3. Banyak Hal yang Dipalsukan

1.2K 216 69
                                    

Tidak banyak yang berubah dari sebelumnya. Seokmin masih terpaku atas berkasnya di kantor. Berangkat di pagi hari dan pulang di sore hari.

Namun, pikiran itu kini telah terbagi menjadi dua.

Sosok Jisoo berhasil mengubahnya. Seokmin yang dulu tidak peduli sama sekali mengenai hal percintaan (yang ia anggap adalah sebagai salah satu cara membuang waktu paling aneh), kini malah menjadi pria uring-uringan. Tidak bisa melepas ingatannya sedikit pun mengenai Jisoo.

Dari awal pertemuannya, ucapan Jisoo yang hendak mengambil alih hati Seokmin namun enggan melepas sang kekasih dengan egois, sumpah serapah kedua sahabat, hingga sekarang orangtuanya dan orangtua Jisoo begitu mendesak agar pernikahan diadakan secepat mungkin.

Hidupnya yang berawal terasa aman damai, kini kehilangan zona nyaman. Bahkan tersesat lebih jauh, hingga tak tentu arah. Banyak mengumpat dalam hati, menginginkan zona nyamannya kembali dan mengembalikan otaknya yang bersih dari perasaan cinta.

Tok! Tok! Tok!

Seokmin sedikit merapikan jas yang ia kenakan. Memperbaiki posisi dasi yang sudah tak beraturan, akibat erangannya dengan tangan terus menerus nakal hendak melonggarkan benda pencekik leher itu.

"Masuk!" teriaknya.

Di sana, terdapat seorang gadis yang telah menjadi manajer pribadi Seokmin sejak awal ia mengemban posisi CEO muda. Memeluk erat setumpuk dokumen dengan senyuman yang entah kenapa seakan tak pernah pergi dari wajah manisnya.

Ya, memang manis. Tak kalah manis dari Hong Jisoo. Namun, tidak pernah berhasil menarik hati seorang Lee Seokmin.

"Ada banyak dokumen yang harus anda tandatangani." kata Jeonghan.

Seokmin mengangguk lalu menyambut dokumen yang dimaksudkan oleh Jeonghan. Membaca kertas-kertas itu sekilas, lalu menandatanganinya.

"Sepertinya anda sedang punya banyak masalah."

Melirik ke arah Jeonghan, Seokmin mendelik. "Bukan urusanmu."

"Memang bukan urusanku. Tapi kau tahu, apa pun yang menjadi urusanmu akan selalu menjadi perhatianku."

Nada bicara gadis itu mendadak berubah. Tanpa formalitas sama sekali, meski sedang bicara pada atasannya.

Terkekeh kecil, Seokmin mengembalikan dokumen tadi. Memberi sorot mata yang penuh dengan isyarat agar Jeonghan segera pergi meninggalkannya.

Karena nampaknya, gadis itu berubah menjadi sedikit lebih berani dari biasanya.

"Bisa kau tinggalkan aku sekarang? Kau membuat perasaanku semakin buruk."

Jangan salahkan cinta. Mereka hanya datang jika waktunya tiba.

Baru saling bertemu kemarin, jatuh cinta di detik itu juga, keesokan harinya harus memulai persiapan pernikahan. Apakah waktu memang berlalu begitu cepat? Atau hanya Seokmin yang menjalaninya nampak cukup tergesa?

Atas dorongan beberapa orang, mau tidak mau, Seokmin memulai segala persiapan pernikahan begitu pekerjaan di kantor telah selesai dituntaskan.

Tidak tuntas. Malah semakin semeraut akibat kemampuan berpikirnya yang tidak dapat berjalan dengan lancar hari ini. Berkelana ke mana-mana, tak tentu arah. Namun berakhir di tempat yang sudah terduga. Hong Jisoo.

Matanya berhasil membius Seokmin. Menyuntikkan racun dan menjalarkannya ke seluruh bagian otak, hingga siapa pun tak dapat menolaknya.

SEOKMIN (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang