Part 53

19.2K 738 12
                                    

Karen sedang berkutat dengan peralatan dapur. Setelah pesta pernikahan kemarin, ia memulai aktivitasnya pagi ini sebagai seorang istri dengan memasak untuk keluarga kecilnya. Entah alasan apa yang membuat senyuman manis senantiasa tersungging di bibirnya. Karen tak bisa mengungkapkan kebahagiaannya saat ini. Semua impiannya telah terwujud. Memiliki keluarga kecil yang saling mengasihi satu sama lain. Semua do'a yang selalu ia panjatkan kepada Tuhan telah terkabulkan.

Jam dinding sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Karen memilih untuk membangunkan anak-anak untuk pergi ke sekolah. Mereka merengek melanjutkan tidurnya kembali setelah melaksanakan sholat subuh tadi. Karen tak bisa menolaknya dan hanya menganggukkan kepalanya. Ia mengerti anak-anak pasti sangat lelah karena pesta kemarin. Meskipun bukan pesta yang besar, akan tetapi tingkah aktif mereka yang membuat dua bocah itu lelah.

Karen membuka pintu kamar yang berada tepat di samping kamarnya. Dilihatnya dua buah single bed dengan pemiliknya masing-masing yang masih bergelung di bawah selimut tebal. Karen berjalan ke arah jendela dan membuka tirai sehingga cahaya sinar matahari mengenai wajah Danish dan juga Aleya.

Dua bocah itu mulai terusik dengan tidurnya. Aleya mulai mengucek matanya lalu membukanya secara perlahan-lahan. Sementara Danish memilih menutup wajahnya dengan selimut supaya menghalau sinar matahari agar tak mengenai wajahnya.

Karen tersenyum melihat tingkah anak-anaknya itu. Ia lalu berjalan mendekati kedua bocah itu.

"Pagi sayang..." ucap Karen lalu mengecup kening Aleya.

"Selamat pagi bunda" sahut Aleya seraya tersenyum lebar.

Karen membuka selimut Danish dan menemukan anak tampannya itu masih memejamkan mata.
"Boy, bangunlah. Kau tidak pergi ke sekolah hari ini?"

"Lima menit lagi, bund..." sahut Danish tanpa membuka matanya.

"Hari sudah siang, sayang. Cepat bangun jika tak ingin terlambat ke sekolah. Aleya segera mandi. Bunda tunggu kalian di ruang makan dua puluh menit lagi"

Karen hendak menuruni anak tangga akan tetapi langkahnya terhenti karena mendapati suami tampannya itu berdiri di depan pintu kamar mereka yang bersebelahan dengan kamar anak-anak.

"Morning my wifey..." sapa Regan seraya menampilkan cengiran khasnya.

"Morning, kenapa kau tersenyum seperti itu?"

"Tak ada, aku hanya terlalu bahagia hari ini"

"Dasar pria aneh, cepat turun. Aku akan menyiapkan sarapan untuk kita"

"Tunggu dulu, bantu suami tampanmu ini mengenakan dasi" ucap Regan dengan tangan terulur memberikan dasi kepada Karen.

"Kenapa kau meminta bantuanku jika kamu bisa memakainya sendiri?"

Cckk, dasar Karen. Regan hanya ingin menikmati kebersamaan mereka dengan berbagai kesempatan yang ada. Ia mencari alasan untuk selalu berdekatan dengan istri cantiknya itu. Salah satunya dengan memakaikan dasi untuknya, meskipun Regan bisa melakukannya sendiri.

"Aku mau kau yang memakaikannya"

"Tapi aku harus menyiapkan sarapan"

"Kau tahu aku tidak suka penolakan, Sayang. Jadi pakaikan dasiku atau aku akan membuatmu melakukannya dengan caraku"

Belum sempat Karen menjawab, Regan sudah menarik pinggang Karen merapat ke tubuhnya. Ia memeluk erat tubuh Karen dengan kedua tangannya seolah tak ingin melepaskannya. Karen meletakkan kedua tangannya di dada bidang milik Regan agar tubuhnya tak menempel sempurna di tubuh sang suami.

"Apa yang kau lakukan? Anak-anak akan melihatnya nanti" geram Karen dengan melebarkan kedua matanya.

"Bahkan jika seluruh dunia melihatnya, aku tak masalah. Kau istriku, jadi aku bebas melakukan apa saja padamu"

Jodoh Dari Sahabatku (E N D) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang