Pagi ini Regan sudah bersiap untuk menjemput istrinya. Ia memakai celana levis selutut dan kas oblong serta topi dikepalanya. Regan memasuki mobil BMW seri miliknya dan memacunya keluar dari pekarangan rumahnya.
Di tempat lain, Karen sudah bersiap untuk pulang. "Lo pulang sama siapa,Ren?" Tanya Dini. "Dijemput sama suami gue". "Wih.. enak ya kalau punya suami". "Makanya nikah sana" balas Karen. "Gimana mau nikah, pacar aja gue ngga punya" jawab Dini. "Carilah, di pasar loak kan banyak" celetuk Karen. "Lo pikir gue barang bekas" ucap Dini sambil mengerucutkan bibirnya.
"Hai Ren, hai Din" sapa Adit yang baru keluar dari ruangannya. "Hai, Dit. Mau pulang?" Sahut Dini. Karen hanya mengangguk dan tersenyum. "Iya, emang kenapa?". "Gue nebeng boleh ngga? Cuma sampai pertigaan depan kok" ucap Dini sambil memelas. "Oke, tapi Karen gimana?" Adit mengangguk. "Lo tenang aja, Karen dijemput sama suaminya. Ya udah yuk kita keluar" ajak Dini. Karen lalu mengikuti langkah Dini dan Adit.
Sesampainya diluar rumah sakit, Regan sudah duduk dikap mobilnya dengan kaca mata hitamnya sedang memainkan ponsel pintarnya. "Wih.. ada cogan tuh!!" Pekik Dini sambil menunjuk kearah Regan. Karen mengikuti pandangan Dini. Karen hanya menggeleng kepala. Sementara Dini malah berlari kearah Regan. "Dini tungg..." Adit sedikit berteriak. Dini tak menggubrisnya.
"Hai..." ucap Dini sambil mengulurkan tangannya. Regan menatap kearah suara, ia membuka kaca mata miliknya. "Lagi ngapain disini? Nunggu seseorang? Atau mau periksa?. Owh ya kenalin gue, Dini dokter dirumah sakit ini" cecar Dini. Regan hanya tersenyum lalu melihat kearah Karen yang sedang berjalan kearahnya.
"Udah lama, Re?" Tanya Karen saat sudah berada disamping Dini. "Ngga kok, baru aja dateng. Mungkin sekitar lima menit lalu" jawab Regan sambil melihat jam tangannya. "Kalian saling kenal?" Tanya Dini heran. "Kenalin ini suami gue". "Yaah, gagal deh gue dapetin cogansnya" ucap Dini putus asa. Semua terkekeh mendengar ucapan Dini.
"Oh iya, kenalin mereka temen-temen aku, Adit dan Dini" ucap Karen. "Regan.." ucap Regan sambil menyalami Adit dan Dini bergantian. "Aku pulang dulu ya" ucap Adit. "Eh tungguin gue, gue kan mau nebeng sampai depan" cerocos Dini. Adit lalu berlalu menuju mobilnya. "Gue pulang dulu ya, daah.." sambung Dini yang mengikuti Adit dari belakang.
"Kita pulang.." ucap Regan dan diangguki oleh Karen. Regan lalu membukakan pintu mobil untuk Karen lalu memacu kendaraan miliknya.
"Kamu ngga ke kantor Re?" Tanya Karen. Regan menggelengkan kepalanya. "Kenapa?". Regan tak menjawabnya. Karen yang merasa diacuhkan memilih untuk diam. Tak ada pembicaraan lagi setelah itu. Karen terlihat bingung, pasalnya ini bukan jalanan menuju rumah mereka. Mungkin Regan mau mampir dulu ke rumah temannya, batin Karen.
Mobil Regan memasuki pelataran sebuah rumah mewah. Terdapat beberapa mobil yang juga terparkir disana. "Ayo turun" ajak Regan sambil membuka selt belt nya. "Kita mau ngapain kerumah mamah?". Yap, sekarang mereka berada dikediaman orang tua Regan. "Tadi mamah telfon, katanya sepupuku yang ngga bisa hadirin pernikahan kita mau datang, terus mamah minta aku buat datang kesini sama kamu" jelas Regan. Karen mengangguk paham.
"Assalamu'alaikum" ucap keduanya saat memasuki rumah orang tua Regan. "Wa'alaikumsalam.." jawab serempak semua orang yang sedang duduk di ruang keluarga. "Mantu papah udah datang nih" ucap papa Regan. Karen tersenyum lalu menyalami mertuanya satu persatu.
"Aduh.. pengantin baru sudah datang, ngga mau kenalin gue sama kakak ipar gue yang cantik ini?" Ucap seorang lelaki seumuran Regan.
"Apaan sih lo,Vin?" Jawab Regan. "Busyeet.. dah, udah kawin juga sikap dingin lo ngalahin dinginnya kutub utara. Berrr...." ucap Kevin, sepupu Regan yang mendapat tatapan tajam dari Regan. Sementara yang ditatap hanya cekikikan tak berdosa.
"Udahlah, gue kenalan aja sendiri. Hai, nama gue Kevin, pria paling tampan dari keluarga Atmadja, meskipun gantengan Regan. Tapi ngga papa lah, cuma beda tipis aja" ucap Kevin denga mengulurkan tangannya kepada Karen. "Karen..." balas Karen sambil tersenyum.
"Nak Karen, kenalin ini adalah keluarga besar Atmadja. Ini ponakan papa, Dhika sama istrinya, Dhiva" ucap papa Regan sambil menunjuk dua orang yang duduk berdampingan. Karen tersenyum, dan dibalas oleh keduanya. "Yang ini, ponakan papa yang paling cantik, Amanda". "Hai, Karen" ucap Amanda sambil melambaikan tangan. Karen hanya tersenyum. "Dan yang ini, pasangan paling romantis, om dan tante Hendrawan. Adik papa". Karen segera menyalami keduanya.
"Loh om, kok aku ngga dikenalin sih?" Kevin mengerutkan dahinya. "Ngga penting" sahut Regan. "Yeei.. situ iri, dengan ketampanan paripurna seorang Kevin Hendrawan" Regan memutar bola matanya. Semua orang tertawa melihat tingkah Kevin.
"Mamah..." panggil seorang gadis kecil berumur sekitar lima tahunan dengan membawa boneka pandanya. Dhiva segera mengedarkan pandangannya. Dilihatnya putri kecilnya, Dhyara. "Ya, sayang" jawabnya. Dhyara langsung berlari mendekati ibunya.
"Lengkaplah sudah keluarga three D" ucap Kevin. Karen tampak bingung dan menatap Kevin. "Iya, three D, Dhika, Dhiva sama Dhyara" jawab Kevin seolah menjawab pertanyaan Karen.
"Alah bilang aja kalau lo sirik, makanya lo cari bini sana" balas Dhika. "Mana ada yang mau sama cowok model kayak dia kak" sahut Regan. "Ada, cewek yang ada di pasar Tanah Abang" celetuk Om Hendrawan. Kevin menatap sang ayah. "Papa itu ayah macam apa sih? Masa anak sendiri di bully". "Emang kita punya anak dia mah? Kapan? Papa ngga inget deh. Seingat papa, anak papa cuma Dhika dan Amanda" balas pak Hendrawan mendapat pukulan dari istrinya.
"Oh sungguh malang nasibku, tiada yang mengakuiku" Kevin bernyanyi dengan suara falsnya. "Woy.. ngga usah nyanyi, lo kira suara lo bagus apa?" Amanda menyahut.
"Lanjutkan bakatmu om!!" Sahut Dhyara.
"Terimakasih, hanya Dhyara yang mengerti perasaan om". "Suara om bagus, kayak kartun kesukaan Dhyara, Donald Duck" jawab gadis kecil itu membuat semua orang tertawa terbahak-bahak. Sementara Kevin mengerucutkan bibirnya.
Suasana begitu hangat karena candaan dari Kevin. Regan dan Karen yang duduk berdampingan sesekali tersenyum mendengarnya.
"Hai, tante.." sapa Dhyara yang tiba-tiba menghampiri Karen.
"Hai juga sayang" balas Karen. "Ada apa sayang?" Tanya Regan. "Om Regan, aku boleh kenalan ngga sama tantenya?" Regan tersenyum lalu mengangguk.
"Halo tante, nama aku Dhyara" ucap Dhyara sambil mengulurkan tangan kanannya sementara tangan kirinya memegang boneka pandanya. "Karen.." balas Karen sambil tersenyum.
"Nama yang cantik sama kayak orangnya" puji Dhyara. Karen tersenyum mendengarnya. "Terimakasih, kamu juga cantik".
"Tante, aku boleh nyubit pipi tante ngga?". Karen tampak bingung. "Boleh, emang kenapa kamu mau nyubit pipi tante?". "Soalnya pipi tante sama kayak boneka kesayangan aku, ini dia" jawab Dhyara sambil memperlihatkan boneka pandanya.
"Bwaha..ha...ha...ha" tawa Regan pecah saat mendengar alasan Dhyara. Semua orang langsung menatap kearahnya. "Kamu ngapain ketawa Re?" Tanya papa Regan. Sementara Karen mencabikkan bibirnya. "Pipi tante mirip sama pipi boneka aku" ulang Regan sambil menirukan suara Dhyara. Semua orang tertawa, kecuali Karen yang nampak kesal. "Udah jangan godain menantu mamah, kasihan kan dia" bela mamah Regan.
***
Tbc...
Kalau typo maafin author yak, Ditunggu vomentnya..
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Dari Sahabatku (E N D) ✅
Roman d'amourRegan Dioca Atmadja, pria tampan yang harus rela memenuhi permintaan terakhir sang sahabat untuk menikahi tunangan sahabatnya, Karen Veronica Gustina. Seiring berjalannya waktu, benih-benih cinta mulai tumbuh di antara keduanya. Lika-liku perjalanan...