Part 19

23.7K 1K 63
                                    

"Bagus, sekarang kau tahu apa yang harus kau lakukan kan??" Ucap Regan lalu menutup sambungan telfonnya.

Regan kembali kesamping Karen setelah mendapat telfon dari seseorang.

"Aku akan pergi sebentar, sebenarnya aku tak ingin meninggalkanmu sendirian disini, tapi ada urusan penting yang harus aku selesaikan. Aku akan segera kembali" ucap Regan lalu mencium kening Karen dan meninggalkan ruang rawat Karen.

Sebelum Regan pergi, ia menemui perawat yang ditugaskan untuk menjaga Karen.

"Tolong kau jaga istriku, aku ada urusan sebentar. Jika ada apa-apa segera hubungi aku" ucap Regan.

"Baik pak" jawab suster itu singkat.

Regan mengangguk. "Terimakasih" ucapnya lalu menuju ke basemant rumah sakit. Mengendarai mobilnya membelah jalanan.

Mobilnya memasuki sebuah gudang tua yang sudah lama tak berfungsi. Terdapat beberapa pria bertubuh kekar berdiri digerbang masuk. Mereka mengangguk hormat ketika mobil Regan memasuki gudang tersebut. Salah satu dari mereka bahkan membukakan pintu mobil untuk Regan.

"Selamat datang tuan. Tuan Dimas sudah menunggu didalam" ucap pria yang membukakan pintu untuk Regan. Regan hanya mengangguk lalu masuk kedalam gudang dengan diikuti beberapa bodyguardnya. Setelah masuk, ia mendengar teriakan seorang wanita yang tak asing ditelinganya.

"LEPASKAN AKU!!! APA KAU TIDAK TAHU SIAPA DIRIKU HEH??" teriak seorang wanita yang duduk terikat dikursi didalam gudang tersebut.

"DIAM!!" teriak salah satu bodyguard Regan yang berdiri disamping wanita itu bersama beberapa teman sesama bodyguard lainnya.

"Kau belum tahu siapa diriku. Jika kekasihku mengetahui hal ini, maka dia tidak akan mengampuni kalian semua. Cepat lepaskan aku!!" Pekik wanita itu.

"Hei nona, memang siapa kekasihmu itu heh? Kami merasa sangat takut hahaha.." ucap salah satu bodyguard sambil tertawa.

"Apa kalian tidak mengetahuinya?? Owh, apa mungkin kalian tidak pernah membaca majalah. Aku lupa, mana mungkin kalian membacanya. Kalian hanyalah orang-orang kelas rendahan" ucapnya dengan nada merendahkan.

"Jaga mulutmu nona. Hidupmu saat ini sudah diujung tanduk, masih saja kau bersikap sombong. Lagipula siapa pria yang mau menjadi kekasih dari wanita sombong sepertimu" balas bodyguard tersebut.

"Aku tidak ada urusan dengan kalian. Untuk apa kalian melakukan ini padaku?" Tanyanya.

"Tapi kau ada urusan denganku" ucap pria yang tiba-tiba masuk dengan setelan jas hitamnya dan satu tangan yang dimasukan kedalam saku celana.

"Re...gan. Apa yang kau lakukan disini? Lupakan!! Kau datang pasti ingin menolongku bukan? " ucap Amel tersenyum bahagia. Ya, wanita itu adalah Amel.

"Kalian lihat, kekasihku sudah datang. Sekarang cepat lepaskan aku" ucap Amel penuh dengan percaya diri.

Regan berjalan mendekati Amel. Ia memberikan isyarat untuk para bodyguardnya untuk pergi. Mereka mengangguk lalu keluar dari gudang.

Regan berlutut dihadapan Amel. "Kau tahu kenapa kau berada disini??" Tanya Regan. Amel menggelengkan kepalanya. "Lalu, apa kau tahu mengapa aku juga berada disini?" Sambung Regan. Amel kembali menggelengkan kepalanya.

"Memang apa yang kau lakukan disini?" Tanya Amel sedikit merinding, tapi ia tetap bersikap setenang mungkin.

Regan kembali berdiri lalu memasukkan tangan kanannya kedalam saku celana dan tersenyum miring.

"Apa yang kulakukan? Kau itu bodoh atau pura-pura bodoh heh?? Apa kau sudah amnesia?" Ucap Regan penuh dengan tanya. Amarahnya sudah memuncak sedari tadi namun ia berusaha untuk menahannya.

"Apa maksudmu?" Tanya Amel.

"Apa kau lupa yang kau lakukan semalam? KAU HAMPIR MEMBUNUH ISTRIKU!!" teriak Regan penuh emosi.

"Apa, apa maksudmu Re? Karen hampir terbunuh? Dan kenapa kau menuduhku?" Tanya Amel takut. Bagaimana Regan bisa tahu hal ini?. Batinnya.

"Apa yang kau pikirkan?" Regan mengangkat dagu Amel. "Apa kau pikir aku tidak tahu tentang ini?. Jangan pikir aku tidak tahu apa yang kau lakukan selama ini. Kau mencoba meneror istriku dengan ancaman-ancaman murahanmu itu. Dan kali ini kau bertindak kelewat batas, kau hampir membunuhnya. Kau yang membuatnya terbaring tak sadarkan diri. Apa kau sudah mengingatnya sekarang?" Ucap Regan.

"Apa maksudmu, kau menuduhku? Apa kau punya buktinya?" Tanya Amel membela diri.

"Bukti?? Kau butuh bukti. Baiklah. DIMAS!!!" Regan memanggil orang kepercayaannya itu. Dimas masuk dengan membawa laptop. Ia segera memutar video dimana mobil Amel menabrak Karen. Amel membelalakkan matanya, ia tak percaya aksinya itu terekam oleh kamera CCTV.

"Bagaimana?? Kau mau mengakuinya?" Tanya Regan.

"Oke, aku mengaku. Memang aku yang menabrak Karen. Tapi aku melakukannya demi dirimu Re. Aku mencintaimu, aku tidak ingin ada wanita yang memilikimu selain diriku" jelas Amel.

"Cinta? Kau pikir aku senang karena kau begitu mengejarku? Cih,jijik. Rasanya aku merasa jijik pada diriku karena pernah mencintai wanita ular sepertimu. Kau tidak mencintaiku, kau hanya terobsesi denganku. Karena obsesimu padaku, kau membahayakan orang lain" balas Regan.

"Tidak, aku benar-benar mencintaimu. Apa kau tidak menyadarinya, bahkan cintaku lebih besar daripada cinta istrimu itu" Amel masih membela dirinya.

"Jangan bandingkan cintamu itu, kau bilang kau mencintaiku. Lalu apakah cintamu itu yang membuatmu mengkhianati diriku" ucap Regan.

"Lupakan hal itu Re. Aku tahu aku salah. Tapi itu hanya masa lalu"

"Tidak akan, aku tidak akan pernah melupakan pengkhianatan yang kau lakukan. Dan atas perbuatanmu ini, kau harus menanggung akibatnya" ucap Regan.

"Kau tahu apa yang harus kau lakukan, Dim?? Tanya Regan pada Dimas. Dimas mengangguk paham.

"Saya paham tuan, saya sudah menghubungi pihak kepolisian untuk datang kesini" ucap Dimas.

"Polisi??? Apa maksudmu Re. Kau mau memenjarakan aku?" Tanya Amel takut.

"Ya, kau harus menanggung hasil perbuatanmu. Dan ku pastikan kau akan membusuk dalam jeruji besi itu" ucap Regan dengan seringaian jahat. "Dim, pastikan wanita ini membusuk dipenjara. Aku ingin kau serahkan video itu dan rekaman pengakuan kejahatannya itu untuk memberatkan posisinya" tambah Regan lalu melenggang pergi.

"Re, Regan kau tidak bisa lakukan ini padaku. Lepaskan aku" teriak Amel sambil meronta-ronta.

Regan kembali kerumah sakit. Ia melewati lorong-lorong rumah sakit untuk sampai keruang rawat istrinya. Saat ia sudah sampai didepan pintu, ia berhenti sebentar berharap saat ia masuk keadaan Karen sudah berubah. Nihil, harapannya kembali pupus. Saat ia masuk keadaan Karen masih sama seperti sebelum ia meninggalkanya. Namun Regan tak putus harapan. Ia yakin bahwa kondisi istrinya akan membaik seperti sedia kala.

Tak lama setelah Regan masuk. Pintu ruangan terbuka, menampilkan seorang wanita dengan jas putih dan seorang perawat dibelakangnya.

"Selamat sore tuan Regan" sapa dokter cantik tersebut. Sepertinya usianya masih seusia Karen.

Regan hanya tersenyum tipis. Dokter kemudian memeriksa keadaan Karen.

"Bagaimana keadaan istri saya dok?" Tanya Regan setelah dokter selesai memeriksa keadaan Karen.

"Alhamdulillah,Keadaannya sudah mulai membaik. Berkat do'a yang tuan panjatkan" jawab dokter.

"Tapi kenapa ia belum juga sadarkan diri dok?"

"Hal ini biasa terjadi pada pasien yang telah melewati masa kritis. Tapi tuan tak perlu khawatir, kami akan terus memantau keadaannya. Yasudah, saya permisi dulu karena ada pasien yang harus saya periksa. Permisi" jawab dokter lalu meninggalkan ruang rawat Karen.

Regan kembali duduk disisi Karen sambil memegang tangan istrinya. "Apa kau tidak lelah menutup matamu? Cepatlah sadar, aku sangat merindukanmu" ucap Regan.

***

Tbc..

Komentarnya ditunggu lho..

Jodoh Dari Sahabatku (E N D) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang