#15

1.8K 277 4
                                    

Seharian Nathan yang biasanya banyak aksi bersama Hanan hanya bisa melamun di bangkunya. Arel menotis kelakuan Nathan yang berubah seharian ini akhirnya menghampirinya.

Semalem Arel tidak sempat bales pesan Nathan dan ia baru membuka hp di pagi harinya. Namun, Nathan tidak mau membuka mulutnya sedikitpun ketika Arel bertanya.

Arel memegang tangan Nathan dan mengelus punggung tangannya. Nathan mengaitkan jarinya dengan jari Arel dan menggenggamnya.

"kita bolos rapat aja, gue mau ngajak lo kesuatu tempat". Nathan akhirnya bersuara

Arel sedari tadi hanya menatap mata sendu Nathan, ia mungkin tidak mengerti apa yang sedang Nathan rasakan. Namun Arel yakin pasti Nathan sedang tidak baik baik saja. Arel tahu bahwa Nathan memiliki trauma di masa lalunya dan itu berhubungan dengan dirinya.

Entah mengapa Arel semakin hari mau tidak mau harus bersiap untuk mendengar kenyataan. Kedua orang tua Arel tidak ingin anaknya overthinking karena hal itu, maka mereka sama sekali tidak memberi tahu apa yang terjadi 2 tahun lalu pada anaknya.

Farrel maupun Darrel tidak pernah bercerita soal ini kepada Arel. Darrel, kembarannya, terus dihantui 'gadis' itu juga, tetapi ia tidak pernah bilang kepada adiknya. Ia menunggu waktu yang tepat untuk memberi tahu adiknya, soal siapa gadis itu dan mengapa ia terus mengikuti mereka.

"ini soal 'cewek' itu ya?" tanya Arel tidak yakin

Nathan mengangguk mengiyakan, ia menatap lekat lekat mata gadis itu.

"pulang sekolah nanti, lo gausah bilang Darrel. gue tau lo siap". tegas Nathan

Sebenarnya Arel ragu oleh keputusan ini, tetapi ia sudah tidak tahan. 'Gadis' itu terus menghantui pikirannya. Bahkan semalam saja ada pesan dari unknown yang berisikan "Aurel, ini aku".

Arel pergi ke toilet sebelum bergegas bersama Nathan. Ia bertemu dengan cewek yang waktu itu baris di depannya, Hani. Cewek itu tersenyum kepada Arel, namun Arel merasa ngeri karena senyum gadis itu tidak asing baginya.

"Hani? gak kenal". kata Nathan

Arel berkali kali menanyakan tentang gadis itu kepada teman temannya, namun kurang Yisha yang belum ia tanyai. Ia selalu lupa ketika sudah di dekat Yisha, entah hanya Arel atau bagaimana setiap kali dia bertemu dengan orang yang ada perlu selalu kelupaan.

"nanti aja tanyanya, Yisha masih di jalan kali atau lagi sibuk shopping" kata Nathan

Kedua remaja tersebut pergi kesuatu tempat yang lumayan jauh jaraknya dari sekolah. Nathan mampir ke sebuah supermarket dahulu, katanya ia ingin membeli sesuatu sebelum diberikan kepada orang yang akan dituju.

Butuh waktu sekitar 1 jam karena jalanan lumayan macet, namun bagi Nathan selap selip adalah hal yang mudah.

Setelah adegan Valentino Nathan di jalan tadi, akhirnya mereka sampai di sebuah 'rumah' yang sangat besar. Rumah itu berisi banyak orang yang tinggal bersama, Arel bertanya tanya kenapa Nathan mengajaknya ke 'rumah' ini.

 Rumah itu berisi banyak orang yang tinggal bersama, Arel bertanya tanya kenapa Nathan mengajaknya ke 'rumah' ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"columbarium? rumah abu? Nathan tinggal disini?" tanya Arel heran

Nathan hanya mengangguk dan menggandeng tangan Arel. Mereka memasuki 'rumah' tersebut dengan sopan dan tenang.

Mereka berhenti tepat di depan kotak kaca yang berisi gucci marmer putih yang cantik. Tersemat sebuah nama yang tidak asing bagi Arel disana

"Nathania Kei"

Arel memandangi foto mendiang yang ada di depannya, sangat persis, persis dengan gadis yang selalu menghantuinya. Kaki Arel rasanya lemas, ia tidak sanggup untuk menahan beban badannya.

Arel menangis tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Ia pikir gadis itu hanya hidup di khayalan dia. Selama ini dirinya bertanya tanya, mengapa gadis itu selalu menghampirinya, meminta tolong dan menangis kepada Arel.

Nathan memberikan penghormatan serta sekaleng milo untuk mendiang Nathania itu.

"Nia, gue tau lo kangen Arel. Sekarang lo seneng kan bisa lihat Arel lagi? Arel sehat kok, dia gapapa, dia sekarang bahagia."

"Nia, kalo suatu hari nanti Arel jadi pacar gue, lo tetep bilang gapapa kan? Makasih Nia, tenang disana, jangan ganggu Arel lagi."

"Nathania, lo akan selamanya gue kenal sebagai Nathan yang paling cantik. Nathan yang baik, Nathan yang ceria, bukan yang kaya Nathan Alvarez, nakal, bandel, hahaha"

"mungkin minuman kesukaan lo di surga udah ganti, tapi gue gaakan lupa kalo di dunia lo paling suka milo. Arel, maksud gue Aurel juga masih suka milo kaya lo. lo seneng kan Nath?"

Nathan meletakkan sekaleng milo itu di dekat guci abu milik mendiang Nathania.

☆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

tbc #16

Buku 1 : Recuérdame ( Remember Me ) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang