(note : abaikan jam dan tanggalnya)
Arel bosan melihat pesan pesan itu. Pesan itu dikirim setiap hari oleh nomor tak dikenal. Arel tau, itu bukan Nathania. Sekarang ia sedang bersamanya, bersama Nathania.
"Nia, sekarang Arel inget"
"..."
"iya, Arel juga inget sama boneka waktu itu! Nia masih simpen kan bonekanya?"
"..."
"euhm tapi kenapa Nia gamau dipanggil Nia sama Arel? kenapa maunya dipanggil Nathan?"
"..."
"HAHAHA pengen kembaran sama crush ya? okedeh mulai sekarang Arel panggilnya Nathan terus aja. Tapi Nathania jangan muncul ya kalo Arel manggilnya Nathan Alvarez"
Di hari Nathan dan Arel mengunjungi columbarium Nia waktu itu, Arel sempat bertemu dengannya. Saat sebelum Arel pingsan karena penyakitnya kambuh.
"Aurel jangan takut, Nia engga jahat kok. Nia udah denger kata-kata Nathan, Nathan sukanya sama Arel. Sekarang Arel boleh pacaran sama Nia, soalnya Nia udah pergi dari dunia."
"tapi Arel... Nia belum bisa pergi ke surga... ada yang ganggu Nia. Orang itu terus ngaku-ngaku jadi Nia, dia ada disini, di columbarium ini. Arel, bantu Nia cari orang itu ya... Tapi jangan bilang Darrel, Nia gamau, Nia takut sama Darrel"
Arel mengingat perkataan Nathania waktu itu, ada yang mengaku ngaku jadi Nia. Makanya Arel sama sekali tidak takut dengan pesan teror tersebut.
Sementara Nathania berkali kali bilang, jangan beri tahu Darrel. Darrel memang sering ditakuti oleh setan di sekelilingnya. Terakhir kali Nia tidak sengaja lewat di depannya, Darrel langsung menatap tajam arwah gadis itu.
Semenjak saat itu, Nathania tidak mau lagi bertemu dengan kembaran Arel itu.
Di sisi lain, Nathan yang babak belur karena gelut dengan Darrel tengah menunjukkan bukti chat teror itu.
Darrel tidak percaya, mana ada setan yang bisa sms. Lagipula Darrel bisa melihat mereka, Darrel sesekali menjumpai Nathania saat di sekolah. Namun, gadis itu sama sekali tidak memiliki aura pengganggu. Ia juga tidak percaya bahwa adeknya juga di teror oleh 'manusia' usil itu.
"gue tau Nathania emang suka sama lo, di sahabat adek gue, tapi ini gamungkin. Nia udah mati!" tegas Darrel
"gara-gara lo, gara-gara adek gue ketemu lo, sekarang semua penyakitnya kambuh lagi! gue gabisa lihat kembaran gue terus terusan kesakitan, gue juga ikut sakit!" lanjutnya
Nathan hanya bisa diam seolah menyadari memang iya itu salahnya. Ia tidak bisa mengelak, Arel jauh jauh pergi ke Bandung untuk menyembuhkan diri, tetapi setelah bertemu dengannya ia sering jatuh sakit lagi.
"bukan salah gue". ujar Nathan
Darrel mencelos mendengar perkataan Nathan barusan. Ia sangat marah dan menganggap Nathan tidak tau diri.
"mereka kecelakaan bukan salah gue. mereka cuma mau pergi bareng buat beli kado ulang tahun, gue gaada disana, GUE ENGGAK SALAH!" getakan Nathan membuat Arel yang sedang duduk di UKS terbangun.
"Nathan?" gumam Arel
"gue cuma ada disana, sebelum mereka berangkat. gue nganter mereka ke halte, setelah itu gue pergi. gue sama sekali bukan penyebab adek lo begini!" lanjut Nathan
Kini Darrel sadar, memang Nathan bukan penyebab kecelakaan itu. Namun ialah yang membawa kenangan-kenangan lama milik adiknya itu. Padahal selama 3 tahun Arel hidup tenang tanpa dihantui oleh teror teror tersebut. Meskipun sosok Nathania sering muncul, tetapi Arel tidak peduli dengannya.
Arel terus menganggap arwah Nathania hanya arwah yang sedang bosan, tidak lebih, karena Arel tidak ingat mengapa gadis itu menjadi arwah dan gentayangan.
Kini Nathania ingin jiwanya tenang, ia sudah mengikhlaskan Nathan bersama Arel. Namun kini ia tidak bisa pergi ke akhirat ada orang lain yang berusaha menganggu Nathan dan Arel. Nathania tidak mau sahabatnya terus menerus sakit, ia ingin berada di sisi Arel sampai orang itu ketemu.
"Arel, ayo kita cari dia dan sembuhin lukamu".
☆
tbc #22
KAMU SEDANG MEMBACA
Buku 1 : Recuérdame ( Remember Me ) ✔
Mystery / ThrillerDi hidup Arel, ia mengenal sesosok yang bernama Nathan. Ketika ia mendengar nama itu, hatinya entah mengapa merasa sangat berdebar. Namun, Nathan yang mana kali ini? Apa arti perasaan berdebar itu? Been written and fixed for 4 years. Originally know...