Satu bulan sudah berlalu, Karen sudah kembali ke rutinitasnya sebagai dokter seperti semula. Saat ini ia sedang berada dirumah sakit, ia baru selesai melakukan operasi pada salah satu pasiennya. Karen baru keluar dari ruang operasi lalu berjalan menuju keruangannya.
Karen berjalan melewati lorong rumah sakit untuk sampai keruangannya. Ia berjalan tanpa memperhatikan sekitarnya. Hingga tiba-tiba tubuhnya tertabrak oleh seseorang yang membuatnya terjatuh.
"Oh, maafkan diriku. Apa kau baik-baik saja?" Ucap seorang pria dengan setelan jas formal melekat ditubuhnya. Kaca mata bertengger manis dihidungnya dan membuat kesan maskulin didirinya. Ia lalu membantu Karen berdiri kemudian membenarkan letak kaca matanya.
"Kau tidak apa-apa?" Tanyanya sekali lagi. Ada raut khawatir diwajahnya.
"Saya baik-baik saja" balas Karen sambil mengusap jas dokternya.
"Tunggu dulu, sepertinya aku mengenalmu" ucap pria itu sambil memejamkan mata berusaha untuk mengingat. Begitupun dengan Karen, ia juga tampak mengingat juga. "Wajahmu seperti tidak asing bagiku. Tunggu dulu, apa kita pernah bertemu sebelumnya?" Tanya Karen.
"Kau Karen kan? Iya benar, kau Karen Veronica bukan? Gadis yang selalu mendekam diperpustakaan saat masih SMA dulu" ucapnya.
"Tunggu dulu, aku mengingatnya. Andra, kau Andra Hilmawan. Ketua basket yang sok ganteng dan playboy waktu SMA. Oh My God!! Lo berubah sekarang, lihatlah kacamata, jas formal. I'ts not your self, Andra" ucap Karen sambil tersenyum mengejek.
"Ayolah, hidup itu perlu perubahan Karen. Oh, ya kamu belum berubah. Tetap cantik seperti dulu" gurau pria yang dipanggil Andra itu.
"Jangan coba-coba menggodaku, jika tidak kau akan berurusan dengan suamiku" balas Karen dengan bergurau.
"Kau sudah punya suami?? Siapa laki-laki beruntung yang mendapatkanmu? Berarti aku kecolongan dong. Kenapa kau tidak mengundangku saat pesta pernikahanmu?" Tanya Andra bercanda.
"Ya ampun, Ndra. Kita bahkan ngga bertemu hampir delapan tahun dan juga kamu lose contact, bagaimana bisa aku mengundangmu. Lo bahkan bagai hilang ditelan bumi".Andra hanya menampilkan deretan gigi putihnya.
"Oh ya, lo ngapain ada disini?"
"Gue lagi jenguk temen, oh ya, gimana kalau kita makan siang bareng hari ini? Sambil bernostalgia gitu" ajak Andra.
"Boleh, tapi lo yang traktir. Dimana?"
"Lo tenang aja, gue yang bayarin. Gimana kalau di seafood cafe? Tempatnya ngga terlalu jauh dari sini"
"Oke, udah dulu ya, gue masih ada pasien. Sampai ketemu nanti siang"
"Siap bu dokter " ucap Andra sambil memberi hormat pada Karen. Karen memukul pelan lengan teman lamanya itu dan melanjutkan langkahnya menyusuri lorong untuk sampai keruangannya.
Jam makan siang tiba, swsuai janjinya Karen keluar dari rumah sakit untuk makan siang bersama Andra. Taksi online pesanannya juga sudah menunggunya. Tanpa menunggu, Karen langsung masuk kedalam taksi untuk menghindari panas matahari yang begitu menyengat.
Tak butuh waktu lama, Karen sudah sampai ditempat tujuannya. Setelah membayar taksi, Karen segera turun dan memasuki kafe itu. Ia tampak celingukan mencari orang yang membuat janji dengannya. Matanya kembali menatap kearah seseorang yang sedang duduk diujung kafe. Tanpa menunggu, Karen segera melangkahkan kakinya menghampirinya.
"Maaf terlambat, apa lo udah lama nungguin gue?" Tanya Karen saat sudah berada dihadapannya. Tanpa diminta, Karen segera mendudukan tubuhnya dihadapan pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Dari Sahabatku (E N D) ✅
RomanceRegan Dioca Atmadja, pria tampan yang harus rela memenuhi permintaan terakhir sang sahabat untuk menikahi tunangan sahabatnya, Karen Veronica Gustina. Seiring berjalannya waktu, benih-benih cinta mulai tumbuh di antara keduanya. Lika-liku perjalanan...