15. Janji

1K 171 49
                                    

Menginjakkan kaki di Amerika Serikat untuk pertama kalinya, tidak menyurutkan keinginan Seokmin untuk terus berusaha menyelamatkan Jisoo.

Begitu turun dari pesawat, Seokmin langsung mengecek ponsel dan kembali mendapat pesan dari orang suruhannya. Dan kali ini membuat Seokmin jauh lebih terkejut lagi dari sebelumnya.

Orang suruhan Seokmin itu menginformasikan bahwa Jisoo sempat terjatuh akibat dorongan Hansol. Dia juga mengirimkan foto Jisoo yang sudah terduduk di halaman klub sebagai bukti nyata.

Mendatangi taksi yang terdapat di depan bandara, Seokmin menunjukkan lokasi di mana klub malam itu berada. Dan tidak lupa ia terus meracau, meminta si supir taksi untuk melajukan mobilnya secepat yang ia bisa.

Seokmin tidak mengerti kenapa Jisoo bisa sangat lama berada di klub malam itu. Dari club itu belum operasi, hingga sekarang jam menunjukan pukul 11 malam. Jisoo masih saja berada di dalam sana.

Ya, Jisoo tiba di Amerika pada dini hari dan mendatangi klub itu saat pagi hari, saat para pegawai klub masih berbenah. Tidak peduli dengan keadaan klub yang belum memiliki pengunjung satu orang pun. Ia memutuskan untuk tetap masuk dan begitu terkejut kenapa bisa Hansol berada di sana bersama seorang wanita.

"Di mana Jisoo?"

Seokmin begitu panik mendatangi orang suruhannya yang tengah duduk sambil mengamati salah satu kamar dari kejauhan.

"Bos, Jisoo dibawa Hansol ke dalam kamar itu!" Ujarnya. "Sudah sekitar 5 jam yang lalu dan sampai sekarang belum keluar juga."

Seluruh tubuh Seokmin mulai mati rasa.

Apalagi kalau tidak tengah melakukan hubungan seks? Tapi, bukan poin itu yang tengah Seokmin pikirkan. Ia sangat khawatir karena sekarang Jisoo tengah mengandung anaknya. Mengingat pesan dokter kandungan kemarin bahwa Jisoo tidak boleh melakukan hubungan seks yang terlalu keras, bukan tidak mungkin Hansol malah berpotensi untuk membahayakan anak biologisnya yang berada di dalam kandungan Jisoo.

"Tapi bos," bawahan Seokmin itu kembali bersuara.

"Tapi apa?"

Mengarahkan jari di antara banyaknya orang, "Hansol ada di sana. Aku tidak mengerti kenapa Jisoo belum juga keluar dari kamar itu sedangkan dia sudah beberapa jam lalu keluar." Paparnya. "Aku dengar dari beberapa orang di sini kalau Hansol adalah salah satu orang dalam yang sering menyediakan gadis untuk menjadi barang jualannya."

Mata Seokmin membulat sempurna. "Kenapa tidak bilang dari tadi, bodoh?!"

Berlari secepatnya untuk mendatangi ruang VIP yang di maksud, Seokmin mendobrak paksa pintu nan nampak kokoh itu.

"JISOO! KAU DENGAR AKU? BERTERIAK JIKA KAU ADA DI DALAM!"

Tanpa Seokmin duga, "SEOKMIN, TOLONG AKU! AKH!"

Demi Mingyu yang jutaan kali ditolak oleh Wonu, Seokmin tidak bisa mendeskripsikan bagaimana lagi perasaannya. Bercampur aduk; marah, sakit, khawatir, menjadi satu.

Brak!

Pintu itu akhirnya berhasil dibuka setelah beberapa kali Seokmin coba mendobrak dibantu oleh bawahannya. Laki-laki bangir itu langsung masuk ke kamar dan mendapati Jisoo yang sudah tak berdaya di sana.

"Dasar keparat!"

Brugh!

Seokmin hilang kendali. Mendaratkan pukulannya bertubi-tubi, ia sudah tidak peduli apakah si bule yang sudah membeli Jisoo itu mengerti umpatannya atau tidak.

Beruntung Seokmin memiliki seorang bawahan yang cukup bisa diandalkan dalam hal bertarung. Dibantu oleh orang suruhannya itu, Seokmin berhasil menghabisi si pria Amerika dalam keadaan yang masih belum mengenakan sehelai benang pun di tubuh besarnya.

SEOKMIN (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang