MHBA 14

106 9 0
                                    

Dimas pov

"Mak..." teriakku dari luar pagar rumahku.

"Alhamdulillah, kamu pulang neuk*!" jawab ibuku senang.

"Iya mak!" jawabku sambil memamerkan senyumku.

"Bagaimana kabarmu disana neuk*?" tanya ibuku lagi.

"Baik bu.." jawabku sambil mencium telapak tangannya.

"Neuk*, ada suatu hal yang ingin mamak bicarakan denganmu!" ujar ivu sambip menuntunku memasuki rumah kami.

"Ada mak?" tanyaku penasaran.

"Tapi sepertinya lebih baik kami mandi dulu, kamu bauk!" perintah ibuku.

"Baiklah, aku mandi dulu ya mak!" jawabku dan pergi menuju kamar tidurku.

"Cepat dimas, jangan berleha-leha dalam kamar!" pinta ibu sebelum aku menutup pintu kamarku.

"Mak, lon bahkan goh lom buka baje*!" ujarku sambil mengelengkan kepalaku.

"Bagah*!" ujar ibuku tak mau tau.

"Get mak*!" jawabku dan mempercepat gerakanku.

MHBA

"Paken mak*?" tanyaku setelah menyelesaikan urusanku di kamar mandi.

"Bagaimana kuliahmu?" tanya ibuku.

"Baik, insyaallah akan segera lulus mak!" jawabku.

"Kamu bakal balik kesini lagi kan neuk?" tanya ibuku seperti cemas.

"Iya mak!" jawabku sambil tersenyum.

"Coba kamu lihat ini!" ucap ibu sambil tiba-tiba memperlihatkanku foto seorang perempuan.

"Iya mak, kenapa?" tanyaku bingung, kenapa ibuku menampakkanku foto tersebut.

"Bagaimana dia cantik tidak?" tanya ibu kepadaku.

"Tunggu mamak kirim fotonya ke whatsaapmu dulu!" kata ibu bersemangat.

"Untuk apa mak?" tanyaku bingung.

"Biar kamu bisa melihatnya dengan leluasa!" jawab ibuku.

"Nggak perlu mak!" jawabku berusaha menolak.

"Tapi sudah terkirim!" jawabku ibuku bersemangat.

"Sini handphone-mu!" pinta ibuku.

Aku pun memberikan handphone-ku kepada ibu sambil memberitahukan sandi handphone-ku "sandinya tanggal lahir ibu!"

"Ini sudah mamak unduh fotonya!" ucap ibuku sambil mengembalikan milikku.

"Dimas tidak perlu itu mak." jawabku sedikit malas dengan pembahasan ini.

"Kamu lihat terlebih dahulu sebelum kamu menolaknya!" ucap ibuku tidak terima dengan sikapku.

"Namanya Siti Afifah, dia anak dari pemilik dayah di Aceh!" kata ibu memperkenalkan perempuan itu.

"Untuk apa mak?" tanyaku lagi.

"Umurnya baru 21 tahun!" sambung ibu tanpa memerdulikan pertanyaanku.

"Maaf dimas tidak tertarik mak!" jawabku tanpa minat.

"Coba kamu perhatikan dulu fotonya!" kata ibuku sambil memperlihatkan wajah perempuan itu.

"Dia gadis yang cantik, baik, dan paling penting shalehah sayang!" ucap ibuku bersemangat.

"Mamak mau mencoba untuk menjodohkan dimas?" tanyaku pada akhirnya.

"Iya, mamak pikir dia adalah pilihan yang terbaik untuk kamu!" ucap ibuku senang.

"Tapi tidak denganku ibu!" jawabku tentu hanya dalam hatiku saja.

"Maaf mak, dimas tidak mau!" jawabku dengan tegas.

"Insyaallah dimas masih bisa mencati calon untuk dimas sendiri mak!" jawabku akhirnya.

"Mamak jangan khawatir, insyaallah pilihan dimas bisa juga memenuhi kriteria mamak!".

"Tapi dia juga salah satu kandidat yang paling cocok untuk kamu saat ini dimas!" ucap ibuku tidak terima.

"Paling kurang temui dia dulu!" pinta ibuku.

"Dimas tidak mau memberikan harapan mak!" jawabku tegas.

"Mak, dimas permisi masuk kamar, dimas masih jetlag!" ucapku dan langsung pergi menuju kamarku.

****
TBC

Neuk = nak

Lon goh lom buka baje= saya belum buka baju

Mak= pangilan ibu.

My Hijrah Because Allah (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang