Part 28

777 96 4
                                    

Mian typo bertebaran


Jungkook POV

"Jungkook-ssi, ada yang mencarimu"

"Siapa?" Tanyaku ketika lelaki itu sedang memborgol kedua tanganku.

"Seorang gadis" sontak aku menatapnya tapi ia sama sekali tak mempedulikannya.

"Aku tak mau menemuinya"ucapku datar namun sedikit keras.

Apa kalian pikir aku tau siapa gadis itu? Hah, tentu saja tidak! Hanya saja aku sedang tak ingin menemui siapa-siapa.

"Tapi sayangnya kau harus!" Ujar pria ini lantang.

Dan kemudian membawaku keluar dari ruangan yang sangat aneh itu termasuk meninggalkan Taehyung Hyung yang keadaannya masih seperti sebelumnya.

Selama perjalananku menuju ruangan pengunjung, aku hanya bisa menunduk menatap lantai yang terus bergerak sesuai dengan gerak kaki ku melangkah.

Tak tau perasaan apa yang muncul saat ini. Yang jelas, jantungku berdebar dan aku sangat gugup.

Apa seperti inikah rasanya saat orang-orang sedang mengikuti sebuah audisi? Aku rasa iya.

Karna terlarut memikirkan perasaanku, tanpa sadar aku sudah duduk didepan seorang gadis yang mengunjungiku.

Sama seperti awal perjalanan, aku masih terus menundukkan kepalaku. Dan kali ini aku tak menatap lantai, melainkan menatap tanganku yang terbogol diatas meja.

5 menit telah berlalu. Posisiku masih sama seperti saat aku mulai duduk.

Dan kurasa gadis itu juga sama.

Mungkin, dia sedang memikirkan kalimat apa yang akan pertama kali dia ucapkan.

Oke, ini hanyalah pemikiran ku saja.

Karna tanpa kuduga, gadis didepan ku ini sedang menggenggam kedua tanganku dengan tangan lembut miliknya. Lalu kemudian dia berkata..
"Lama tak bertemu Jungkook"

Terkejut?

Penasaran?

Merasa tak yakin?

Kuputuskan untuk segera melihat gadis didepan ku ini.

"Sin...b?? Kau, sudah membaik?" Ucapku yang merasa tak yakin akan hal ini.

Benarkah ini Sinb? Ini bukan sebuah hayalanku, kan?

"Seperti yang kau lihat sekarang. Aku sangat baik" kali ini dia memberikan senyuman hangatnya dan mengelus tanganku pelan.

Aku tertegun.

Sangat tertegun.

Ini benar nyatakah? Atau hanya ilusi semata karna aku selalu memikirkannya?

Aku masih terpaku melihatnya walau tatapan lesuku begitu menghiasinya.

"Ya! Apa kau sakit? Kau sangat terlihat tak baik. Tanganmu juga hangat. Apa kau benar-benar sa--"

Ucapannya terhenti kala tangan ku dengan cepat menahan tangannya yang hendak memeriksa suhu tubuhku.

Aku sengaja melakukan hal itu karna aku ingin menggenggam tangannya lebih lama.

"Apa kau mengkhawatirkan ku?" Tanyaku sembari menahan kuat linangan air mata yang akan jatuh ini.

"Iya. Sangat. Sangat mengkhawatirkanmu" Tangan yang ku genggam ini bergerak mengelus wajahku.

Air mata yang sudah ku tahan-tahan, akhirnya jatuh dengan bebas. Jantungku berdegup begitu kencang. Tak ada alasan lagi mengapa jantungku seperti ini.

A Detective And A Murderer✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang