"Kakak yang namanya amnes ya?" tanya seseorang yang sedang berdiri didepanku yang mebuatku sangat kebingungan.
"Iya, adek siapa ya?" tanyaku kikuk, merasa tidak sopan karna sepertinya dia salah satu tuan rumah tetapi aku tiudak mengenalinya.
"Aku Fatimah Az Zahra kak, aku adiknya bang Dimas!" jawabnya ternyata keluarga Dimas sangat ramah mereka tidak membuatku merasa tersendiri padahal aku berbeda dengan mereka bahkan sangat berbeda.
"Oh..." jawabku singkat sambil tersenyum kepadanya. .
"Oh ya, aku dengar kakak mau pergi jalan-jalan ya besok?" tanyanya kepadaku dengan intonasi semangat membara-bara membuatku tersenyum lebar.
"Iya kakak mau jalan-jalan besok Fatimah mau temenin kakak tidak?" tanyaku kepada Fatimah alias adiknya Dimas.
"Boleh kak tapi besok aku mau pergi kampus kak sebentar mau kasih tugas ke dosen." jawabnya dengan perasaan bersalah.
"Tidak apa-apa dek,” ucapku kepadanya.
“Bagaimana kalau kakak ikut ke kampus kamu juga?" ungkapku memberikannya solusi kepadanya.
"Boleh kok kak!" jawabnya dengan semangat.
“Besok kakak ikut Fatimah ya!” ujarku akhirnya.
-MHBA-
"Dek kampusnya bagus ya, luas banget!" kataku ke Fatimah, benar sekarang aku berada di kampus Fatimah yaitu Universitas Syiah Kuala.
"Biasa aja kok kak!" jawabnya sambil terkekeh karna ucapanku.
“Kakak tau tidak kampus ini ada yel-yelnya begitu!” imbuh Fatimah tiba-tiba.
“Apa?” tanyaku penasaran.
“Begini kak, dengar baik-baik ya!” ucapnya dengan bersemangat.
“UNSYIAH!!” serunya.
“Jantoeng hatee ureung aceh!” jawabnya.
“Artinya apa Fatimah?” tanyaku bingung karna tidak mengerti dengan ucapanya.
“Artinya itu jantung hati orang aceh kak!” ujarnya sambil tersenyum.
“Ouh begitu!” ujarku sambil menganguk-angukkan kepalaku.
“Kakak fikir kamu bilang apa!” kataku sambil terkekeh rendah.
"Oh ya, apa semua orang di negara ini ramah tamah kayak keluarga kamu ya?" tanyaku yang membuatnya salting alias salah tingkah.
"Engak kok kak, aku gak seramah itu kok kak.” jawabnya sambil tersenyum malu kepadaku, memang benar ciri khas orang muslim adalah malu.
"Dan apa setiap orang muslim itu selalu rendah hati?" tanyaku tapi tidak memandangnya tetapi memandang ke arah depan.
"Kalau aku jujur sih..” gantungya.
“Tidak kak." jawabnya akhirnya.
"Tapi bagi orang yang keimanan, ketaqwaan apa lagi akhlaknya bagus pasti ia bersifat seperti itu!" sambungnya lagi dan tidak lupa dengan senyumnya ternyata senyum Dimas dan Fatimah sangat mirip kira-kira ini turunan dari ibu atau ayah mereka ya?
"Oh..." jawabku singkat padat jelas karna sebenarnya aku tidak mengerti apa yang dia katakan atau jelaskan.
"Kakak gak ngerti ya maksud aku apa?" tanya fatimah dan kujawab tanpa ragu Yes, iya ,na'am ya begitulah jawabanku walaupun sebenarnya aku berbohong.
"Apa sih fungsi jilbab yang kalian pakai kalau kakak boleh tau?" tanyaku lagi, sekarang aku seperti anak Tk yang bertanya ini itu ke gurunya karna tidak tau, dan mungkin aku sekarang aku menjadikan Fatimah menjadi guruku. Tetapi jika dia tak keberatan dengan pertanyaan-pertanyaanku nantinya.
"Banyak sih kak manfaatnya salah satunya agar lawan jenis kita gak goda kita dan biasanya anak cowok lebih menghargai orang yang berjilbab." jawab Fatimah.
"Apa kalian gak kepanasan pakai jilbab?" tanyaku lagi ke Fatimah.
"Kalau kita ikhlas memakainya itu tidak akan memberatkan kok kak!" jawab Fatimah kepadaku.
"Kak aku masuk ke ruang dosen dulu ya kak, kakak tunggu di sini aja!" sambungnya lagi karna aku berada di depan ruang dosennya."Oke kakak tunggu disini ya!" jawabku dan agar aku tidak merasa bosan aku mengeluarkan handphone kesayanganku dari dalam sakuku dan setelahnya aku memakainya tidak lebih tepatnya menghubungi ibuku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hijrah Because Allah (END)
القصة القصيرةAku telah lama bermimpi ingin seperti hujan yang menenangkan dirimu. Aku telah lama menanti ingin seperti matahari kala siangmu dan bulan kala malammu Tapi terkadang cinta Tak bisa lurus seperti jalan tol Atau tak bisa mulus seperti pantat bayi Cint...