Chapter 13 : Reason

2.2K 281 2
                                    

*sebelumnya maafin kalau ada typo dll. gak edit dulu :(

Elle’s POV

Kelas terasa begitu cepat. Aku menutup buku di hadapanku dan memasukannya ke dalam tas. Handphoneku berbunyi memunculkan foto Niall yang menandakan Niall meneleponku. Aku meraihnya lalu terdengar suara familiar itu,

“Hei, Apa kelasmu sudah selesai, Princess?”

Aku memutar bola mataku mendengar kata terakhirnya. Sebutan menjijikan yang selalu ia ucapkan, “Yea, Aku baru saja selesai.” Aku memperhatikan orang-orang yang satu per satu keluar dari kelas ini menyisakan aku sendiri di dalam ruangan ini.

“Aku akan ke sana. 5 minutes.”

"Niall.” Aku mencegah Niall menyudahi percakapan kami, “Aku bisa pergi sendiri. Ke taman bukan?” Sungguh Niall tidak harus repot menjemputku ke sini hanya untuk membuat dirinya lelah dengan mendorong kursi rodaku. Lagipula kelas kami letaknya cukup berjauhan.

Okay.. But take care, Elle.” Ucapnya ragu dan penuh kekhawatiran.

I will, bye!” Ucapku cepat dan memutuskan panggilan kami sebelum Niall berubah menjadi seorang yang cerewet.

Aku mendorong kursi rodaku menuju taman yang sering kami jadikan tempat berdiam diri sejenak setelah kelas masing-masing. Keadaan kampus terlihat lebih ramai dari biasanya. Banyak gadis-gadis yang berteriak atau terlihat antusias. Aku melihat ke sekelilingku sambil terus mendorong kursi roda. Sampai akhirnya aku melihat sebuah poster yang tertempel di salah satu sisi tembok. Aku mendekati poster itu.

Poster berwarna merah itu terlihat elegan. Aku membaca tulisan dengan ukuran paling besar diantara tulisan-tulisan lainnya. Kemudian membaca keseluruhan dari poster itu.

Ternyata kampus ini mengadakan acara homecoming satu minggu lagi. Pantas saja semuanya terlihat begitu senang dan antusias. Tetapi tidak denganku. Jelas saja. Mana mungkin gadis cacat sepertiku datang ke acara seperti itu.

Do you think she will attend the party?” Suara itu menghentikanku yang baru saja berniat beranjak dari tempat ini. Aku yakin pertanyaan itu ditujukan kepadaku. Aku menguatkan diriku untuk berbalik dan mendapati seorang gadis brunette tinggi yang menatapku dengan tatapannya yang meremehkan.

Dengan tatapan angkuhnya ia berjalan melewatiku. Aku berusaha untuk tetap tenang dan tidak mengejarnya lalu menamparnya. Berani sekali dia berkata seperti itu!

Aku kembali mendorong kursi rodaku menuju taman. Sesampainya di taman aku melihat Niall yang berkutat dengan laptopnya. Syukurlah setidaknya dia tidak akan menyadari moodku yang sedang tidak baik.

Niall akhirnya menyadari keberadaanku lalu dengan cepat menutup laptopnya, “Hai princess!” Niall menyodorkanku Starbuck cappuccino kesukaanku. Aku menerimanya dan langsung menyeruputnya. Menghabiskan ¾ dari seluruhnya. Setelah dahaga juga emosiku membaik, aku menyadari bahwa nama yang tertera di botolnya bukanlah namaku seperti biasanya.

SAVE [Niall Horan FanFiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang