~Cemburu itu wajar, tapi jangan jadikan rasa cemburu itu menjadi awal dari sebuah kehancuran~
-------------------
Karen terlihat bingung dengan sikap suaminya itu. Pasalnya, ia tak pernah bersikap seperti itu sebelumnya padanya. Mungkin ada sesuatu yang mengganggu pikirannya saat ini, pikir Karen.
Karen beranjak dan menyusul Regan didapur. Dilihatnya suaminya itu sedang duduk dimeja makan dan menjadikan tangannya sebagai bantalan menelungkupkan wajahnya. Karen menghampirinya, lalu mengusap lembut rambut hitam suaminya.
Merasa seseorang mengusap rambutnya, Regan mendongakkan wajahnya dan mendapati istrinya sedang tersenyum kearahnya. Ingin rasanya ia menanyakan tentang kebenarannya. Kebenaran yang ingin didengarnya. Kebenaran yang akan menjelaskan kebingungannya saat ini. Tapi lidahnya terasa kelu.
"Apa ada masalah?" Tanya Karen.
Regan tak menjawabnya. "Kau bisa menceritakannya padaku, Re. Mungkin aku bisa membantumu" ucap Karen.
"Masalahku itu kamu. Kamu yang membuatku seperti ini. Apakah kamu akan berkata jujur jika aku menanyakannya?" Batin Regan.
"Tidak ada, kamu kemana saja tadi siang? Aku tadi pergi kerumah sakit untuk menemuimu tapi kau tak ada diruanganmu" ucap Regan.
"Aku ada pasien tadi. Maafkan aku, seharusnya kau menghubungiku dulu sebelumnya agar aku bisa mengaturnya" jawab Karen. Memang benar, setelah makan siang tadi mendadak ada pasien yang harus ditangani olehnya. Dikarenakan dokter yang piket sedang ada keperluan mendadak.
Regan tersenyum kecut. "Pasien? Laki-laki itu kau sebut pasien, pasien tersayang maksudmu. Jelas-jelas aku lihat kau bersama laki-laki lain tadi siang" batin Regan. Jawaban Karen semakin membuatnya yakin bahwa ada sesuatu spesial diantara mereka.
"Baiklah, jika kamu tidak mau menceritakannya. Aku akan menyiapkan makan malam" ucap Karen lalu menuju kulkas dan mengambil beberapa sayuran dan mulai memasaknya.
Setelah beberapa lama, akhirnya masakan Karen siap. Mereka berdua makan malam tanpa ada yang membuka pembicaraan. Tidak seperti biasanya, saat mereka makan akan diselingi oleh canda tawa. Berbeda dengan malam ini, hanya ada suara dentingan sendok yang beradu dengan piring.
Makan malam selesai, Regan meninggalkan meja makan tanpa sepatah kata apapun. Karen semakin bingung dibuatnya. Ia tak mau ambil pusing, ia segera membereskan meja makan dan menuju kekamarnya.
Saat Karen membuka pintu kamarnya, dilihatnya Regan sudah berbaring dan memejamkan matanya. Karen langsung menuju kekamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah selesai, Karen menuju keranjang dan bersiap untuk tidur. Saat ingin membaringkan tubuhnya, ponselnya berdering tanda pesan masuk. Karen mengambil ponselnya lalu membuka pesan tersebut.
From : Andra
Aku berhasil, Karen. Kau sangat hebat. Kau masih sama seperti dulu. Aku menyayangimu♡♡♡.
Karen tersenyum melihat isi pesan tersebut. Ia lalu mengetikkan sesuatu diponselnya.
To : Andra
Aku tahu itu. Kau harus sangat berterimakasih padaku. Aku menunggunya.
Karen mengembalikan ponselnya kembali diatas nakas lalu ikut berbaring disamping Regan. Tak butuh waktu lama untuknya untuk sampai kedalam dunia mimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Dari Sahabatku (E N D) ✅
RomanceRegan Dioca Atmadja, pria tampan yang harus rela memenuhi permintaan terakhir sang sahabat untuk menikahi tunangan sahabatnya, Karen Veronica Gustina. Seiring berjalannya waktu, benih-benih cinta mulai tumbuh di antara keduanya. Lika-liku perjalanan...