Chapter 23 : The Only One

1.7K 251 0
                                    

Elle's POV

Bicara apa orang ini?

Apa yang aku tidak tahu? Apa yang Niall sembunyikan dan yang diketahui orang ini?

Lelaki di hadapanku terus melangkah maju, kakinya menyentuh lututku seperti mendesakku untuk mundur. Suara hujan di luar seperti menjadi backsound yang pas untuk membuat suasana semakin mencekam.

Sesuatu di belakangku menahan roda kursi ini membuatku terperanjat, semakin memperkuat cengkramanku pada kedua ujing kursi. Sial aku terjebak diantara tembok dan orang asing ini.

Lelaki itu berlutut dihadapanku sehingga aku bisa melihat seberapa gelap matanya. Mata yang kali ini menatapku tajam.

"S-siapa kau?" suaraku bergetar membuatnya menunjukkan senyum miringnya.

Tangannya terangkat menyentuh rambut bagian depanku dan menyelipkannya ke belakang telingaku. "Chill babe…" matanya menelusuri setiap detail wajahku membuatku diam-diam menahan nafas dan mataku semakin memanas "I'm not going to hurt you."

Perkataannya malah terdengar seperti ancaman di telingaku, sampai sekarang aku tidak tahu siapa dirinya dan apa maksudnya. Yang paling penting adalah apa masalahnua dengan Niall.

"Where is Niall?" ucapku pelan, sepelan mungkin agar air mataku tak jatuh dan membuatnya senang. Entah mengapa suasananya membuatku teringat hari dimana kedua orang tuaku tewas oleh orang yang tak pernah aku kenal.

"Where is Niall?" ucapku sekali lagi. Rahangnya menegang seakan mendengar nama Niall adalah hal paling menyebalkan.

"Ada beberapa hal yang harus kau tahu." tangan Zayn turun pada tengkukku, "dan ada beberapa hal yang harus kau terima." Orang asing ini benar benar membuatku takut sekarang. Aku yakin masalahnya dengan Niall bukanlah masalah sepele.

Yang aku perlu tahu dimana Niall dan mengapa aku terjebak di rumahku sendiri bersama orang asing gila yang terlihat memiliki masalah besar.

"I need to know where Niall is." Air mataku tak terduga jatuh dan membasahi pipiku, aku dengan cepat menghapusnya dengan punggung tanganku.

Wajahnya mendekat membuatku semakin takut. Tangannya meraih tanganku dan menguncinya di samping wajahnya.

"All you have to do is enjoy our time, sweetheart." bahkan sekarang aku bisa merasakan nafasnya di wajahku. Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan dan hal buruk apa yang akan menimpaku. Orang ini benar benar menakutkan.

Ia terus memajukan wajahnya sedangkan aku terus menghindar sampai ia menekan tengkukku membuat dahi kami bersentuhan. Seperti ada sesuatu yang mengambil nafasku dan aku kesusahan untuk bernafas akibat jantungku yang berdetak teramat kencang. Ia kembali memperlihatkan senyum miringnya, pandangannya turun dari mataku pada bibirku.

"I bet Niall won't like this." tangannya menelusuri punggungku dan berhenti di pinggang. Ia menarikku lebih dekat dan mengalihkan bibirnya pada telingaku.

"Nice to meet you, El."  Ia pun memberikan jarak diantara kami. Sebelum ia beranjak, ia menyeringai kepadaku. Tanganku bergetar hebat. Lelaki dihadapanku ini memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya.

"Remember, tindakanku tak berhenti disini." ucapnya dengan senyuman yang menyebalkan. Hatiku mencelos menimbulkan goresan baru. Ia berlalu dan meninggalkanku. Aku bisa melihatnya yang setengah berlari akibat hujan.

Dengan cepat aku menggerakan kursi rodaku ke dalam dan berniat untuk mengunci pintu. Namun karena tanganku yang masih bergetar dan badanku yang melemas, kunci itu malah terjatuh. Aku berusaha untuk memungutnya, dan memasangkannya pada lubang kunci.

SAVE [Niall Horan FanFiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang