Regan dan Danish berjalan memasuki rumah. Pasangan bapak dan anak itu baru pulang setelah jamaah isya' selesai. Mereka memilih tidak langsung pulang setelah jamaah magrib selesai, karena waktu antara sholat isya' dan magrib yang berdekatan, akhirnya Regan memilih mengobrol dengan beberapa bapak-bapak komplek yang jarang berkumpul karena kesibukan masing-masing.
"Assalamu'alaikum, bunda.." teriak Danish ketika memasuki rumah.
"Wa'alaikumsalam, anak bunda kenapa teriak-teriak?" jawab Karen yang berada di ruang makan menyiapkan makan malam dengan Aleya yang duduk di salah satu bangku.
Danish hanya tersenyum lalu menghampiri Karen dan juga Aleya. Bocah tampan itu langsung mengambil duduk di samping Aleya.
"Abang ganti baju dulu, setelah itu kita makan bersama"
"Abang laper, Bun. Abang sudah tidak kuat, cacing di perut abang udah pada demo meminta makan"
"Ganti baju dulu, sayang..."
"Bund.." rengeknya seraya menampilkan wajah memelas.
"Abang..."
"Baiklah, abang ganti baju dulu. Jangan ada yang makan sebelum abang kembali kalau tidak abang akan marah" ucap Danish langsung berlari menuju kamarnya. Karen terkekeh melihat kelakuan putranya.
Regan yang hendak duduk harus menahan gerakannya karena mendengar interupsi dari Karen.
"Re, kau juga ganti baju dulu. Setelah itu kita makan malam bersama""Memangnya kenapa dengan pakaianku? Apa ada yang salah?"
"Re, kau harus mencontohkan hal yang baik pada anakmu. Aku sedang berusaha mengajarinya disiplin dan kau mau menggagalkan usahaku. Ganti baju sekarang atau tidak ada makan malam bersama"
"Baiklah-baiklah, memang tidak ada yang bisa melawan kekuatan emak-emak" ucap Regan seraya berjalan lesu ke arah kamar tamu.
Karen mendelik mendengar ucapan Regan. Ia tak tahu saja jika emak-emak sudah mengamuk baru tahu rasa nanti.
Aleya yang mendengar perdebatan antara ayah dan bundanya hanya cekikikan. Sementara Karen tersenyum penuh kemenangan.
Tak lama berselang, Danish dan juga Regan keluar bersamaan dari arah yang berbeda. Danish berjalan menuruni tangga dan Regan dari kamar yang tak jauh dari ruang makan di lantai satu. Danish mengenakan piyama bergambar salah satu super hero kesukaannya. Sementara Regan mengenakan kaos polos dan celana training miliknya.
Mereka berempat duduk di kursi masing-masing. Karen mengambilkan nasi lengkap dengan lauknya ke dalam piring masing-masing.
Danish hendak memasukkan sendok ke dalam mulutnya ketika Karen membuka suara.
"Abang baca do'a dulu, sayang"
"Abang udah lapar, bun"
"Baca do'a dulu setelah itu baru makan"
Danish menangkupkan kedua tanganya.
"Bismillaahirrohmaanirrohiim... Aamiin""Hei, kenapa do'a nya seperti itu?"
"Danish lapar, bun. Jadi dapat potongan baca do'a" jawabnya asal.
Regan dan Karen terkekeh mendengar jawaban putranya itu. Bagaimana bisa membaca do'a mendapat potongan. Memangnya potongan harga seperti di pusat perbelanjaan.
"Ulangi dengan benar, Sayang. Sekarang Abang yang pimpin"
Danish menghela napas kasar lalu kembali menangkupkan kedua tangannya. Ia memimpin do'a sambil sesekali melirik ke arah makanan yang tersaji di atas meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Dari Sahabatku (E N D) ✅
RomanceRegan Dioca Atmadja, pria tampan yang harus rela memenuhi permintaan terakhir sang sahabat untuk menikahi tunangan sahabatnya, Karen Veronica Gustina. Seiring berjalannya waktu, benih-benih cinta mulai tumbuh di antara keduanya. Lika-liku perjalanan...