Mutan Girl

1.5K 189 11
                                    

Rose sedang duduk menghadap jendela besar di kamarnya. Ia tidak pernah merasakan perasaan ini sebelumnya, awalnya ia bisa saja menganggapnya tidak pernah terjadi tetapi hatinya tidak dapat menerima apa yg baru saja di lihatnya

Beberapa hari yg lalu saat jam makan siang, sebenarnya hendak menghampiri Jennie dan Jisoo yg berada di kantin meskipun ia sudah ijin untuk tidak ikut dengannya.

Saat itu ia sedang berjalan menuju ruang bahasa yg ruangannya tidak jauh dari Kantin dari balik ranting pohon yg rindang Rose melihat Jennie yg seperti mencium Jisoo dari jauh namun karena tidak terlalu jelas ia tidak begitu memperdulikannya.

Adegan sebenarnya adalah ketika Jennie membantu Jisoo membersihkan sisa saus di bibirnya, karena terlihat belakang punggung secara kejauhan, terlihat seperti sedang berciuman karena wajah Jisoo tidak terlihat sama sekali.

Rose berusaha menghapus pikiran buruknya terhadap kekasih dan gadis yg sama sekali tidak ia kenal itu hingga kejadian ini terjadi. Ia sungguh sungguh melihat wajah Jennie dan Jisoo memerah dan suara desahan itu.

Rose sangat mencintai Jennie, Jennie adalah gadis pertama yg meluluhkan hatinya, org pertama yg membuatnya percaya tentang kasih sayang namun ia tidak pernah menduga semudah itu Jennie jatuh cinta dengan gadis lain.

Tanpa di ketahuinya Ibu Rose memperhatikan dari balik pintu yg terbuka sedikit. Sebagai seorang ibu ia tahu betul bagaimana anak sematawayangnya itu namun ia punya cara sendiri bagaimana ia memperlakukan putrinya.

Perlahan Nyonya Son membuka pintu dan menghampiri anaknya tersebut. Ia memeluk putrinya dari belakang dengan perlahan.

"sudah siap menghadapi ujian tengah semestermu?" tanya Nyonya Son mengelus rambut putrinya basa - basi sambil memperhatikan buku pelajaran statistika dan pelajaran lain yg berada di sebelah Rose.

"umma..." Rose terkejut, buru buru ia menghapus air matanya lalu melihat wajah ibunya.

"wae? Kenapa terlihat terkejut begitu?" Nyonya Son tesenyum begitu wajah mereka saling betatapan.

"sejak kapan umma pulang? Kenapa aku tidak tau?" ucap Rose mengalihkan pembicaraan. Ia menarik ibunya menuju kasur lalu duduk disana bersama

"umma baru saja pulang. Kebutuhan restoran sudah terpenuhi jadi bisa umma tinggal. Kau sendiri bagaimana? Apa kau sudah siap dengan ujian tengah semestermu hmm? Dari tadi umma tanya tidak di jawab" Nyonya Son mengikuti Rose duduk di kasur. Tangannya wanita paruh baya itu menyentuh pipi Rose dengan lembut

"ada apa? Kau ada masalah dengan Jennie?" ucap Nyonya Son lagi setelah beberapa saat sepertinya Rose enggan menjawab pertanyaannya.

Namun sepertinya Rose lebih tidak suka jika di tanya tentang hubungannya dengan Jennie itu terlihat dengan bagaimana ia mengambil buku modul yg ia tinggal di dekat jendela.

"tidak umma. Aku sudah belajar giat kok" Rose menunjukkan halaman buku statistika dan bahasa inggris yg sudah ia kerjakan kepada ibunya.

"oh bagus kalau begitu..." Nyonya Son memberi apresiasi walaupun sesungguhnya ia tidak terlalu mempermasalahkan nilai pembelajaran anaknya karena sangat yakin Gadisnya dapat mengerjakan ujiannya dengan baik

"lebih baik kau jangan terlalu sibuk, umma sangat yakin kau mampu menjalaninya. Jika itu terasa berat, pikirkan saja sisi baiknya untukmu, jangan terlalu larut didalamnya nanti kau sakit sendiri" ujar Nyonya Son yg seorang single parent yg telah merawat Rose selama hidupnya. Nyonya Son mengelus pundak putrinya lalu memeluknya hangat.

Rose yg tertegun mematung dihadapan Nyonya Son. Rose berusaha memahami setiap kata yg diucapkan oleh ibunya dalam hatinya, bahwa wanita yg telah menjanda hampir setengah umurnya ini sedang memberinya nasehat tentang hubungannya dengan Jennie

(마리오네트 )Marioneteu [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang