Chapter 2 : Fear

6.6K 501 3
                                    

Niall's pov

 

“Dad! Mom!!” Aku berjalan menyusuri sebuah lorong di rumah keluarga Heather. Suasananya begitu sunyi. Suara langkahku hanyalah satu-satunya yang mengisi ruangan ini.

 

Aku terus memanggil kedua orang tuaku karena ini sudah hampir 1 jam mereka membiarkanku sendiri.

 

Aku mendengar suara seorang pria yang cukup keras dan membuatku sedikit takut. Terlebih pada saat kami baru sampai di sini aku melihat dua orang pria ber jas hitam keluar dari rumah ini. Pria yang berteriak tadi tertawa dan memanggil nama kedua orang tuaku.

 

Aku berlari ke arah pintu kaca di lorong itu. Tirainya tertutup namun aku masih bisa mengintip ke dalam. Aku mencari keberadaan Mom & Dad di dalam sana.

 

Tetapi aku hanya menemukan Dad terduduk di sebuah sofa coklat dengan mata birunya yang terlihat sendu dan berair.

 

Ini hanya dilakukan Dad saat dirinya menangis

 

Keadaan ini tidak beres saat lelaki di hadapan Dad menodongkan pistol kepada Dad. Aku dengan spontan berteriak memanggil Dad dan mendorong pintu itu.

 

Saat itu juga, aku melihat Mom yang terkapar di lantai.

 

“Run, Niall!”

 

Aku terbangun dengan memanggil kedua orang tuaku. Seluruh tubuhku dipenuhi keringat. Menyadarkanku bahwa aku baru saja mengalami mimpi buruk. Aku terduduk di tempat tidur masih dengan selimut yang menutupi setengah badanku.

Mengapa mimpi itu begitu jelas dan nyata? Seakan aku persis berada di tengah-tengah kejadian itu. Kejadian lima tahun lalu. Saat semuanya pergi. Juga alasan mengapa aku ada di sini, bersama Elle. Di kota London, meninggalkan Mulinggar untuk memulai sesuatu yang baru. Menutup semua luka yang terlanjur ada di hidupku juga Elle.

Aku tahu ini tidak akan mudah. Baik aku maupun Elle pasti tidak akan melupakan semua yang telah berlangsung di Mulinggar dengan cepat. Mulinggar adalah rumah kami. Tempat dimana kami menghabiskan hampir 18 tahun hidup. Tempat dimana peristiwa-peristiwa indah terjadi. Namun, disanalah kehidupan kami berubah drastis. Tempat kenangan pahit terjadi. Mempertemukan kami di kehidupan yang sama.

Malam kedua ku di London tidak berjalan baik.

 

Aku mengacak-acak rambutku frustasi. Entah sampai kapan kejadian itu akan terus menghantuiku. Menyambangi tidurku, memberiku mimpi buruk. Membuka kembali luka lama yang belum sepenuhnya kering.

Aku menutup mataku dan mengusap wajahku, menghempaskan tubuhku kembali ke kasur empuk abu-abu. Setiap kali aku memiliki mimpi buruk, aku tahu malam itu akan menjadi malam dimana tidak ada mata terpejam walau hanya beberapa detik.

Aku tak akan berbohong. Aku takut. Tak ada yang mengerti ketakutan ini. Ketakutan untuk kembali melihat kejadian itu lagi dan lagi.

SAVE [Niall Horan FanFiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang