Day 3

6K 607 27
                                        

Hai haii

Kita berjumpa lagi

Eeaa

Gue bakal gantian up work ini sama work Minyoon tiap minggu

Jadi jangan bosan nunggu ini up ya


Terima kasih banyak atas dukungannya 🙏🙏🙏🙏







Happy reading

Enjoy it



👋👋👋👋👋👋👋👋👋👋👋👋👋👋👋













Ceklek

Namjoon baru saja keluar dari sebuah ruangan bertagar ICU. Dengan jas lab putih menjuntai menutupi tubuhnya, ia berjalan menghampiri seseorang yang telah menunggu kedatangannya tepat di depan ruangan tersebut.

"Bagaimana?", Tanya Seokjin dengan penuh harap.

Namjoon menatapnya iba kemudian menggeleng sebagai jawaban dari pertanyaan Seokjin.

"Tidak ada perkembangan sama sekali. Pada titik ini, hidupnya benar-benar bergantung pada peralatan medis. Dia tidak akan bertahan lebih lama lagi, Hyung"

Seokjin menunduk sedih. Air mata mulai menggenang di pelupuk matanya.

"Hyung..."

"Bagaimana... Bagaimana aku akan mengatakannya pada Jungkook...."









.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


















Jungkook menghirup udara sebanyak-banyaknya. Menikmati betapa sejuk dan segarnya udara yang bergerak bebas disekitarnya. Hamparan tanah berselimutkan rumput hijau serta beberapa jenis bunga berbagai warna yang indah membentang sejauh mata memandang. Menghadirkan perasaan nyaman sekaligus tenang bagi siapapun yang melihatnya. Tak terkecuali Jungkook.

Dengan posisi duduk seraya meluruskan kedua kakinya dengan tumpuan tangan di belakang tubuhnya, Jungkook menengadahkan kepalanya. Terpejam menikmati hembusan angin sejuk yang menerpa kulit wajahnya. Ia sangat menikmatinya. Mengabaikan fakta bahwa hari semakin petang.

Suara gesekan dedaunan serta rerumputan yang menari mengikuti alunan angin sebagai pengiring mereka, cukup membuat Jungkook merasa hampir mendatangi mimpi indahnya. Tanpa ia sadari, tubuhnya pun jatuh terkulai. Terbuai pada sensasi menakjubkan yang ia rasakan. Dengan mata yang masih tertutup rapat, nafasnya perlahan mulai teratur. Pertanda bahwa ia akan segera memasuki alam mimpi indahnya.

"Kookie...".

Sampai sebuah suara memanggil namanya. Anehnya, Jungkook tak menolak sama sekali. Ia bergumam sebagai jawaban. Entah apa yang merasukinya, suara itu membuatnya melupakan kenyamanan yang sebelumnya ia rasakan. Membawa kelopak matanya untuk kembali terbuka secara utuh hanya untuk mendapati betapa silaunya cahaya matahari yang masih mengudara bebas di atas sana. Refleks, ia menaruh satu tangannya di depan wajahnya. Mencoba menghalangi cahaya matahari yang baru ia rasakan menyengat ke sekujur tubuhnya.

"Kookie-ya...".

Seseorang datang menghampirinya. Berdiri tepat dihadapannya dengan sebuah senyuman berbentuk kotak aneh dan deretan gigi putih yang menyapa ramah. Namun, Jungkook tak dapat melihat wajahnya dengan jelas. Pantulan cahaya matahari membuat setengah wajah sosok tersebut menghitam dan membuat pandangannya buram. Sekuat apapun Jungkook mencoba untuk menahan kilauan cahaya matahari yang menusuk tepat ke retina matanya, ia tetap tak mampu untuk mengenali wajah tersebut secara utuh. Namun, Jungkook tahu bahwa ia sangat mengenal sosok tersebut. Terbukti dari dirinya yang ikut tersenyum ketika sosok juga tersenyum ke arahnya. Hangat, senyumannya membuat hati Jungkook menghangat.

By Your Side [Vkook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang