TIGA BELAS: TROUBLE MAKER

13 2 0
                                    

"Kita udah nyiapin semuanya." Tri menjelaskan sambil berjalan menuju ruang praktikum. Sekolah mereka memiliki tiga ruang praktikum, biologi, fisika, dan kimia. Setelah sekolah usai, ruang praktikum menjadi basecamp ekskul KIR karena mereka dapat dengan leluasa menggunakan fasilitas sekolah untuk melakukan eksperimen.

Risha menoleh ke ruang praktikum fisika. Sudah ada beberapa siswa di sana, tapi Risha tidak mengenal mereka, hanya satu yang ia tahu, Leo. Leo pun tidak sengaja bertemu pandang dengan Risha. Leo tersenyum miring pada Risha, tapi Risha melengos saja membuat Leo kembali dongkol.

"Ini penelitian kita!" Tri menunjukkan pot-pot kecil di sudut ruangan praktikum biologi. "Kita ingin menguji efek beberapa jenis pupuk terhadap beberapa jenis tanaman. Jadi di sini ada empat jenis tanaman dan tiga jenis pupuk. Tiap jenis tanaman ditanam di tiga pot dengan diberi pupuk yang berbeda-beda. Variabel kontrolnya adalah tanaman yang tidak diberi pupuk," Tri menjelaskan panjang lebar, Risha dan Aditya hanya diam menyimak.

"Trus kita ngapain?" tanya Risha setelah penjelasan Tri selesai.

"Kalian cukup bantu merawat tanaman aja, karena kita cuma punya satu sampel untuk masing-masing variabel, kalo tanaman itu sampai mati, berarti variabel itu harus kita hilangkan dari penelitian." Risha mengangguk paham.

"Untuk laporan, kita juga udah bikin secara garis besarnya, dan tinggal menunggu hasil penelitian aja untuk ditarik kesimpulan," Tri kembali menambahkan. "Aditya, kita minta tolong buat presentasi nanti ya, soalnya di sini kamu yang paling berpengalaman untuk public speaking."

"Oke!" jawab Aditya pendek.

"Kita juga ada form yang harus diisi." Praka, anggota KIR yang lain ikut bicara. Ia menyodorkan lembar form yang masih kosong pada Aditya dan Risha. "Setiap hari kita gantian buat ngurus tanaman dan mencatat perkembangan tanaman di form ini, jadi kita nggak perlu tiap hari ke sini." Risha dan Aditya kembali mengangguk.

Leni, satu lagi anggota KIR, menempel jadwal mereka di mading KIR yang berada di ruang praktikum tersebut. Tahun ini sekolah mereka akan mengirim tiga tim untuk mengikuti lomba KIR. Kelas X melakukan penelitian di ruang praktikum fisika, kelas XI di ruang praktikum biologi dan kelas XII di ruang praktikum kimia. Risha baru tahu belakangan kalau Leo masuk dalam tim kelas X dan juga salah satu anggota ekskul KIR. Risha sedikit mengeluh tapi ia ingin abaikan saja bocah itu.

---

Risha baru saja beranjak dari tempatnya duduk ketika ponselnya bergetar. Ia melihat layarnya dan mengenali panggilan itu dari mamanya. Risha memberikan isyarat pada Nara agar duluan saja ke kantin.

"Iya, Ma?" jawab Risha. Nara, Aditya, dan Liana sudah meninggalkan kelas ketika ia memulai percakapan dengan mamanya.

Selama beberapa menit ia berbincang dengan mamanya, intinya siang ini ia disuruh mamanya agar segera pulang ke rumah karena mereka sekeluarga harus menjenguk neneknya yang sedang sakit di Bogor. Risha mengiyakan saja meski sedikit cemas karena kondisi neneknya. Tapi mamanya menenangkan dengan mengatakan bahwa sakit neneknya tidak parah. Risha lupa bahwa hari ini adalah jadwalnya mengobservasi tanaman di ruang praktikum. Ketika ingat, ia segera mengirim pesan pada Tri untuk bertukar jadwal dengannya dan ia pun sudah menjelaskan alasannya. Tri mengerti dan bersedia menggantikannya hari ini.

Di kantin Nara berkali-kali melihat jam tangannya dan kepalanya berkali-kali menoleh ke arah pintu masuk kantin. Aditya menyadari kegelisahan Nara itu.

"Lo kenapa sih?" tanya Aditya.

"Nggak, nggak papa," jawab Nara masih sambil mengawasi pintu kantin.

"Kalo lo khawatir gini, susulin aja ke kelas kenapa sih?" usul Aditya.

"Gue nggak khawatir, tapi boleh deh gue susulin ke kelas," jawab Nara bergegas meninggalkan kantin. Aditya cuma menggeleng-gelengkan kepalanya, sedangkan Liana yang ada di sampingnya menggigit bibir.

PRETENDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang