ZONA REMAJA [COMPLETED]

25| BLACK WINGS

25. BLACK WINGS

“Jangan nantangin kami dengan hal kecil, kayak gini doang mah gak ada apa apanya"
-Jeka Ahmad Fakhrizal

         Ketujuh pemuda itu kompak datang terlambat. Tujuh motor gagah itu berjejer di depan gerbang sekolah. Siapa lagi kalau bukan geng rusuh bernama Black Wings. Ya mereka terlambat karena alasan yang berbeda tentunya.

Kalau Taehyung, karena lupa membawa ponsel. Jadi pulang lagi dan mengambil ponselnya.

Kalau Taeyong dan Yuta sih sudah jadi langganan terlambat, karena mengendari motornya dengan kecepatan rendah apalagi bangunnya tak tepat waktu.

Sementara Suga, Jimin dan Mingyu telat karena sibuk begadang semalam, balasin chat cewek.

Beda lagi sama Jeka, yang terlambat karena begadang untuk ulangan di hari ini. Jeka memang ambisius orangnya, dia gak mau kalah saing sama orang. Dia ingin jadi kebanggan ibunya, hanya ibu.

"Pak! Bukain dong pak! Udah tau lagi UKK pake ada acara ditutup gerbang segala!" teriak Taehyung.

"Gak bisa, bapak kan udah bilang. Kalau bapak bukain gerbang, bapak bisa kena denda" kata pak satpam.

"Tar gue bayarin dendanya pak!" sahut Jimin sok berduit padahal duit hasil jualan keliling doang aja.

"Kalau bapak gak bukain gerbang, terpaksa kita semua manjat ini pager" ucap Jeka menunjuk pagar hitam menjulang tinggi tersebut.

"Weh? Bisa memangnya?" tanya Pak satpam meragukan keahlian para anggota inti Black Wings.

Mingyu menyunggingkan senyuman, "bapak nantangin kita toh?"

Mereka saling melirik satu sama lain. Taehyung mengangguk, tanda jika ia menyetujui ucapan Jeka dan Mingyu barusan. Ketujuh pemuda itu melepas helmnya, menaruhnya diatas motor ninja milih mereka. Kemudian membenarkan rambut mereka agar terlihat rapi.

Taehyung menatap tajam satpam songong dan baru yang ditempatkan di sekolahnya itu.

"Sikat," titah Taehyung.

"Wokeh!" sahut Mingyu.

Langsung saja mereka memanjat pagar hitam dengan ujung runcing sedikit tajam. Mereka memanjat bersamaan, mengambil besi yang horizontal pertama, lalu lengan kanannya memegang besi horizontal kedua (terakhir sebelum besi runcing), ia loncat dengan tepat dan sama sekali tak terluka.