Arel melangkahkan kakinya dengan berat menuju lapangan sekolah. Ia pikir jadwal mpls di sekolah barunya sudah rampung minggu lalu, tetapi ternyata baru dimulai minggu ini saat Arel baru saja datang.
Panas, terik, haus, lapar bahkan mengantuk, semua perpaduan "jelek" itu menyelimuti sesosok Arel di tengah speech kepala sekolahnya.
"tau gitu gue bolos pura-pura gatau jadwal sampe mingdep" gumam Arel dalam hati.
Gadis itu terus menerus bergerak karena tidak nyaman, ia bosan karena tidak ada satupun yang mengajaknya berbicara.
"panas banget gilaaaaaaaaa" gadis dibelakang Arel sambat dengan nada sedikit keras hingga membuatnya takut kalo digep guru.
"lo berisik banget boncel" protes anak laki-laki di sebelah gadis tadi.
"ya panas cillll, lo gak capek apa ish" balas gadis itu.
Arel menganggukkan kepalanya canggung seakan setuju dengan protes gadis tadi.
"eh, lo anak baru kan?" gadis tadi tiba-tiba menoel lengan Arel.
"eh? i-iya hehehe" jawab Arel canggung.
"gue Yisha" kata gadis tadi sambil membaca name tag Arel.
"Aurell Zudiene, hm sebentar, aku tidak asing dengan nama ini" kata gadis itu lagi.
"Zudiene zu din zudin zud OH anak cowo yang suka ditegur BP gara-gara suara knalpotnya gaksih?" sahut cowo disebelah Yisha.
"hah? kak Darrel maksud lo?" tanya Yisha heran.
"iya Darrel anak mipa 4 itu!" kata lelaki itu.
Arel bertanya tanya di dalam hati, "kakak gue keren juga ya terkenal diantara anak baru, cih pada gatau aja"
☆
Upacara pembukaan akhirnya selesai, Arel berjalan lemas kembali ke kelasnya yang jauh di ujung timur.
"Aurelllllllllll lemes banget lo kaya orang tipes" kata Yisha pada Arel.
"haus doang sih, ga lebih" jawab Arel dengan muka pasrah.
"Rel, Jakarta panas ya? pantes sih, Aurel dari Bandung kan?" tanya Yisha.
"iya, kaya culture shock pindah kesini tuh"
"tapi Sha, kenapa lo nyebut gue anak baru? kan kita semua disini baru?" tanya Arel.
"LOH IYA HAHAHA tapi rel, anak anak disini pada kenal lama kaya reuni SMP gitu. Makanya gue bilang lo anak baru padahal kita semua juga baru ya hehehe" Yisha cengengesan menjawab pertanyaan Arel.
"hahaha pantes deh. be-te-we panggilnya Arel aja, Aurel itu... terlalu formal... gimana ya bilangnya" Arel bingung.
"oh paham paham, kaya ga biasa gitu ya dipanggil Aurel? terus panggilan akrabnya Arel gitu kan? OKE DEH GAK MASALAH" sahut Yisha girang.
Keduanya pun tak terasa sudah sampai di ruang kelas, mereka berpisah karena bangkunya berbeda. Arel lagi lagi termenung sendiri meratapi nasibnya, ia tidak kenal siapa siapa di sekolah ini kecuali kakaknya, Darrel.
Setelah sekian lama ia merenung, bel masuk pun berbunyi. Wali kelasnya memasuki ruangan dan membagikan buku literasi untuk murid-murid kelasnya.
"kamu siswi transfer dari Bandung itukan, Aurell Zudiene?" setelah guru itu selesai menyebut namanya, seluruh mata tertuju padanya.
"iya saya Aurell bu"
"oke, selamat datang Aurell. Saya Bu Nana yang akan membimbing kelas ini selama 1 tahun kedepan" ucap Bu Nana dengan senyum selebar karpet Aladdin kepada Arel.
"baik, terimakasih bu"
Lelaki di bangku pojok itu terus menatap Arel, saking fokusnya sampai ia disenggol oleh teman sebangkunya agar sadar.
"Aurell Zudiene, Bandung?"
☆
tbc #2
KAMU SEDANG MEMBACA
Buku 1 : Recuérdame ( Remember Me ) ✔
Gizem / GerilimDi hidup Arel, ia mengenal sesosok yang bernama Nathan. Ketika ia mendengar nama itu, hatinya entah mengapa merasa sangat berdebar. Namun, Nathan yang mana kali ini? Apa arti perasaan berdebar itu? Been written and fixed for 4 years. Originally know...