Niatnya selama beberapa minggu yang tersisa ini gue mau fokus belajar SBM :')
Tapi apa mau dikata, otak gue kebagi dua antara belajar sama ide yang terus ngalir
Rada keganggu, jadi yaudah bablas ae
Silahkan nikmati sajiannya gaes
✊✊✊✊✊✊✊✊✊✊✊
“Berbaringlah. Sebentar lagi kami akan membawamu ke ruang operasi.”
Jungkook menurut kemudian berbaring setelah selang infus kembali menancap di pembuluh darahnya. Wanita berseragam khas perawat itu membenahi posisi bantal kepala Jungkook, memastikan Jungkook berada dalam posisi ternyamannya. Setelahnya, ia melangkah keluar dengan suara langkah kaki yang terdengar begitu nyaring di telinga Jungkook. Meninggalkan Jungkook sendirian di dalam ruangannya.
Jungkook dengan tubuh yang terbalut kaos berwarna hijau terlihat begitu berbeda. Terutama dengan perban yang melingkar di kepala dan melewati bagian mata serta atas telinganya. Rambut di bagian kening tampak menjadi lebih pendek dari biasanya setelah suster itu memotong rata poninya dengan alasan agar tidak mengganggu pada saat operasi nanti.
Iya, dalam hitungan menit Jungkook akan segera melakukan operasi pencangkokan mata. Tepatnya siang ini sekitar pukul dua seperti yang sudah dijadwalkan.
Harusnya Jungkook merasa senang sebab dalam beberapa jam atau paling lama dalam hitungan hari ia akan bebas dari kegelapan yang menyelimutinya. Ia akan kembali menemukan warna-warni dunia yang membuat dirinya terus memekik senang seperti bocah berumur 7 tahun.
Harusnya Jungkook senang karena ia akan kembali bisa melihat.
Pada kenyataannya, bukan itu yang Jungkook harapkan.
Ia sudah tidak peduli dengan kecacatannya. Ia tidak peduli dengan bagaimana hidupnya berjalan hanya dengan empat indera yang berfungsi.
Jungkook hanya menginginkan satu hal.
Ia ingin Taehyung ada dihadapannya, berdiri tepat didepannya, memegang tangannya.
Ia ingin Taehyung tersadar dari tidur panjangnya.
Akan tetapi, sampai saat ini, nyatanya tidak ada kabar bahagia yang sampai ke telinganya. Tidak ada pekikan kesenangan sang kakak yang mengatakan bahwa Taehyung telah sadar dan operasi untuknya dibatalkan. Baik Seokjin dan Namjoon, keduanya tidak lagi muncul dihadapan Jungkook sejak kemarin saat mereka membawanya kembali kemari. Menyuruhnya beristirahat kemudian menghilang tanpa jejak seolah sedang diburu sesuatu. Mereka lenyap bagai ditelan bumi.
Hanya ada dua perawat yang sejak semalam mengurusnya. Menggantikan pakaiannya dan menyiapkan segala keperluannya untuk menjalani operasi nanti. Bahkan Seokjin yang biasanya sensitif saat Jungkook harus disentuh dan dirawat orang lain pun tidak terdengar umpatan kekesalannya.
Mengapa?
Jungkook tak pernah menginginkan operasi ini dilakukan.
Mungkin jauh di lubuk hatinya, ia berteriak bahwa ia membenci semua kegelapan yang menghalangi pandangannya. Mungkin, hati kecilnya menangis saat ia tidak lagi bisa melihat senyuman manis itu terukir di wajah kakaknya.
Jungkook pun tidak bisa berkilah bahwasanya saat sang kakak memberitahunya tentang operasi ini dulu, ia merasa begitu senang. Sampai ingin rasanya ia berteriak pada dunia dan memamerkan betapa bahagianya ia saat itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
By Your Side [Vkook]
FanfictionAku dapat mendengar keributan kecil terjadi disekitarku. Kurasakan sedikit guncangan pada ranjang tempatku berbaring. Seseorang mengangkat tanganku dan mengelus nya lembut kemudian berkata, "Kita akan membuka perban matamu hari ini". Saat itulah aku...