas gemas.

dan aku hanya terdiam, karna apa yang di bilang ibu dimas itu benar, rencana aku kesini saja untuk menyakinkan diriku dengan agama islam.

"Terlihat kok nak, kamu ingin masuk islam, dari pertama kali kamu berbicara sama fatimah tentang hijab, nabi nabi dan lain lain lagi!" sambung ibu dimas.

"Memangnya aku masih bisa bu untuk masuk ke agama yang cinta akan damai ini?, memang aku masih bisa bu untuk masuk ke dalam agama yang benar yang telah terbukti bahkan dari dulu ini bu? " tanyaku hampir menanggis.

"Sudahlah nak, jangan menanggis, jangan menyesali apa yang telah terjadi, allah itu mah pengampun dan maha penyayang " jawab ibu dimas.

"Tapi bu, jika aku masuk islam, pasti ibu ku akan marah besar, dan akan mengurungku." kataku takut.

"Nak, jangan takut dengan kebenaran!" katanya.

"Bu bagaimana caranya agar ibuku, juga percaya akan kebenarannya islam?" tanyaku.

"Kamu kenalkan ibumu dengan islam" jawabnya.

"Sudah bu, tapi ibuku tidak mempercayainya" jawabku resah.

"Berikan bukti yang nyata!" jawabnya lagi.

"Sudah bu, aku sudah menceritakan tentang ilmuwan yang masuk islam karna meneliti tentang al quran dan tentang ilmuwan yang meneliti bumi dan luar angkasa" jawabku.

"Kalau begitu nak, maka usahamu sudah maximal, dan sesungguhnya hanya allah sang pembuka pintu hidayah" ujarnya.

"Baiklah bu, nanti ketika aku balik ke sana aku akan mencoba menyakinkan ibu ku lagi, dan semoga ketika aku pergi lagi ke sini aku sudah beragama sama dengn ibu!" kataku tersenyum tulus.

"Iya ibu do'a kan!" kata ibunya dimas.

" Yasudah kuahnya sudah masak ikannya juga, tinggal kita taruh di meja makan.".

******************

maaf  ya ceritanya gaje gitu 😂😁😆

My Hijrah Because Allah (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang