#3 Patah Hati

186 57 8
                                    

Soo Young dan Tae Hyung sudah berada di bus dalam perjalanan pulang.

"Sung Jae kenapa? Apa dia sakit?," tanya Tae Hyung.

"Tidak, sepertinya dia memiliki masalah," jawab Soo Young.

"Masalah apa?," tanya Tae Hyung.

"Entahlah, aku juga tidak tau, dia tidak mau cerita," jawab Soo Young.

"Ternyata kalian tidak sedekat itu," gumam Tae Hyung pelan sambil tersenyum.

"Kau kenapa?," tanya Soo Young saat melihat Tae Hyung tiba-tiba tersenyum.

"Bukan apa-apa," jawab Tae Hyung.
"Kau aneh sekali," kata Soo Young.

Tae Hyung hanya nyengir.

"Oh iya, aku punya sesuatu untukmu," kata Tae Hyung. Dia lalu mencari sesuatu di dalam tasnya.

"Apa?," tanya Soo Young antusias.
"Ini," kata Tae Hyung sambil mengeluarkan sebuah buku catatan.

"Aigoo apa yang aku harapkan," gumam Soo Young,  karena terakhir kali Tae Hyung menjenguknya di rumah sakit, dia membawa buku PR.

"Apa ini?," tanya Soo Young setelah menerimanya.
"Kau lihat saja sendiri," kata Tae Hyung.

Soo Young pun membuka buku catatan itu, dia baca dengan perlahan. Matanya berbinar, dia membuka lembar demi lembar.

"DAEBAK," kata Soo Young,  dia merasa sangat senang.

"Kau mencatatnya sendiri?," tanya Soo Young. "Jadi seperti ini caramu belajar," lanjutnya.

"Tidak, aku sengaja mencatatkan untukmu, karena kupikir kau akan lebih mudah paham kalau kucatat seperti itu," jelas Tae Hyung.

"Gumawo," kata Soo Young sambil menatap wajah Kim Tae Hyung dengan wajah berbinar.

"Hya, hentikan," kata Tae Hyung dia merasa malu Soo Young menatapnya seperti itu.

Soo Young kembali membaca buku catatan matematika yang diberikan Tae Hyung dengan kagum.

Setiap rumus dicatat  Tae Hyung dengan rinci. Dia menjabarkan langkah demi langkah dengan kata-kata yang mudah Soo Young pahami.  Dia bahkan memberikan contoh soal dan cara penyelesaiannya dengan baik dan menggunakan bolpoin berbagai warna,  membuat Soo Young semakin tertarik membacanya.

"Ah,  jadi caranya seperti ini," kata Soo Young setelah memahami rumus alogaritma yang selama ini dia anggap seperti membaca bahasa alien.

"Wah ini benar-benar harta berhargaku sekarang," kata Soo Young sambil memeluk dan menciumi bukunya.

"Hya, jangan berlebihan," kata Tae Hyung,  dia merasa malu saat beberapa orang di bus mulai memperhatikan Soo Young.

"Gumawo. Kau memang yang terbaik. Aku akan menuruti semua perintahmu master," kata Soo Young serius.

"Master apanya," kata Tae Hyung.
"Kau hanya perlu membaca dan memahami rumus yang ada di catatan itu," lanjutnya.

GREEN APPLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang