Memories

1.3K 143 19
                                    

ROSE POV [FLASHBACK]

Ini pertama kali dalam hidupku seseorang menyatakan cinta padaku, yg sebelumnya belum pernaah aku bayangkan. Walaupun tidak seperti orang lain dan sedikit aneh.

"Park Chaeyoung", aku menyukai mu, aku ingin bersama mu,  Aku menyukai wangi pakaianmu. Bisa kah kita bersama selamanya?" Ku fikir ia hanya bercanda  karena kami baru bertemu beberapa bulan yg lalu dan saat ini kami sedang berada didepan sekolah kami.

Sejak ayahku meninggalku Jennie, nama gadis mungil itu,  selalu ada disetiap aku membutuhkannya. Ia sangat cekatan dan sangat hangat ia mengisi hari hariku yg sepi.

Ayahku meninggalkan kami ketika aku berumur 5 tahun sejak saat itu ibuku mengurusku seorang diri dan ia juga seorangmanager restoran sehingga ia tidak banyak waktu dirumah.

"jadi mulai hari ini kamu adalah adik ku dan aku adalah kakakmu. Aku akan membuat tuan Park Nyonya Son bangga pada mu" katanya dengan yakin sambil menggenggam tanganku seraya tersenyum.

Gadis kecil yg menggenggam tanganku. Ia memberiku perasaan kasih sayang yg tidak ku dapat dari siapapun termasuk Ayahku sendiri.

Jennie yg ku tahu adalah sosok yg dewasa, penyayang dan meskipun ia terkadang sangat manja dan tidak gampang di tebak, ia tidak bisa di atur dan selalu bertindak sesuka hati.

Sebenarnya ia adalah anak yg manja hanya saja ia hampir tidak pernah menunjukannya kepada orang lain kecuali padaku.  Ia akan sangal lekat menempel di punggungku atau di lenganku.

Meski usianya lebih tua dari pada aku terkadang ia masih seperti anak kecil, masih suka sekali jika di belikan eskrim, benda benda unik dan juga barang barang terlihat mewah. Tetapi ia juga tidak jarang terlihat sangat bertanggung jawab, dewasa, sangat penyayang dan perhatian di waktu yg bersamaan.

Ketika kesehatan ku drop karena terlalu sering belajar ia yg merawatku  dan ibuku tidak bisa menjaga ku,  Ia rela sampai tidak pulang untuk menemaniku di rumah sakit.

Jennie yg memenuhi segala kebutuhanku saat aku tidak bisa memenuhinya sendiri. Ia yg memberiku perhatian, dikala ibuku sibuk dengan kerajaan bisnisnya seorang diri.

Ia sudah menjadi apapun yg ku butuhkan, seorang ibu, adik yg manja, ayah yg bijaksana, kakak yg bertanggung jawab dan seorang kekasih yg manjanya kebangetan.

"ini ku bawakan waffle kesukaanmu" ujar nya sambil menaruh nampan di atas pangkuan ku lalu kemudian ia duduk di sebelahku.

"mau kusuapi?" tawarnya.

"tidak usah aku bisa sendiri kok" ucapku menolak sembari memotongnya menjadi bagian bagian kecil yg muat untuk masuk kedalam rongga mulutku.

Pada sisa potongan terakhir tanganku sedikit bergetar hingga membuat pisau yg ku pakai melompat melukai tanganku sendiri hingga berdarah.

"ahh.." teriak ku menahan perih. Jennie dengan sigap menolong ku. Ia mengambil jari ku yg terluka lalu mengulumnya untuk memampatkan darah yg keluar

"hati hati makanya" ucapnya menatap ku.

"aku bisa kok udah potongan terakhir juga" ucapku sambil tersenyum. Aku mulai memakan dengan tangan kiriku. Sementara Jennie masih mengulum jari ku yg berdarah sambil bersandar di pundakku.

"Kenapa di emut terus? Aku jadi susah makan kan jadinya" protesku karena kesusahan untuk makan.

"hehe maaf keterusan, abis darah mu manis" ucapnya terkekeh sambil melepas jariku

"dasar kau ini. Ini makan saja" dengan gemas aku menyuapinya potongan besar waffle buatannya sendiri hingga memenuhi mulutnya.

Aku tertawa karena kelucuannya kesusahan mengunyah wafflenya sampai madunya menetes dari pinggir bibirnya

(마리오네트 )Marioneteu [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang