MHBA 11

111 10 0
                                    

Dimas pov

"Dim..." panggilnya ragu.

"Ada apa?" tanyaku bingung dengan kegelisahannya.

"Sepertinya aku mulai merada sedikit tidak nyaman dengan kedekatan kita!" ujarnya dengan kekehan kaku diujungnya.

"Sebenarnya aku sudah lama merasakannya!" jawabku sambil memberikan senyum tenangku.

"Asila..." panggilku pelan.

"Sebenarnya aju sudah ingin mengatakan ini sangat lama, ku rasa inilah waktu yang tepat.".

"Aku memang bukan lelaki sempurna, seperti para nabi karna memang pada dasarnya aku bukan nabi, aku hanya manusia biasa yang memiliki hawa nafsu untuk melakukan baik itu sesuatu yang baik atau buruk, untuk menguranggi dosa yang mungkin akan terus berlanjut jika kita terus berada pada posisi kita tanpa niat berjalan maju untuk mencapai ridhanya, maka dari itu sebelum aku datang kepada keluargamu, ku ingin tau bagaimana tanggapanmu jika aku melamarmu?" tanyaku panjang lebar.

"Tapi aku merasa tidak pantas!" ujar asila menundukkan kepalanya.

"Kenapa kau merasa begitu?" tanyaku dengan lembut.

"Kau lahir di kelaurga yang beragama kuat, sedangkan aku hanya seorang muallaf, bahkan aku tidak bisa mengajak ibuku untuk mengikutiku." ujarnya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Jangan seperti itu, alhamdulillah
kau sudah mendapatkan nikmat iman sekarang, sedangkan masalah ibumu..." ujarku mengantung dan menarik nafas pelan.

"Doakan dia semoga allah juga membuka pintu hidayah kepadanya!".

يامقلب القلوب ثبت قلبي على دينك

Artinya: “Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas
agama-Mu.” (HR> Tirmidzi 3522, Ahmad 4/302, al-Hakim 1/525,

"Tapi mungkin kita juga akan mendapat penolakan kers dari ibuku." ujarnya lesu.

"Kenapa?" tanyaku bingung.

"Karna ibu pasti berfikir aku pindah agama islam ini karna dirimu, dan ini akan sulit, bahkan beberapa bulan ini hubunganku dengan ibu masih kaku!" jawab asila.

"Jika kau mengizinkanku untuk melangkah lebih jauh, maka pasti aku akan berjuang!" ujarku yakin.

"Tapi aku masih merasa tidak pantas bersanding denganmu!" ujarnya masih ragu.

"Tidak apa, ku tunggu hingga ragumu hilang!" ujarku masih dengan senyum yang sama.

"Terimakasih!" ujarnya.

"Dim aku pergi dulu, ad sedikit urusan!".

"Baik, hati-hati!" jawabnya.

"Assalamualaikum!" ujarnya sebelum pergi dari hadapanku.

"Waalaikumsalam!" jawabku.

MBHA

Adiba asila pov

"Ibu..." panggilku ketika sampai ke rumah ibuku.

"Ada apa lagibkamu kesini?" tanya ibuku ketus.

"Aku merindukan ibu!" jawabku lirih.

"Untuk apalagi kamu kesini, kita berbeda!" bentak ibuku, membuatku istighfar.

"Ibu, jangan seperti ini!" jawabku dengan lembut.

"Ibu tidak lihat perubahanku setelah masuk islam?" tanyaku dengan lenbut.

"Aku jadi lebih menghormati ibukan, aku jadi selalu memerhatikan ibukan, tidak seperti dulu!" ujarku berusaha menyakinkan ibu.

"Ibu tidak rela kamu masuk agama islam?" jawab ibu dan yiba-tiba menarikku keluar dari rumah.

"Kenapa bu?" tanyaku frustasi.

"Pergi dan jangan kembali!" bentak ibuku, air mataku jatuh lagi, masih seperti ini, sudah satu bulan, bagaimana ini?

"Aku takut, ibu tidak bisa mendapat hidayah seperti yabg aku dapatkan!" ujarku masih sambil menanggis.

يامقلب القلوب ثبت قلبي على دينك

Artinya: “Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas
agama-Mu.” (HR> Tirmidzi 3522, Ahmad 4/302, al-Hakim 1/525,

*****
Tbc

My Hijrah Because Allah (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang