22. JURUS ANDALAN LISA"Misi-misi," Lisa langsung nerobos masuk kedalam UKS meski beberapa anak PMR bilang gak boleh masuk.
"Jek, lo gak apa? Lo sakit yang mana? Lo mau apa? Ayo bilang, biar gue beliin" ucap Lisa bertubi-tubi bikin Jeka akhirnya nunjukin senyuman meski kakinya masih sakit.
"Mau lo disini, temenin gue bisa?" ucap Jeka meminta. Lisa jadi kikuk sendiri, ia cukan bisa ngangguk doang, "lo semua bisa keluar kan? udara disini sumpek"
"I,iya kak" kata Somi dan teman-temannya. Padahal UKS dilengkapi dengan dua AC, alasan sekali Jeka.
Lisa duduk di kursi samping Jeka. Ia melihat kaki Jeka yang dibalut kain kecokelatan, pasti ngilu. Lisa menatap kaki yang beberapa waktu lalu berlarian bebas kini malah tak bisa bergerak bebas.
"Ini sakit banget ya Jek?" tanya Lisa menujuk kaki kanan Jeka.
"Ah enggak, udah biasa cedera gini mah" kata Jeka berbohong, ia sebelumnya tak pernah cedera bila pertandingan basket. Paling-paling jatuh, terus bangkit lagi.
Baru pertandingan ini saja yang bikin Jeka jatuh dan terkilir cukup parah hingga daerah mata kaki sedikit bengkak, karena otot yang mengkerut barusan.
"Jangan bohong lu, si Bambam juga pernah kaya gini. Terus dia nangis-nangis pas di urut," ucap Lisa.
"Bambam?" tanya Jeka mengkerutkan dahinya.
"Iya Bambam, temen orok gue, temen sekelas juga" kata Lisa malah sibuk perhatiin kaki Jeka, "jek mau gue urut gak?" tanya Lisa.
"Emang bisa?" tanya Jeka.
"Lo meragukan kekuatan Nyai Lisa Ravenda, hah?!" geram Lisa menggulung lengan kemejanya, "diem disitu gue cari balsem atau cream panas"
Lisa mulai berjalan menuju kotak obat. Dia mengambil salah satu cream panas berkemasan putih. Dia duduk di ranjang, kaki Jeka perlahan ia pindahkan keatas pangkuannya.
"Lo tahan sakitnya, ya?" pinta Lisa mulai goyah karena Jeka yang sekarang cemas akan kakinya, "lo kalau teriak harus traktir gue, makannya jangan teriak. Oke?!"
"Iya bawel lo. Emang gue cowo apaan pake acara teriak segala," ucap Jeka bikin Lisa tersenyum licik, dia gak tau aja kalau Lisa udah keluarin jurus andalannya.
Lisa mulai membuka kain tersebut. Benar saja kaki Jeka sedikit memar dan merah. Lisa mengusap pelan kaki Jeka dengan balsem, dia lalu memijat kaki Jeka pelan.
"Lis anu, pelan dong"
"Ya allah, ini udah pelan, gak gue teken sama sekali" kata Lisa yang benar saja dia meminjatnya tanpa tenaga.
"Sakit Lis,"
"Bentar, belom apa-apa. Siap?!" Lisa mulai menekan urat kaki yang mengkerut dan meluruskannya, dia juga memutar pergelangan kaki Jeka.
"WOY LIS SUMPAH UDAHANN!!" rengek Jeka kaya anak kecil yang takut disuntik.
"Belum Jek, ini masih mengkerut uratnya" ucap Lisa menekan lagi bikin Jeka teriak gak karuan. Lisa memutar pergelangan kakinya, hingga—
KAMU SEDANG MEMBACA
ZONA REMAJA [COMPLETED]
FanfictionKatanya masa SMA itu masa yang paling dikenang, bahkan ingin terulang. Siswa SMA yang tak ingin keluar dari Zona Remaja nya, zona dimana para anak remaja bisa bersenang-senang sepuasnya. Tentang kisah kasih SMA, tentang cinta yang bertepuk sebelah...