The Darkness

953 110 4
                                    


*gambar hanya ilustrasi

[Present Day]

Jalan lembab dan becek, kota Seoul seakan tidak pernah tidur meskipun hujan deras. Jennie berjalan menuju pulang sedari membantu keluarga lisa di cafe yg sudah menjadi rutinitasnya beberapa hari belakangan.

Seperti biasa meskipun ia bisa menggunakan taxi online tetapi ia lebih suka pulang dengan berjalan kaki, karena ia suka suasana sehabis hujan dan angin yg menerpa wajahnya yg membuat rambut panjangnya seakan terbang

"ah... segarnya" ucapnya merasakan angin berhembus mengenai pipinya. Ia sampai berhenti berjalan untuk merasakannya.

"kenapa aku baru merasakan hawa seoul senyaman ini" pikirnya sambil meneruskan perjalanan menuju pulang.

Untuk menyingkat perjalanan ia biasa melewati gang gang kecil pinggir jalan atau jalan tikus yg sempit untuk cepat sampai ke apartemennya yg berada di pinggiran kota Seoul.

Saat hari mulai malam meskipun kehidupan kota seakan tidak pernah tertidur, beberapa bagian seperti jalan - jalan kecil yg bersebelahan dengan sungai sangat sepi dan gelap. Jennie sempat berhenti beberapa menit di depan gang tersebut ia menimang akan melewati jalan ini tau tidak karena terlihat sangat gelap dari tempat berdiri meskipun akhirnya ia memaksakan untuk tetap melewati jalan itu.

Ia menghirup napas dalam dalam memberanikan mulai menapaki jalan sepi dan gelap tersebut. Jennie mengambil headphone berwarna hitam silver lalu menyetel lagu dari smartphone untuk meringankan rasa takutnya.

"aku baik baik saja aku baik baik saja... arrgghh kenapa sepi sekali jalan ini" runtuknya dalam hati. Gadis itu menggenggam tas ranselnya di depan dadanya dengan erat ketika melewati sebuah tikungan yg berada di tepian sungai.

Begitu ia melewati jalan setapak yg sepi tanpa ia sadari sesuatu tengah memperhatikannya mengintainya dari dekat tanpa dapat diketahui keadaannya karena penyamarannya.

Makhluk itu menyunggingkan sekilas senyum di bibirnya. Ada setitik noda darah di sisi pipinya yg berwarna putih pucat ketika tangannya menutupi wajahnya dengan tangan.

Makhluk itu menjilat bibir atasnya sembari menyeringai.

Dengan satu kali gerakan makhluk itu berhasil meraih pundak Jennie lalu membekapnya sehingga buatnya susah nafas dan akhirnya pingsan walaupun sempat melawan meskipun gagal.

"akhh tol-hmmn.. Hmm" makhluk itu berhasil membekap Jennie

Makhluk hitam dengan warna mata biru itu membawa Jennie pergi dari sana sebelum tersadar ada yg aneh terjadi padannya.

Tanpa sengaja ia menjatuhkan headphonenya sebelum akhirnya menghilang.

-

Jisoo yg sedari tadi bengong tetiba matanya memicing seperti seekor serigala yg mencium bau mangsanya. Ia menoleh memperhatikan jam pada dinding, warna pada matanya berubah berkilat biru.

Seketika terdengar seperti kaca yg pecah karena sesuatu. Itu adalah jendela kamarnya yg telah terbuka di terpa angin

--

Ruang gelap dan sepi hanya terdapat cahaya dari ventilasi kecil disalah satu dinding menjadi satu satunya penerangan di ruang itu.

Jennie terbangung dengan tangan dan kakinya terikat terbaring di tanah yg kering dan penuh debu

"aku dimana" Beberapa kali Jennie mengerjapkan mata berusaha menyesuaikan dengan pencahayaan yg sangat minim juga udara di tempat ini sangat pengap membuat ia tambah sulit bernapas.

(마리오네트 )Marioneteu [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang