MHBA 12

105 9 0
                                    

Adiba asila pov

"Assalamualaikum bu, ada apa?" ku dengar dimas sedang berkomunikasi dengan ibunya, sungguh hal otu sebenarnya membuatku iri.

"...."

"Aku mungkin pulang akhir tahun bu, ada apa bu?" tanyanya lagi kepada ibunya.

"...."

"Maksud ibu apa?" tanyanya dengan wajah yang mengeras.

"...."

"Maaf bu, aku tidak bisa menerimanya!" jawabnya tegas.

"...."

"Walaupun dia wanita yang baik, percuma bu karna hatiku telah memilih yang lain."

Deghhh

"Apa yabg barusanku dengar?".

"Apa ini?".

"Apa aku salah mendengar?" racauku, untung aku belum menghampirinya.

Dengan langkah gontai aku pun langsung meninggalkannya, aku tidak bisa menerimana kenyataan barusan, ternyata dia telah memiliki wanita pilihan oleh ibunya. Pasti dia wanita yang sangat baik. Lalu bagaimana denganku?

"Sepertinya ini saatnya aku untuk menjauh dari dimas!" ujarku yakin. Dari pernyataannya tadi aku sudah bisa menebak bagaimana akhirnya jika aku tetap berada di sekitarnya.

"Aku harus menjauh, aku tidak mau sampai dimas tidak menghargai pilihan ibunya, seorang ibu pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya!" ujarku mantap.

"Aku tidak mau, hubungannya dengan ibunya akan berakhir sama denganku nantinya!".

Kringggg dering ponselku.

"Assalamualaikum nak!" ujarku wanita paruh baya diseberang sana.

"Waalaikumsalam bu," jawabkau mencoba tenang.

"Apa kabar bu?"

"Ibu baik, boleh ibu minta bantu sesuatu?" tanyanya dengan sedikit ragu.

"Tentu bu!" jawabku lugas.

"Ibu mau bantuan apa dariku?".

"Banti ibu untuk membuat dimas pulang kesini nak!" perkataannya membuatku sedikit tersentak.

"Ibu sudah memiliki calon yang baik untuknya!".

"Ba..iikk buu.." jawabku sedikit lirih, semoga wanita paruh baya diseberang sana tidak menyadari kelirihanku.

"Nak, dirimu sekarang wanita muslimah kan?" tanyanya lagi.

"Iya bu..." jawabku ragu.

"Menjauhlah dari dimas sekarang!" ujarnya membuatku reflek menutup mataku.

"Kalian bukan muhrim, tidak boleh berdekatan!" sambungnya lagi membuatku tersenyum getir.

"Baik bu, aku akan membujuk dimas untuk pulang ke indonesia setelahnya aku pun akan menjauh dati dimas." ucapku mantap.

"Begitu kan bu?".

"Terimakasih sudah mengerti!" ujarnya setelahnya terdengar helaan nafas dari seberang sana.

"Dan terimakasih juga karna tidak mempersulit!".

"Baik bu.." jawabku menahan nada getir diucapanku.

"Boleh saya menutup telponnya?" tanyaku.

"Karna saya ada kelas!".

"Baiklah, assalamualaikum!".

"Waalaikumsalam bu..".

"Bagaimana ini?" tanyaku bingung.

"Berarti aku harus menolak dimas, dan menyakinkan dimas untuk kembali ke indonesia setelah itu aku harus menjauhinya!" ujarku lirih bahkan sangat lirih.

"Pertanyaannya apa aku sanggup?" tanyaku lalu tertawa membuatku hampir seperti orang gila.

"Asila, aku lelah mencarimu!" ujar dimas yang tiba-tiba berada di hadapanku membuatku terkejut.

"Ada apa mencariku?" tanyaku pelan, mdmbuatnya mengerutkan alisnya.

"Memang aku tidak boleh mencarimu?" tanyanya bingung.

"Kamu aneh, tidak sangat aneh hari ini!" jawabnya sambil memandangku.

"Jangan memandangku seperti itu, zina mata!" ujarku masih menundukkan kepalaku.

"Aahhh, maafkan aku membuatmu sedikit tergangu!" ujarnya dengan suara bingung.

"Kapan kamu pulang ke indonesia?" tanyaku kepada dimas.

"Kenapa?" tanyanya.

"Kau mau ke indonesia lagi?".

"Tidak, aku hanya bertanya!" jawabku.

"Pulanglah, ibu merindukanmu!" imbuhku.

"Apa ibuku menelponmu?" tanyanya kini menatapku tajam.

"Iya..." jawabku.

"Apa yang dia katakan?" tanya dimas kepadaku.

"Dia menyuruhku untuk membujukmu pulang!" jawabku dan menyuruhku untuk menjauhimu tentu itu hanya dalam hatiku.

"Hanya itu?" tanya dimas ragu.

"Lalu kamu berharap ibumu mengatakan apalagi?" tanyaku dan memasang raut wajah jenaka.

"Tidak ada!" jawabnya.

"Bagaimana kau akan pulang bukan?" tanyaku lagi.

"Iya, aku akan pulang akhir bulan ini, dan tentu bersamamu lagi!" ujarnya tegas.

"Maaf aku tidak bisa!" jawabku dengan raut wajah yang kubuat memelas.

"Aku akan memperbaiki hubunganku dengan ibuku, liburan ini!".

"Kau tau bukan, tidak bagus seorang anak dan ibu berada dalam hubungan yang tidak baik dalam kurun waktu yang lama!" jawabku dengan senyum menenangkan.

"Tapi...." bantahnya yang tertahan.

"Maaf aku ada urusan!" potongku.

******

Tbc

My Hijrah Because Allah (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang