"Menurut laporan keuangan periode ini, perusahaan mengalami penurunan sebesar 5 persen dari periode sebelumnya. Kita harus bertindak sebelum perusahaan benar-benar berada dalam grey area."
Seokmin tak hentinya membolak-balikkan laporan keuangan periode terakhir yang telah sampai ke tangannya. Sedikit meringis melihat bagaimana angka-angka itu mulai menunjukkan statis penurunan yang tergolong tajam.
Tentu ia menyalahkan diri sendiri. Terlalu fokus pada perasaan hati yang sejak kemarin melonjak akibat berkenalan dengan Jisoo, sungguh membuat Seokmin tak bisa bekerja dengan baik. Ditambah lagi kedatangan Hansol yang menghancurkan segalanya. Hati Seokmin kalut, khawatir jika pemuda Amerika-Korea itu akan menarik dan membawa Jisoo pergi.
"Bagaimana dengan target bulanan? Juga tidak tercapai?"
Jeonghan menggeleng dengan senyuman tipis di bibir merahnya. "Aku rasa kehadiran Jisoo membuat pikiran anda sangat kacau. Dengan begitu, bukankah seharusnya anda sadar bahwa dia bukanlah wanita yang pantas untuk mendampingi anda kelak?"
"Apa maksudmu?"
Seokmin memandang Jeonghan seduktif. Mulai menahan amarahnya. Cara bicara gadis itu memang begitu sopan. Namun, tidaklah ramah di telinga atasannya. Dan jujur saja, Seokmin begitu sensitif atas segala hal yang berhubungan dengan Hong Jisoo. Tidak boleh ada yang memandang remeh si manis sedikit pun.
Wanita Yoon itu mendesah pelan. Tatapan ramahnya pada Seokmin, mulai memudar. Tergantikan oleh senyuman nakal, berusaha menggoda. Jeonghan mendekat dengan senyum yang tak pernah hilang dari wajah cantiknya.
Sosok itu memang begitu terbiasa dengan pakaian super minim saat bekerja di kantor. Seokmin pun sudah seperti terbiasa memandangnya.
Menghentikan langkah tepat di hadapan Seokmin, ia membungkuk untuk menyamakan tinggi badan dengan sang atasan yang masih duduk nyaman. Menampakkan gelombang indah payudara miliknya, jelas meronta hendak keluar.
Namun, Seokmin tak bergeming sedikit pun.
"Aku bisa memberikan apa pun yang bos minta, termasuk harga diriku," bisiknya.
Seokmin terkekeh kecil mendengar ucapan itu. Menggidikan bahu, lalu bersandar nyaman di kursi kebesaran. "Kau sudah tidak punya harga diri, Yoon Jeonghan. Jadi tidak ada yang bisa kau berikan untukku."
Meraih dagu Seokmin, Jeonghan mengecup bibir atasannya itu sekilas.
Plak!
"Aaa!"
Teriakan itu seolah alarm bahwa batasan tanpa celah masih berdiri kokoh antara dirinya dan Seokmin.
"Kau gila?" Putra tunggal Lee itu marah. "Aku bahkan tidak pernah berani mencium Jisoo terlebih dulu, meski aku benar-benar gila padanya. Dan kau?"
"Aku lebih dari gila padamu! Kau puas?" Teriak Jeonghan. "Berhentilah menyebut nama wanita itu, Lee Seokmin! Aku sudah bertahun-tahun bekerja di sini dan selama itu pula aku berusaha untuk menarik perhatianmu!"
"Keluar sekarang, atau aku sendiri yang akan menyeretmu keluar?"
"Seok, aku-"
"Keluar! Kau dipecat!"
Sekarang, aku mulai membenci hidupku.
Begitu mendapat pesan singkat dari Hansol untuk bertemu, Seokmin segera meraih kunci mobil dan mendatangi tempat yang sudah ditentukan sendiri oleh pria bule itu. Sebenarnya, Seokmin ragu. Rasa sakit yang ia rasakan masih saja menumpuk-membendung tinggi, sadar bahwa orang yang dicintai Jisoo bukanlah dirinya, tapi Hansol.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEOKMIN (✓)
Fanfiction[Seoksoo GS Fanfiction] Banyak yang bilang kalau cinta pertama itu tidak akan pernah berhasil. Berbanding terbalik dengan Lee Seokmin yang begitu meyakini cinta pertamanya, Hong Jisoo. Merelakan Jisoo yang telah berstatus sebagai istri sahnya untuk...